Tirai Keluarga
Ia garuk-garuk kepala. Lalu mengelus jenggot. Diam menerawang. Berpikir keras. Lama.
SelengkapnyaIa garuk-garuk kepala. Lalu mengelus jenggot. Diam menerawang. Berpikir keras. Lama.
SelengkapnyaDulu saya suka heran membaca berita: Arab produksi sayur-mayur. Rupanya di sini: di provinsi Qassim ini –Buraydah ibu kotanya.
SelengkapnyaApa boleh buat. Pasrah. Tawakal. Sudah takdirnya begitu. Move on.
SelengkapnyaSaya masih terpaku pengalaman lama: proses di imigrasi bandara Jeddah tidak bisa ditebak: berapa lama. Kalau naik kereta yang jam 13.00 khawatir tidak keburu.
SelengkapnyaTapi yang saya naiki kemarin itu pesawat komersial. Perasaan penumpang harus dipertimbangkan.
SelengkapnyaRisang memang masih berpegang pada prinsip lamanya: cara biasa tidak akan bisa menyelesaikan persoalan.
SelengkapnyaSemua orang kini punya medianya sendiri-sendiri. Independen. Hilanglah adagium lama: siapa menguasai media ia/dia menguasai dunia. Omon koson.
SelengkapnyaUntuk jangka SANGAT pendek –mengatasi kenaikan harga beras yang tertinggi saat ini: impor.
Selengkapnya