Hantu Komunisme

COWASJP.COM – ockquote>

"A spectre is haunting Europe, the spectre of communism", Sesosok hantu tengah mengejar Eropa, hantu komunisme".

KALIMAT  itu ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels dalam pembukaan "Communist Manifesto" 1848.

Lebih dari dua abad sejak manifesto diumumkan, komunisme terus menjadi hantu yang menakutkan bagi rezim apapun. Ketika itu, rezim monarki yang diwakili kekaisaran Rusia dan raja-raja Eropa, rezim "agama" yang diwakili oleh kepausan Vatikan, dan kekuatan-kekuatan agama yang lain, langsung bersiaga menghadapi kemunculan komunisme.

Rumusan komunisme yang mengedepankan materialisme dan pertentangan kelas antara buruh yang proletar dan kelompok borjuis yang kapitalis, sangat menarik minat dan perhatian banyak kalangan buruh dan kelompok miskin.

Pada waktu itu, kemiskinan dan kemelaratan meluas di Eropa karena rezim monarki yang korup dan represif. Kapitalisme yang tumbuh subur melalui industrialisasi membuat masyarakat terbelah antara buruh dan pemilik modal. Penderitaan meluas dan perbedaan kaya miskin menganga.

Pada kondisi seperti itulah Marx memunculkan komunisme. Sebuah tawaran yang menggiurkan bagi orang-orang yang hidup susah. Mereka diiming-imingi dengan sebuah kondisi dimana semua orang hidup secara komunal, sama rasa sama rata.

foto-ilustrasi-Karl-MaxxSgqk.jpg

Ilustrasi Karl Marx. (Foto: salon)

Dalam kondisi susah, siapa yang tak tertarik oleh iming-iming itu?

Rakyat yang suah itu bekerja belasan jam dengan gaji kecil dan kondisi hidup yang pedih. Mereka hanya punya tenaga untuk diburuhkan. Sementara para borjuis pemilik modal dan penguasa alat produksi hidup enak, mewah, ongkang-ongkang.

Marx merumuskan materialisme sejarah dengan mendapatkan inspirasi dari Hegel yang merumuskan trilogi tesa-antitesa-sintesa. Antara kekuatan buruh dan pemilik modal akan terjadi pertempuran dalam revolusi, dan, menurut Marx, pemilik modal akan musnah dikalahkan, lalu lahirlah sintesa baru masyarakat komunisme yang serba nyaman. Sesederhana itulah pemikiran komunisme.

Sejak itu hantu bergentayangan di Eropa, ketakutan menghantui rezim-rezim monarki dan rezim yang otoriter.

Revolusi industri telah melahirkan kemakmuran tapi juga melahirkan kemelaratan. Inilah ladang komunisme. Karena itu, para kapitalis borjuis itu ingin menghapus kemelaratan, bukan untuk apa-apa, tapi sekadar agar hantu itu pergi.

Sistem kapitalisme-liberal yang sangat keras itu mengoreksi diri dengan melahirkan konsep negara kesejahteraan, welfare state. Negara--yang semula hanya peduli untuk mengakumulasi modal sebanyak mungkin dan melahirkan kelas atas yang kaya raya--akhirnya peduli terhadap penderitaan rakyatnya dan mengalokasikan anggaran untuk menyejahterakan rakyat yang menderita.

Akibat depresi ekonomi 1930 penderitaan dan kemelaratan memuncak luar biasa. Hantu komunisme siap menerkam. Kapitalisme berada di jurang kehancuran.

Benarkah? Tidak. Kapitalisme berbenah cepat. Seorang ekonom brilian, John Maynard Keynes mengusulkan agar negara mengalokasikan anggaran untuk membantu mengatasi kemiskinan. Negara harus mengalokasikan anggaran untuk menggerakkan sektor ekonomi supaya menghasilkan lapangan pekerjaan yang menyerap pengangguran.

John-Maynard-Keynes-study5nK26.jpg

John Maynard Keynes. (Foto: study)

Ekonomi "Keynesian" menyelamatkan kapitalisme dan mengusir (sementara) hantu komunisme. Eropa selamat dari kehancuran akibat depresi dan ekonomi kembali tumbuh menuju kesejahteraan baru.

Kapitalisme semakin berkibar. Tapi komunisme pun tumbuh subur. Sampai akhirnya pada 1990 Uni Soviet ambruk dan negara-negara komunis di Eropa Timur berguguran.

Francis Fukuyama memproklamasikan bahwa sejarah telah berakhir, The end of History, dengan ambruknya komunisme maka liberalisme-kapitalisme menjadi juara dunia dan satu-satunya ideologi dunia.Itulah keyakinan Fukuyama. Sangat kontroversial tapi diyakini kebenarannya oleh banyak kalangan.

--Dr-Francis-Fukuyama-youtubesoDWq.jpg

Francis Fukuyama. (Foto: youtube)

Ketika kemudian terjadi serangan terhadap menara World Trade Center di New York orang terperangah. Islam pun disebut-sebut akan menjadi "penantang serius'' kapitalisme-liberalisme.

Apakah komunisme telah mati? Rezim-rezim memang sudah bertumbangkan, tetapi sebagai ideologi, komunisme masih hidup dan tetap akan hidup sebagaimana isme-isme dunia lainnya. Memang di Rusia dan Eropa Timur pernik komunisme sudah menjadi suvenir. Tetapi gagasan komunisme masih tetap hidup dengan berbagai variannya. China masih tetap komunis, Kuba tetap komunis, Vietnam pun tetap komunis.

Sebagaimana kapitalisme yang bermetamorfosis, komunisme pun bermetamorfosis dalam berbagai bentuk. China komunis dalam ideologi tapi liberal di bidang ekonomi. Pun pula Vietnam yang sekarang menjadi macan di Asia Tenggara. Kuba sudah membuka diri terhadap Amerika, dan era Fidel Castro berakhir, tapi Kuba akan tetap menjadi negara sosialis.

Hantu komunisme akan tetap ada selama ketidakadilan dan kesenjangan ekonomi masih ada. Celakanya, kesenjangan ekonomi dan kemelaratan bukannya menurun tapi malah makin lebar dan besar. Bahkan di Amerika pun kesenjangan semakin lebar dan keprihatinan terhadap kesenjangan itu makin meluas di seluruh dunia.

Di Indonesia kesenjangan dan kemelaratan menjadi keprihatinan. Ketidakadilan distribusi ekonomi sangat mengkhawatirkan. Orang melarat semakin banyak, orang susah ada dimana-mana.

Selama kondisi ini masih tetap ada, hantu komunisme akan tetap membayangi bangsa Indonesia.

Sejarah sudah mencatat bahwa komunis telah melakukan makar dan pengkhianatan terhadap bangsa Indonesia. Luka sangat dalam masih belum benar-benar pulih. Hantu masih membayangi punggung kita. Kita tetap harus waspada. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda