Ingin Bangun Poros Baru, Poros Saunesia

Bocah Ndeso Itu Jadi Dubes RI untuk Kerajaan Saudi (2)

Penulis (kiri) bersama Dubes RI untuk Kerajaan Saudi dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Agus Maftuh Abegebriel dan isteri Luluk Muniroh. (Foto: Koleksi Erwan CowasJP)

COWASJP.COM – style="text-align:center">Ingin Bangun Poros Baru, Poros Saunesia

Oleh: Erwan Widyarto

MENJADI duta besar di Arab Saudi banyak tantangannya. Banyak sekali masalah yang akan dihadapi. Yang selalu muncul secara rutin setiap tahun adalah persoalan haji. Demikian disampaikan Prof. Dr. Amin Abdullah saat diminta menyampaikan pesan kepada Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Saudi Arabia dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Agus Maftuh Abegebriel.

‘’Jadi Pak Dubes Agus Maftuh pasti akan menghadapi hal ini. Nanti, begitu sudah tugas di sana akan tahu lebih detil. Kementerian Luar Negeri seperti apa, Kementerian Agama bagaimana, DPR bagaimana, semuanya akan terlibat dalam urusan haji ini,’’ urai Amin Abdullah yang beberapa kali menjadi Tim Pengawas masalah haji.

Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini lantas menambahkan. Selain masalah haji, yang lagi tren saat ini sudah pasti soal ISIS. Juga soal hubungan Arab Saudi dengan Iran, soal relasi sunni-syiah. Soal Arab Saudi yang mengirimkan pasukannya ke Yaman, ke Suriah. ‘’Bu Menlu Retno Marsudi sendiri yang membawa surat itu (ke Kerajaan Saudi). Ini menyangkut tugas Indonesia sebagai penengah dalam soal Sunni-Syiah. Kalau dulu dibawa sendiri oleh Bu Menlu, besok Pak Dubes yang akan melanjutkan. Sudah pasti bukan tugas yang ringan,’’ tambah Amin.

Begitu pula tugas di Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar, Indonesia seharusnya memainkan peran yang lebih dominan di OKI.

Kolega Agus Maftuh lainnya berpesan soal ketimpangan hubungan Indonesia dengan Arab Saudi. Ketimpangan tersebut menyebabkan posisi Indonesia kurang menguntungkan. Seakan-akan Indonesia yang lebih membutuhkan Arab Saudi dan bukan sebaliknya. Padahal semestinya haruslah Arab Saudi juga membutuhkan Indonesia. Sebagai negara dengan umat muslim terbesar, pasti bisa lebih meningkatkan posisi ini di hadapan Arab Saudi.

Sejumlah masukan tersebut ditanggapi langsung oleh Agus Maftuh. Ia menampilkan paparan mengenai tugas dan isu yang akan dihadapinya. Dalam paparan itu terlihat 10 isu besar yang akan dihadapi Agus Maftuh sebagai dubes. Di antaranya ada yang terkait dengan agenda-agenda OKI, investasi, kerjasama pertahanan, masalah minyak, operasi desicive storm dan haji. ‘’Ini ethok-ethoke cah ndeso memaparkan peta persoalan di sana. Insya Allah doa para hadirin akan menjadi energi luar biasa bagi saya dalam menjalankan amanah ini,’’ tegas Agus.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan isteri bersama Dubes RI untuk Kerajaan Saudi Agus Maftuh dan isteri. (Foto: Erwan CowasJP)

 

Soal ketimpangan hubungan Indonesia-Arab Saudi, Agus Maftuh memaparkan bagan unbalance condition itu dari sisi investasi. Kondisi tersebut memang sudah berlangsung lama. Bahkan pada tahun 2014, terjadi ketimpangan yang sangat besar. Mencapai minus tujuh puluh triliun rupiah. Rupanya, Agus Maftuh benar-benar telah menyiapkan dirinya menghadapi berbagai masalah yang akan dihadapinya sebagai duta besar.

Ketika melakukan fit and proper test di hadapan Komisi I DPR RI, Agus Maftuh memaparkan The Axis of Saunesia (Saudi – Indonesia). Poros Saunesia ini meliputi diplomasi politik, ekonomi, sosial, kebudayaan (civilization), kemanusiaan (humanitarian) dan perdamaian (peace). ‘’ Ini poros baru. Poros Arab Saudi-Indonesia yang meliputi banyak aspek itu,’’ urai Agus Maftuh yang menjadi dubes atas rekomendasi Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Muhaimin Iskandar.

Agus Maftuh dilantik bersama 33 dubes lainnya oleh Presiden Jokowi 13 Januari 2016. Agus Maftuh berangkat ke posnya sebagai duta besar di Riyadh pada 28 Februari 2016. Selamat bertugas Gus Agus Maftuh! (bersambung)

Sebelumnya:

http://bocah-ndeso-itu-jadi-dubes-ri-untuk-kerajaan-saudi-1/

http://bocah-ndeso-itu-jadi-dubes-ri-untuk-kerajaan-saudi-3

 

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda