Perangko Lelap

Umm Al Ramth Wildlife Sanctuary, cagar alam di tengah padang pasir. (FOTO: wafyapp.com)

COWASJP.COM – ''PENGALAMAN membentuk ekspektasi''.

Untuk kembali ke Makkah saya siap mental dapat kursi pojok paling belakang tanpa jendela. Toh saya masih membawa jendela 7-i ke mana-mana.

''Bahagia adalah mendapatkan kenyataan melebihi ekspektasi''.

Hari itu saya bahagia sekali: dapat kursi seperti yang saya inginkan. Nomor 6. Sisi kanan. Saya menghindari sisi kiri. Perjalanan bus ini 13 jam. Ke arah barat. Matahari di sisi kiri.

Begitu masuk bus kebahagiaan saya bertambah-tambah: penumpangnya hanya enam orang. Padahal jendelanya 16. Berarti saya sendiri bisa dapat 10 jendela. Penumpang lain cukup saya beri masing-masing satu.

Saya langsung duduk bersila di kursi itu. Dua kursi milik saya seorang diri. Hati berbunga-bunga. Apalagi sudah ada kacamata kuda.

Tiba-tiba saya sedih: alangkah ruginya pengusaha bus ini. Perjalanan 13 jam hanya mengangkut 6 orang. Ini tidak boleh terjadi. Lama-lama rute ini bisa ditutup. Orang seperti saya akan dirugikan.

Saya juga sudah siap mental: hanya akan melihat padang pasir dan padang pasir. Ternyata tidak. Tidak sama dengan jurusan Madinah-Buraydah. Untuk Riyadh-Makkah terlihat lebih banyak kota-kota kecil. Kampung di tengah padang pasir.

Mungkin ini rute tradisional sejak kabilah-kabilah zaman onta.

Tentu saya sering melihat Google Map: sudah sampai di mana. Saya tahan mata ini untuk tidak tidur. Sebentar lagi saya akan menjadi sedikit orang Indonesia yang pernah melihat Wildlife Sanctuary. Namanya: Umm Al Ramth Wildlife Sanctuary.

Saya cari Wikipedia: sedikit sekali informasi tentang cagar alam di tengah padang pasir ini. Itulah cagar untuk melindungi binatang pengungsi. Khususnya burung yang menghindari wilayah dingin.

Padahal, di peta, cagar itu luas sekali. Baik yang kiri maupun yang kanan jalan. Saya perkirakan setidaknya satu jam penuh bus akan melewati di tengahnya.

Sudah enam jam perjalanan bus dari Riyadh. Mungkin hanya empat jam kalau pakai mobil BYD. Bus berbelok ke restoran. Di pinggir jalan. Saya tidak ingin makan. Saya sudah bawa roti lebar di tas kresek. Tidak pula ingin ke toilet. Barusan ke toilet di dalam bus –di sebelah tangga turun nan curam di bagian tengah bus.

Penumpang di depan saya kembali naik bus. Ajak saya turun. Juga mengajak satu penumpang lagi. Untuk sama-sama masuk resto setengah lungset itu. Saya lihat gambar-gambar besar yang dipajang: serba makanan Arab. Atraktif.

Yang mengajak saya itu orang Yaman. Tinggi, langsing, setengah baya, ganteng. Satunya lagi pendek, kecil, hitam, selalu bicara keras di HP. Ia orang Sudan.

Rupanya si Yaman tadi sudah memesan satu porsi nasi briyani. Porsinya besar. Satu nampan. Dua ekor ayam panggang menghiasi di atasnya. Ia perlu teman untuk menghabiskannya.

Tidak habis juga. Pun separonya.

Kami berlomba lari ke kasir. Si Yaman lebih dulu menjulurkan uang 100 riyal. Saya tepis tangannya. "Saya yang bayar," kata saya. Tidak hanya di dalam hati. Ia ngotot. Bahasa Arabnya lebih bisa dipahami kasir. Jadilah lagi-lagi saya makan gratisan. Pun nun di tengah padang pasir.

"Mau umrah?" tanya si Sudan setelah makan.

Saya mengangguk.

"Mau umrah juga?" tanya saya ke yang si Yaman.

"La," jawabnya.

Selesai makan, si Yaman bicara dengan awak bus yang lagi makan di lesehan sebelah. Ia memberi tahu awak bus bahwa saya mau umrah.

Saya paham: agar bus berhenti di tempat miqat. Yakni tempat di mana orang yang akan umrah harus ganti ke pakaian ihram. Tanpa pakaian ihram umrahnya tidak sah.

Saya memang sudah bawa pakaian ihram: dua lembar kain putih. 120 x 240 cm. Satu untuk bagian bawah badan. Satunya lagi untuk bagian atas. Tidak boleh ada pakaian dalam.

Ada aturan: bus umum harus berhenti di miqot kalau salah satu penumpangnya ada yang mau umrah.

Saya tadi belum sempat memberi tahu awak bus. Juga karena saya punya rencana tersendiri.

Resto itu sudah begitu dekat dengan cagar. Di dalam bus mata saya pindah-pindah: ke layar hp dan ke layar ufuk. Saya bayangkan cagar itu nanti akan sangat menakjubkan: binatang-binatang liar, buas, aneh, langka. Atau ribuan burung yang lagi beterbangan. Mungkin juga banyak tanaman langka di situ.

Layar HP pun menunjukkan posisi: bus sudah berada di dalam wilayah cagar alam. Saya menatap ke luar: sama saja. Padang pasir juga. Yang itu juga. Tidak ada bedanya dengan ke mana pun mata memandang.

Pun satu jam kemudian. Dua jam berikutnya. Cagar dan bukan cagar tidak bisa dibedakan.

Setidaknya saya sudah punya pengalaman memasuki cagar terbesar di Timur Tengah.

Dan bus ini akan berhenti di Taif –kota pegunungan 1,5 jam sebelum Makkah. Inilah harapan baru. Setelah harapan lama lewat dengan hampa. Taif. Begitu terkenal namanya. Kota wisata. "Seperti Batu di Malang," kata banyak orang yang belum pernah ke Batu.

Taif di depan mata. Hampa lagi.

Hari sudah gelap. Gulita. Tanggal sudah tua. Bulan tidak kelihatan, pun sabitnya. Di dalam gelap itu Taif tidak seperti Batu.

Tapi, dalam gelap pun, bus tahu di mana terminal Taif. Si Yaman ternyata turun di situ. Satu-satunya penumpang wanita juga turun. Pun dua penumpang lagi. Tinggallah saya dan si Sudan di dalam bus besar menuju Makkah.

Gelap.

Kosong gelondang.

Si Sudan jauh di depan. Si Nusantara di belakang.  Ini saatnya beraksi. Tanpa risi. Saya pun mencopot semua pakaian. Lalu saya kenakan ihram. Beres. Tidak perlu lagi bus harus berhenti di miqat –kira-kira setengah jam lagi dari Taif. Tepatnya di Sail Al Kabeer. Hemat waktu.

Sampai Makkah sudah jam 22.00. Perangko belum bisa bertemu amplop.

Mas Bajuri dari Bakkah dan Mas Sodiq dari Harian Memorandum menjemput saya di terminal. Mereka mau menemani saya umrah.

"Sendirian saja," jawab saya. Mereka sudah lelah mendampingi rombongan Bakkah.

Saya pun langsung ke masjid Al Haram seorang diri: tawaf –mengelilingi Kakbah tujuh kali.

Saya doakan si perangko. Juga anak-anak perangko. Cucu-cucu. Orang-orang terbaik. Sahabat-sahabat. Perusuh.

Lalu saya masih harus Sa'i: tujuh kali jalan kaki dari bukit Sofa ke bukit Marwa. Begitulah dulu istri Ibrahim (Abraham) bersusah payah bolak-balik mencarikan air untuk bayinyi –lalu tiba-tiba ada air Zamzam.

Pukul 00.30 Umrah selesai. Saya lihat perangko sudah tidur dengan pulasnya.(*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 9 Maret 2024: Loncatan Saud

Juve ...... Zhang

Ngitung Inflasi itu murni pemikiran Saya....sistem bobot lebih mencerminkan sebenarnya....mungkin penemuan itu saya dapat Gelar Doktor Inflasi.....dari Prof Bos Disway.....wkwkmw

heru santoso

"Have you landed in Bangkok? Have a safe and sound trip :) " Saya masih ingat WA itu. Dari Julia, salahsatu teman baru di Hanoi. Saya merasa bersalah, tidak berkabar waktu akan meninggalkan Hanoi. Saya mengenalnya dari https://hanoifreeprivatetourguide.vn/ . Usianya sekitar 27 tahun (sekedar menebak), asli Hanoi dan punya satu anak (info A1). Bahasa Inggris nya bagus dengan aksen asia yang mudah dimengerti oleh sesama asia. Orang Vietnam kebanyakan bisa bahasa Inggris. Tidak ada kendala komunikasi bagi orang asing yang berpetualang seperti saya. Tidak harus bahasa tubuh seperti di tempat sebelumya, China. Walau pertama kali ke Hanoi namun dalam waktu singkat saya rasakan begitu well integrated with local. Jalan, gang, rel kereta, warung pho paling enak sudah dihafal. Pho-ba makanan khas Vietnam. Kalau Anda jalan2 di Old Quarter, sebelum langkah ke 123 akan ketetu warung dengan menu Pho ini. Sebagaian ada kursi meja makan ukuran 'normal' di dalam warungnya. Kebanyakan hanya menyediakan tempat mungil setinggi dingklik (sekitar 30cm) beserta meja kecilnya ditata tidak beraturan selebar trotoar. Maka saya harus ngalah menyusuri pinggir aspal. Sepanjang jalan. Karena jika ada sedikit trotoar yang tidak digunakan tempat makan, itu pasti dipenuhi parkir sepeda motor. Di trotoar itu pelanggan local maupun turis bule berbaur menikmati pho. Menikmati waktu. Warungnya bertebaran dan mudah dijumpai kemanapun Anda belok menelusuri jalan-jalan kecil Hanoi. Termasuk train street

heru santoso

Setelah jalan sekitar 9ribu langkah saya masuk ke mall. Tidak lebih 3 menit saya keluar lagi. Trang Tien satu-satunya mall di seputaran kota tua Hanoi. Isinya pajangan barang-batang branded. Sepinya ngalahin kuburan dihari Kamis legi. Saya tidak kesepian, memang hanya ingin memastikan ada toilet di dalam mall. Lokasi mall itu sangat strategis diperempatan jalan persis pojok telaga. Kami lanjutkan ngobrolin sejarah Vietnam dari dinasti Dinh, Ly, Tran, Le dan Nguyen sampai masa kolonial Perancis yang kejam. Cerita panjang itu terasa singkat. Sambil jalan sekitar 5ribu langkah mengelilingi telaga Hoan Kiem yang romantis itu. "I have landed at Surabaya airport and can't wait to get to my home sweet home." Itu WA yang saya kirim ke salah satu teman yang ketemuan di Jomtien beach Pattaya. Banyak teman dan selalu bersapa itu indah. *)hari ke-47 perjalanan China Vietnam Thailand

Lagarenze 1301

Santai sejenak. + "Bu, saya minta kenaikan gaji." - "Mengapa kamu minta kenaikan gaji?” + "Ada tiga alasan. Yang pertama adalah karena saya mencuci dan menyeterika lebih baik dari Ibu." - “Siapa yang bilang begitu?” + "Suami Ibu." - "Oh." + "Alasan kedua adalah saya bisa memasak lebih baik dari Ibu." - “Siapa yang bilang begitu?” + "Suami Ibu." - "Oh." + "Alasan ketiga adalah saya lebih memuaskan dibanding Ibu." - “Hah? Apakah suami saya juga yang mengatakan hal itu?” + "Bukan, mahasiswa tetangga sebelah yang mengatakannya." - "Oke, oke, kamu minta naik gaji berapa?"

HONDA CBR150R

Saya mau protes ke Abah, jangan pergi ke Negara2 gitu lagi (Arab, China, Amerika). Sekali2 ke negara yang kurang dikenal. Misalnya : Negara akhiran Tan(Kazakhstan cs), Korea Utara, Bhutan, Nepal, Laos, Myanmar, Papua Nugini, Negara2 Amerika Selatan, Afrika. Biar sekali2 info keadaan di sana.

Kang Sabarikhlas

Tumben fotonya banyak, mestinya foto ladang sayur, kecil spt lainnya kan bisa untuk foto kafe² yang ada dijalan sebelum jembatan di Bujairi. Saya jadi bingung membayangkan suasana kafe seperti di Perancis, di Monaco atau....kafe di Napoli.? anu, apa kafe di Napoli bergaya ala mafioso dan ada logo goodfather?.. Andai ada foto kafe² di Bujairi kan enak saya bisa niru eksteriornya, buat buka Warung Giras 'Pakjairi' nanti dengan logo 'Sakerah' aja... Maaf saya lupa, mestinya ndak komen, takut di'sentil' Abah. anu, saya dari pagi ndak ngudut, lagi latihan puasa... Apa besok awal ramadhan ya?...

Lagarenze 1301

Roger dan Jonathan, dua orang Amerika, sedang berjalan di gurun Arab suatu siang, ketika mereka menemukan sebuah masjid. Mereka sudah tidak mendapatkan makanan atau air selama berhari-hari, dan berpikir mungkin orang-orang di masjid akan memberi mereka sedikit. "Joe, kita akan memberitahu orang-orang ini bahwa kita adalah Muslim, dan mungkin mereka akan memberi kita makanan dan minuman. Kamu akan menjadi Hassan, dan saya akan menjadi Mahmoud," kata Roger. "Tidak mungkin, Kawan. Aku tidak akan mengatakan itu, meskipun mereka tidak memberi kita minuman apapun. Nama saya tetap seperti adanya," ujar Jonathan. "Baiklah kalau begitu," kata Roger. Mereka naik dan mengetuk pintu, seorang pria Muslim dengan senyuman di wajahnya menyapa, "Ada yang bisa saya bantu?" "Halo, saya Mahmoud dan ini Jonathan. Kami ingin tahu apakah kami bisa mendapatkan sedikit makanan dan air minum," kata Roger. "Tentu saja! Jonathan, kami akan membawakanmu makanan dan segelas air minum," ujar pria Arab itu. Ia lalu menatap Roger dengan wajah keras, "Dan bagimu, Mahmoud, ini adalah bulan Ramadan, kita tidak akan berbuka puasa sampai matahari terbenam." *Marhaban ya Ramadan.

Rizal Falih

Dr KH Abdul Aziz Ahmad adalah komisioner KPU periode tahun 2007-20012. Jabatan beliau adalah anggota komisioner. Pada periode tersebut yang menjabat sebagai Ketua KPU adalah Prof. Dr. Abdul Hafidz Ansari A.Z., M.A, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua KPU Provinsi Kalimantan Selatan.

Wilwa

70 persen masih memakai abaya. Hmmmm. Informasi aktual yang menarik. Coba dong sesekali Disway ke Iran. Ingin tahu saja apakah wanita di Iran juga mulai meninggalkan abaya hitam mereka dan lebih memilih kerudung. Sebagai generasi yang besar di era Suharto, saya masih ingat betul bahwa waktu itu kebanyakan muslimah pakai kerudung. Malah dapat dikatakan separuhnya tidak memakai kerudung sama sekali. Itu yang terjadi di Jawa. Bisa dibuktikan dengan menonton film Warkop DKI. Dono Kasino Indro. Malah pakaian para wanita di film Warkop DKI cenderung “you can see”. Hijab baru mulai marak awal 1990-an. Puncaknya pasca reformasi. Saat ini mungkin wanita berkerudung seperti Sinta istri Gus Dur atau Yenny Wahid putri Gus Dur atau Najwa Shihab putri Quraish Shihab adalah muslimah langka. Sebuah pertanyaan ingin tahu Disway adalah apakah di musim panas masih memakai abaya? Hmmmm. Udara kering dan panas Saudi mestinya cocok memakai abaya. Tapi iklim panas lembab seperti Indonesia pasti terasa sangat gerah bila memakai hijab. Budaya busana secara alamiah mengikuti iklim atau cuaca di negeri yang bersangkutan. Dulu saya mudah membedakan mana muslimah NU dan Muhammadiyah. Namun kini tidak. Hijab sudah menjadi semacam mode di negeri ini. Tak ada yang salah dengan mode. Hanya saja secara pribadi saya lebih suka wanita yang memamerkan wajah dan rambutnya. Seperti masa lalu. Apakah pria NORMAL era 1980-an terangsang melihat wanita cantik 5i yang berpakaian sopan memamerkan rambut? Nggak lah

Lagarenze 1301

Bagi saya, ada tiga hal yang menarik dari rangkaian CHD hari ini. Pertama, tentu saja ending cerita. Bisa-bisanya menemukan konflik yang menyenangkan. Dua kepentingan di jam yang sama. Tapi, di jam yang beda negara. Saya tersenyum-senyum membacanya. Hal menarik kedua adalah foto utama. Apalagi kalau bukan soal perempuan. Sedang dipotret di Kota Kuno. Tak pakai kerudung, hanya topi. Rambutnya menjuntai. Tak pakai abaya, hanya jaket. Sayang tak ada penjelasan apakah 5 "i" atau 7 "i". Hal menarik lainnya adalah foto kedua yang juga menampilkan perempuan. Kalau foto utama sedang dipotret, kali ini sedang memotret. Menilik penampilannya, perempuan itu juga tak memakai kerudung. Tinggi, langsing. Baju dan celananya sangat casual. Dengan ransel yang menggantung. Kemungkinan 7 "i". Kedua foto itu pakai kredit foto Dahlan Iskan. Entah Pak Dis memotret dengan target Kota Kuno atau perempuan itu. Atau keduanya. Nackal.*

DeniK

Dua belas. Ketika perangko jauh dari amplop yang di bahas pasti tidak jauh dari wanita/ amplop yang lain .

Wilwa

Disway kok tidak memberitakan krisis kelaparan di Gaza. Miris menyimak berita 23 bayi tewas karena kelaparan. Tragis menyimak berita 5 orang tewas tertimpa bantuan yang didrop dari pesawat. Seperti yang sudah saya prediksi saat Israel menyerang Gaza, akan terjadi musibah kelaparan dan penyakit yang bisa jadi korban tewasnya nanti akan lebih banyak ketimbang yang terkena peluru atau bom atau tertimpa bangunan runtuh.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@Yoming AFuadi.. DULU, saya membayangkan WANITA Saudi dengan pakaian hitam plus PENUTUP wajah itu tidak menarik. Ternyata saya keliru. Meskipun hanya kelihatan MATANYA, tetapi justru matanya pun CANTIK SEKALI. Beneran..! Dan di Saudi, wanita yang MATANYA CANTIK itu banyak. Ah, seandainya..

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@Lagareze 1301.. UNTUNGNYA.. Untungnya penumpang TIDAK TAHU kalau PILOT dan KOPILOT tidak tahu.. Bayangkan seandainya penumpang tahu kalau pak sopir tertidur.. (Saya sudah MEMBAYANGKAN. Tapi tidak bisa membayangkan APA YANG AKAN DILAKUKAN PENUMPAANG..). Anda bisa...?

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@Lagarenze 1301.. MASIH UNTUNG.. Ternyata pilot dan kopilot keduanya laki-laki. Jadi keduanya "tidur beneran".

Udin Salemo

waduuuh.... ngeri banget. mempertaruhkan nyawa ratusan orang. microsleep saja mengakibatkan kejadian ngeri. ini sering menimpa sopir di jalan toll. lha, ini pilot tidur selama 28 menit. ini bukan lagi opo tumon, tapi sudah pelanggaran disiplin serius. goblik tingkat dewa. tidak punya disiplin mumpuni. kedua pilot itu layak dapat "penghargaan" diberi sanksi yang membuat kapok. kirim mereka untuk "belajar" disiplin ke Batujajar. kalau saya yang jadi atasan kedua pilot itu saya akan berkata: "you're grounded for three months." apa sanksi buat pilot yang punya kelakuan seperti itu? barangkali ada perusuh disway yang berprofesi sebagai pilot bisa menjawab.

Lagarenze 1301

Apa jadinya kalau pilot dan kopilot tidur bareng saat mengemudikan pesawat? Ini di Indonesia. Pilot dan kopilotnya juga orang Indonesia. Kisah dramatis ini bisa diakases di situs KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Di situ ada Laporan Investigasi yang bisa didownload. Pesawat Batik Air jenis Airbus A320 dalam penerbangan bolak-balik Jakarta-Kendari, 25 Januari 2024. Pukul 03.14 WIB, pesawat takeoff dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Haluoleo. Dalam penerbangan itu, kopilot tidur 30 menit. Pilot yang mengambilalih tugasnya. Pukul 08.05 Wita, Batik Air kembali terbang menuju Jakarta. Dalam penerbangan itu, pilot tidur duluan. Kopilot yang bekerja. Ehh, tak lama kemudian, kopilot juga tidur. Pilot dan kopilot sama-sama tidur selama 28 menit. Pukul 10.43 (01.43 UTC) hingga pukul 11.11 (02.11 UTC). Bukan main-main. Bisa-bisanya. Padahal usia mereka masih muda, 32 dan 28 tahun. Masih kuat tahan kantuk. Pesawat sempat keluar jalur sebelum pilot terbangun. Pilot lalu membangunkan kopilot dan mengembalikan pesawat ke jalur yang benar. Ngeri benar. Nyawa penumpang taruhannya, yang dalam penerbangan itu 153 orang. Pada 22 Mei 2010, Air India jatuh di Mangalore menewaskan 158 penumpang. Suara dengkur pilot terdengar dalam rekaman kokpit sebelum pesawat jatuh.*

Hendri Ma'ruf

Kalimat berikut ini kurang patut muncul di tengah tulisan pak Dahlan Iskan: "Melihat padang pasir itu rasanya sudah seperti Jokowi lihat Megawati." Janganlah mengasumsikan rasa bosan dengan meminjam nama tokoh nasional yang membenci tokoh nasional lainnya. Kalau pun mau pinjam nama tokoh, ambillah tokoh yang ada di dunia selebritas yang memang diberitakan bosan melihat tokoh selebritas lainnya. Jadi harus ada beritanya yang berbunyi "bosan melihat orang itu."

djokoLodang

--o-- ... Ia yang memilihkan model kacamata hitam saya. Sebenarnya saya lupa kalau jam 09.00 pagi itu janji bicara di UT. ... Ada kah di antara pembaca yang sempat melihat p DI bicara di UT itu? Ingin tahu saja, apakah beliau pakai kacamata hitamnya. --jL--

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@djokoLodang.. BERSYUKURLAH ORANG YANG BANYAK MASALAH.. Karena masalah bisa mentriger.. 

1). Jalan keluar. 

2). Inovasi. 

3). Dinamika kehidupan. 

4). Kreativitas. 

5). Pengalaman. 

6). Pahala.. ### Dan lain- lain yang POSITIF bagi dirinya.. (Jika SIKAPNYA benar saat menghadapimasalah).

Handoko Luwanto

Jurnal Prusuh Disway Edisi: __Angka Digital (Jum,08-03-2024) #.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain:meReplyOrangLain] #1.ACEP YULIUS HAMDANI (1;192)★ [1:0] #2.Afa (3;55)★ [0:3] #3.Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺 (16;906)★★ [10:9] #4.alasroban (2;23) #5.Ali Mahrus (1;75)✏️★ #6.Amat K. (5;146) [2:1] #7.Beny Arifin (1;72)★ [1:0] #8.bitrik sulaiman (2;6) [0:1] #9.Dacoll Bns (2;198)★ [0:1] #10.Dasar Goblik (2;41) #11.DeniK (2;71)★ #12.djokoLodang (5;288)★★ [1:0] #13.Echa Yeni (1;8) #14.Em Ha (1;34) #15.Fa Za (2;37)★ [0:2] #16.Fiona Handoko (5;344)★★★ [3:4] #17.Gianto Kwee (1;13) [0:1] #18.Gregorius Indiarto (4;101) [1:1] #19.Handoko Luwanto (12;787)★★ [5:4] #20.Hery Purwanto (1;115) #21.Ibnu Ukkasyah (1;153) [1:0] #22.Ima Lawaru (1;12) [2:0] #23.Irjik ja (1;46) #24.Jimmy Marta (3;165)★ [1:1] #25.Jo Neca (5;96) [1:4] #26.Johannes Kitono (1;121) [1:0] #27.Jokosp Sp (11;354)⚾️ [2:10] #28.Juve Zhang (16;807)★★⚽️ [12:4] #29.Kang Sabarikhlas (1;42) [0:1] #30.Lagarenze 1301 (7;661)★★★★★⭐️⏰ [8:0] #31.Lègég Sunda (2;4) #32.Leong Putu (19;141) [4:7] #33.Liam Then (20;1862)✒️★★⚽️ [12:7] #34.M.Zainal Arifin (8;45) [0:4] #35.Madison Madison (1;4) [2:0] #36.Mbah Mars (4;69) [0:4] #37.Mulia Rezq (3;229)★★ [5:1] #38.MULIYANTO KRISTA (7;39) [0:7] #39.Parikesit (4;72) [2:0] #40.Pedro Patran (2;21) #41.Rizal Falih (2;194) [1:0] #42.Sasmita (1;62) #43.Someone Random (1;14) [0:1] #44.Sri Wasono Widodo (1;66)★ [2:0] #45.Sumartan (2;7) [0:1] #46.thamrindahlan (6;389) [2:2] #47.tiviboxsaya android (2;85)★ [0:1] #48.Udin Salemo (12;276)★ [3:6] #49.Wilwa (5;280)★★ [0:5] #50.wirasathya ngurah ray (1;36)✏️ #51.Yellow Bean (3;52) [6:0] #52.yoming AFuadi (1;98) #53.Yudi Kurniawan (1;27)✏️ [2:0] Total: 224 Komentar dengan 33★ dari 20 Orang ✏️: Rookie per 30Sep2023 (3 Orang) ✒️: Komentar Terbanyak ★: Komentar Pilihan ⭐️: Komentar Pilihan Terbanyak ⚽️: Terbanyak Direply ⚾️: Terbanyak Mereply ⏰: Pertamax

Jokosp Sp

Pak Kiai kok marung di tempat mbaknya yang kebuka dadanya gitu?, tanya jamaahnya. "Wis piro-piro gelem dodolan gedang goreng kuwi luwih apik tinimbang dodolan barange". "Menurutku, bagaimanapun mau berjualan, tidak maling itu sudah mencari rezeki yang baik". "Masalah kurang menutup auratnya itu masalah lain". "Jangan langsung mengharamkan barang jualannya, nanti bisa rusak semua". "Kiai tidak ikhlas, tidak usah ngajar, berarti orang bisa bodoh semua". "Kamu tidak iklas, berarti tidak usah ngaji". "Kalau begitu bisa tutup agama". "Maksiat itu suatu perkara, cinta Allah dan Rasulnya juga perkara lain". "Satu-satunya yang halal itu membuka mulut dan menadahkan air hujan dari langit kata Imam Gazali". "Mau lewat wadah?. Wadahnya dari mana, buatan China?, berarti kamu menambah kekayaan non muslim". Katakanlah "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rakhmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar, ayat 53)". Makanya biasa saja. Untungnya sudah tidak ada Pak Pry. Kalau masih ada pasti sudah seperti dirujak bebeg di sini.

Juve ..... Zhang

Tanaman subur perlu air....harga air di Saudi lebih mahal dari harga bensin per liter.....apakah masuk akal menanam sayuran diguyur "bensin" setiap hari.????....Saudi memang tanahnya dibawah bukan air tapi minyak.......tananam sayur sebelum besar perlu air ribuan liter....sayang Pak Bos gak jelaskan gimana ekonomisnya menanam sayur di Gurun.....tanpa air gak ada sayur....Air lebih mahal dari bensin....masih bisa ekonomis????

Gregorius Indiarto

Jadi, soal wanita itukah yang membuat Anda ingin datang ke kota ini ? Saya pikir sudah banyak wanita yang pakai you can see. Yang tertutup lebih menarik dari yang dibuka buka. Tiga kalimat itu yang akan membangunkan wong kae dari pertapaan panjangnya. Atau paling tidak gregetan pingin tangi, njor misoh (maksudnya komen). Met pagi, salam sehat damai dan bahagia.

Jimmy Marta

Perubahan peraturan tidak serta merta mengubah budaya. Budaya yg telah lama ada, ratusan tahun. Walau abah gk ngefans sama CR7 dan simanja Neymar, mestinya tetap lihat pertandingan AlNassr fam Al Hilal. Bukan untuk mendukung duo superstar itu. Tapi melanjutkan survey, sudah brp banyak penonton wanita yg masuk stadion. Perubahan yg juga dibuka era MBS.

Parikesit

== ARAB VS UDUD == Dulu ketika ada tawaran test ujian beasiswa ke Saudi dan Yaman. Saya sebenarnya pilih Saudi. "Enak di Saudi, full gratis, tunjangannya lebih2, bisa nyambi jadi muthowif gabung muassasah di sana. Bahkan bisa kirim uang ke kampung." kata kawan saya yg duluan kuliah di Ummul Quro. "Ra sah dhisik, durung kuat akidah aswajamu. Kudu pilih Yaman". Kata Abah saya. "Tidak keduanya, masgus. Kamu masih suka udud. Mending di Indonesia saja. Kamu pilih ke Arab apa Udud?". Kata kawan dekatku. "UDUD Gratis. Hahahaha.." Kataku terkekeh.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda