Tersiksa Jendela

Di pesawat Etihad, satu penumpang menghadap ke depan, dua lainnya menghadap ke belakang. (FOTO: DISWAY)

COWASJP.COM – LIHATLAH foto itu: satu penumpang menghadap ke depan. Dua lainnya menghadap ke belakang. Di pesawat berbadan lebar jurusan Abu Dhabi–Jeddah dua hari lalu.

Itulah kalau susunan kursi di dalam pesawat dibuat menghadap dua arah. Separo-separo.

Saya duduk di sebelah wanita entah siapa di foto itu: menghadap ke bagian belakang pesawat. 

Jelas, cara menyusun kursi seperti itu baru: bisa menambah jumlah penumpang. Bisa empat orang lebih banyak. Kita lihat apakah model ini akan menjadi mode baru ke depan.

Idenya mungkin datang dari pengaturan kursi VIP di pesawat pribadi. Di pesawat seperti itu saya sering dapat bagian kursi yang menghadap ke belakang. Sedang kursi yang menghadap ke depan untuk orang yang lebih penting dari saya. Atau, setidaknya, untuk si pemilik pesawat.

Dengan cara duduk berhadapan seperti itu penumpang bisa rapat sambil terbang. Atau ngobrol lebih gayeng. Atau ngegosip tingkat tinggi. Atau sambil makan. Ada meja makan di tengahnya. Kursinya pun setengah sofa.

Berarti sudah biasa ada kursi menghadap ke belakang. Toh Anda sudah sering lihat: pramugari juga selalu duduk menghadap ke belakang: sambil mengumumkan bahwa pesawat sudah akan mendarat.

Tapi yang saya naiki kemarin itu pesawat komersial. Perasaan penumpang harus dipertimbangkan. Apakah penumpang bisa menerima. Misalnya Anda. Ini soal marketing. Untuk apa lebih efisien tapi tidak disukai. 

Misalnya membangun rumah di posisi tusuk sate. Efisien tapi sulit laku –kecuali rumah pertama yang mampu saya beli dulu: tusuk sate di Tenggilis Mejoyo. Tidak sial. Bahkan bisa membuat saya rukun 50 tahun dengan wanita yang di foto itu: 20 Agustus nanti

Apakah duduk menghadap ke belakang dikeluhkan oleh penumpang?

"Tidak ada,'' jawab pramugari di situ. ''Paling ketika awal datang saja ada yang seperti kaget, kok menghadap ke belakang,'' tambahnyi.

Saya termasuk yang tidak kaget: sudah diberi tahu sejak memilih kursi waktu check in. Sama-sama menghadap ke belakang pilih yang mana. Sama-sama terpisah dengan wanita itu tapi yang mana.

Saya pilih yang dipisahkan meja. Bisa tetap saling lihat –setidaknya saling lirik. Untuk ngobrol memang agak sulit.  Berjarak. Sedikit mengeraskan suara akan mengganggu penumpang lain. Lihat sekali lagi foto itu. Sulit kan? Untuk saling berbisik?

Memang, dari segi rasa, menghadap ke belakang tidak ada bedanya. Sama saja. Tidak seperti naik bus: bisa mabuk. Terutama karena saat melihat ke luar jendela pohon-pohon seperti berlarian berlawanan.

Di pesawat saya tidak bisa melihat pohon yang lari ke belakang. Tidak ada juga tiang listrik. Apalagi posisi duduk saya di blok tengah. 

Untuk bisa melihat apakah di luar pesawat ada pohon yang lari saya harus menengok ke arah jendela. Saya sungkan. Ada wanita cantik, Arab, putih, tujuh ''i'', di jendela itu. Kalau saya sering-sering lihat jendela bisa dikira naksir. Apalagi posisi duduknyi menghadap arah depan. Setiap saya menatap jendela otomatis menatap matanyi. Mengagumi dan menaksir memang beda tipis.

Bayangkan. Betapa sulit posisi saya di pesawat ini. Untung hanya dua setengah jam. Tapi itu dua setengah jam yang menyiksa: tidak bisa lihat pohon lari di luar sana.

Saya pun menyalahkan Qatar: mengapa bermusuhan dengan negara tetangganya. Qatar sempat tegang dengan Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Padahal pesawat yang saya naiki ini milik UEA. 

Dari Abu Dhabi ke Jeddah seharusnya hanya dua jam. Potong lurus. Lewat atasnya Qatar. Gara-gara hubungan tidak baik itu pesawat harus memutar ke atas laut. Jalurnya lebih panjang. Lebih tersiksa: ada jendela tapi tidak bisa ditengok.

Tapi bukankah ketegangan di Qatar itu sudah reda? Terutama sejak menjelang Qatar jadi penyelenggara Piala Dunia sepak bola? Bukankah tim Saudi sudah mau berlaga di Qatar? Bukankah Arab Saudi sudah mau membatalkan rencana penggalian daratan yang memisahkan kedua negara? Bukankah proyek laut pemisah itu sudah diurungkan?

Saya juga menyalahkan angin: mengapa hari itu angin bertiup dari arah depan? Mengapa kecepatan angin sampai 97 km/jam? Head wind seperti itu bikin jalannya pesawat terhambat. Menambah siksaan jendela.

Saya pernah terbang dari San Francisco ke Hong Kong. Sepanjang perjalanan head wind sangat kencang: sampai 200 km/jam. Pesawat sampai termehek-mehek. Bahan bakar tidak cukup untuk sampai Hong Kong. Harus mendarat darurat di Taipei. Isi ulang. Penumpang menunggu di dalam pesawat. Jadwal kedatangan di Hong Kong pun telat lebih dua jam.

Tapi tidak ada persoalan jendela saat itu.

Kenapa sih di perjalanan Abu Dhabi–Jeddah ini angin tidak dari arah belakang? Tail wind bisa mempercepat perjalanan pesawat. Sehingga saya tidak harus lama-lama tersiksa oleh jendela itu.

''Mendung hitam tidak akan terus bergayut di tempat yang sama''.

Seberat apa pun, dan sebesar apa pun persoalan, akan ada waktunya berlalu. Oleh angin dari depan. Pun dari belakang.

Pesawat pun mendarat di Jeddah. Di bandara baru. Istimewa. Baru dipergunakan setelah Covid-19. 

Pesawat-pesawat lain pun mendarat. Termasuk yang membawa turis. Saya lihat beberapa wanita bule di bandara itu. Hanya pakai hot pants jean. 

Saya menengok ke arah pesawat parkir. Jendela itu masih di sana.(*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 1 Maret 2024: Depan Belakang

Dasar Goblik

Masukin komentar dulu.Keluarnya Sebentar atau bersama sama..Itu penting juga tidak penting.Pada hukum keluar masuk..Finalnya keluar..Jangan traveling ya..Ini untuk perusuh soal komentar..Masuk keluar masuk keluar.Apa gak cape?

tiviboxsaya android

Alkisah.... Pak Djoko yang sudah sepuh mau pulang ke Semarang naik pesawat Leong air. Saat boarding rupanya dia tidak menyadari masuk ke gate yang salah, sampai akhirnya dia duduk di kursi pesawat sebelah kiri dekat jendela. Ketika pramugari lewat di lorong pesawat, Pak Djoko bertanya : "Nduk, ini benar pesawat yang ke Semarang ?" Pramugari tersenyum manis sambil menjawab: "maaf mbah, ini pesawat yang ke Bandung, kalau yang ke Semarang itu di sebelah" katanya sambiul menunjuk ke kanan. Sebuah pesawat maskapai yang sama memang terparkir di kanan pesawat tadi. Dengan mantap Pak Djoko bangkit dari kursinya lalu pindah duduk ke kursi paling kanan, yang dekat jendela juga. Pramugari agak kebingungan tapi kembali tersenyum, walau tak semanis sebelumnya. Disclaimer : Nama dan tempat kejadian adalah fiktif. Kalaupun ada yang sama itu hanya kebetulan belaka. Mohon dimaafkan.

Liam Then

Apa-apa yang cepat persiapannya lama.. Pesawat cepat, bikinnya lama. Hape cepat, bikinnya juga lama. Bapak-bapak cepat,karena tak tahan lama ( sama-sama ada lamanya) Pilpres cepat satu putaran , nah ini , ada logika katanya dikarenakan beras bansos. Kalau begitu, buat yang pengen menang Pilpres, selain ubah nama, ada pake H. Mungkin boleh pake pakem bansos beras. Mulailah dari sekarang, saya usul lokasi Sambas Kalbar, Aer di Sambas banyak, tanahnya sudah terbukti, beras Sambas sangat terkenal, jeruk Tebas - Kabupaten Sambas,juga terkenal kemanisannya. Jadi, daripada anda capek dekat hari H baru sibuk, anda mulai dari sekarang. Satu kabupaten Sambas kalau anda mulai sekarang, kerja disana, tanam padi sebanyak-banyaknya, lima tahun cukup itu, nanti anda akan punya stock berlimpah, bisa bansos kapan saja secara murah. Minimal posisi Bupati Sambas sudah ada ditangan, daripada habis biaya kampanye tak jelas, tebar spanduk dan kampanye sana-sini dikejar waktu. Jika anda tanam beras sekarang, 2029 nanti , .misal anda gagal menang pilpres versi quick count-nya, minimal anda bisa jadi raja beras.. 

Johannes Kitono

Terkadang Kursi Perangko membawa berkah. Tentu bagi penumpang lainnya. Dulu pernah naik S Q dari Jerman tapi transit di Anthena. Naik sekeluarga 8 orang yang maunya duduk di kursi perangko. Tidak mau duduk terpisah. Dan dideretan kursi beta dan teman. Sibuklah pramugari membujuk supaya pindah ke kursi lain. Tentu tidak bergeming, mau duduk sesuai no boarding pass. Akhirnya ngalah dan bersedia pindah, tapi syaratnya ke First class buat 2 pax. Pramugari minta izin Pilot atas proposal tsb. Pilot bilang ok tapi hanya sampai Dubai, 6 jam saja. Inilah pertama kali menikmati kursi First Class. Ada champagne, caviar dan earphonenya lembut. Andreas teman seperjalanan sampai kamsia- kamsia. Seumur hidup pertama kali menikmati kursi buat orang kaya. Jumlah penumpang disana kurang dari 10 pax. Langsung bikin note Thx You ke Capten Pilot from Lucky Passanger. Waiting for next cooperation. Now, bisa naik bisnis Class saja bersyukur, boro-boro First Class. Konon harganya 3 x lipat dari Class eco.

Gregorius Indiarto

"He he, komputer tidak bisa di debat Pak Boss", katanyi sambil senyum dan mencibir. "Dasar Katrok", batinnyi lagi. Met siang, salam sehat damai dan bahagia.

Terus Jalan

Pesawatnya bagus bngt Pak Dis, kalo sy naek pesawat yg paling mewah baru sebatas GA AB330 SUB-CGK itupun karena tiket dibelikan Oom, saya sendiri manusia kelas ekonomis mendang mending, btw waktu itu saya satu2nya penumpang yg bw bagasi kerdua aqua isi sambel pecel Madiun + Rempeyek buatan tetangga yg mau saya pamerkan sbg oleh2 ke teman2 kerja.... Wkwkwkw jan afuuuuu

Udin Salemo

kemaren inyong dengar short video di youtube. seseorang berkata begini: orang memberikan apa yang dia punya. kalau dia punya uang dia akan memberikan uang. kalau dia punya beras dia akan memberikan beras. kalau dia punya ilmu dia akan memberikan ilmu. kalau dia punya caci maki dan kata-kata kasar dia akan memberikan caci maki dan kata-kata kasar. inyong langsung merenung.

Jokosp Sp

Ada cerita ngenes tentang copet di kampung simbah di dataran rendah Gunung Perau. Yang jadi lurah desa sudah tiga kali pemilihan ganti orang. Ke tiga lurah tadi tidak pernah mengolah sawah jatah 11 hektar sebagai ganti gaji sebagai lurah. Loh kok bisa tanya saya?. Ya dik, habis tanah bengkok itu sebagai jaminan pinjam dana ke beberapa bandar untuk proses perekrutan warga se desa. Berarti calon lurah tidak punya dana sepeserpun?. Betul dik. Duh nanti jadi pejabat lurah terus makan buat keluarganya pakai apa, dari mana sumbernya?. Ya gag tau itu dik. Aktualnya terus gimana mbak?. Manten lurah pertama stress, masih mending bisa buka bengkel lagi ke kehiduopan lamanya. Manten lurah kedua stress sekeluarga malah, Abah dan mamanya sudah meninggal ketika masih jadi lurah. Anak yang cuma satu stress juga meninggal kecelakaan sepeda motor karena ngetrek. Istrinya meninggal tahun lalu, dan manten lurahnya tiga bulan lalu menyusul istrinya juga. Dan ini lurah yang ke tiga ndak ada ngolah sawahnya sama sekali, semua yang ngolah dan manen padinya ya para bandar-bandarnya. Duhhhhh kaciannya, cuma menang pakai baju seragam ASN saja ya. Betul dik, mungkin ya itu salah satu tuntutan mereka kenapa pada minta perpanjangan masa kerja lurah jadi delapan tahun itu. Biar yang tiga tahun untuk bisa mengembalikan modal selama lima tahun tidak makan dari hasil bengkok. Oooohhhhhhh.............jangankan mikirin kualitas kerja, buat mikirin isi perutnya saja bingung. Kewanen ora gedugo. 

Mbah Mars

Postingan ini cocoknya untuk CHD kemarin. Tentang copet. Tapi biar saja saya tulis. Ini bukti Mbah Mars masih nyimak CHD. Jadi, sebuah keluarga punya 5 anak. Empat sudah sarjana. Sarjana Ekonomi, sarjana Hukum, sarjana Pendidikan dan sarjana Filsafat. Hanya ada satu anak yang tidak sarjana. Dia bahkan berprofesi sebagai pencopet. "Kenapa tidak kau usir saja anakmu yang jadi pencopet ?", kata tetangga. "Iya, apa tidak malu ? yang lain sarjana, eh dia pencopet ?", kata tetangga yang lain. Sang ayah menjawab santai, "Ndak mungkin saya mengusirnya. Dia satu-satunya anak yang menghasilkan uang. Yang lain pengangguran"

Em Ha

Dalam hal desain tempat duduk. Tidak ada yang mengalahkan KWK. Mikroletnya Koperasi Wahana Kalpika. Moda transportasi paling efisien. 46 46 46 teriak keneknya. Kursi panjang disi 4 dan 6 orang saling berhadapan. Tidak cukup disitu. Kalau sudah penuh. Ada sepeker nempel di deretan paling belakang didesain bisa diduduki 1 orang menghadap kedepan. Plus kotak peralatan nempel dekat pintu, flexible bisa digeser geser sanggup menampung 2 orang, dengan posisi duduk 1 orang menghadap belakang, 1 nya lagi agak serong ke pintu. Kursi VIP samping sopir cukup menampung 2 orang. Pada peak hours, dalam keadaan darurat, ada 3 orang bisa tegak bergelayut di pintu KWK. Total sekali jalan dapat menampung 18 penumpang. Sangat efisien. Itu dulu, pengalaman 29 tahun lalu di Jakarta. Sekarang tidak lagi. Sudah berubah jadi JakLingko. Bersih. Dingin. Nyaman. Jagoan Capres bang Juve yang kalah itu punya pasal. 

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

KTP DAN PASPOR.. KTP dan Paspor itu sebenarnya fungsinya sama. Bedanya - untuk mudahnya adalah: 1). KTP itu dipakai untuk urusan di dalam negeri. 2). Kalau paspor idem, tapi untuk urusan yang terkait dengan kata "luar negeri". Anehnya, KTP dan Paspor, untuk orang yang sama, pencantuman nama di dalam KTP dan Paspor seringnya beda. Bahkan saat kita mengurus paspor, petugas imigrasi lah yang menyarankan berbeda. Yaitu menyarankan, agar di dalam paspor harus ada 3 nama di dalamnya: nama depan, tengah dan belakang. Umumnya, mereka menyarankan dengan 2 pilihan: 1). Di belakang ditambahkan nama orang tua. Langsung tanpa kata 'bin'. 2). Atau di tengahnya ditambahkan kata "bin". Pengalaman: Ada seorang teman, di jaman itu petugas Imigrasi lebih menyarankan ditambahkan kata "bin". Akibatnya, meski beliau pejabat tinggi, selalu "bermasalah" setiap kali mau masuk ke US. Diminta "duduk" dulu di kantor Imigrasi, dst. ### Mungkin US trauma dengan: Osama bin Ladin.. Trauma berkepanjangan..

Amat K.

Bener syekali, Mbah. Perekaman sidik jari itu yang sangat menguji kesabaran calon jemaah haji. Ibu jari lancar, lanjut jari lainnya. Selesai satu tangan ganti tangan satunya. Eeh gagal. Ngulang lagi. Udah selesai rekam sepuluh jari tinggal nunggu proses, gagal. Ya ngulang lagi. Parah. Yang mestinya bisa mempermudah malah jadi kian syulit.

Mbah Mars

Dalam rangka penerbitan visa haji, maka para calon haji harus melakukan bio visa. Saya lihat tidak semua calon haji lancar jaya dalam prosesnya. Ada yang berjam-jam. Agar proses perekaman berhasil jempol dan jari tangan diorek-orek dengan spidol papan tulis. Oleh jamaah yg lain sempat diledek "Mudah susahnya bio visa tergantung amal perbuatannya". Bagi yang gagal rekam bio akhirnya diberi surat pengantar agar mendapatkan surat keterangan dari dokter. Surat tersebut menjelaskan bahwa yg bersangkutan gagal rekam bio visa karena bla bla bla yg saya tidak paham.

djokoLodang

--o-- Hidup memang tidak pernah berakhir. Minimal bagi Abah. Buktinya? ....Kalau pun mendadak terbangun dia tidak akan bisa marah melihat saya lagi menulis tentang dirinyi. Tiba-tiba dia ketok-ketok dinding tipis penyekat itu. ''Kok ditutup?'' katanyi. Saya pun mengakhiri tulisan ini. Saya pun menurunkan pemisah tipis itu. Tinggal pijit tombol. Lebih mudah pijit tombol sekali daripada mengetuk tiga kali. ... Lihat kalimat-kalimat di atas. Waktu baca pertama kali tadi pagi, sampai pada bagian "Saya pun mengakhiri tulisan ini", ekspektasi saya adalah: berikutnya ada tulisan "(Dahlan Iskan)" dengan huruf tebal. Selesai. Eh, ternyata masih ada lanjutannya... Panjang, lagi ... --jL--

Fiona Handoko

selamat pagi bp djoko. pantas abah bisa jadi boss. bisnis selalu sukses. ternyata karena dari kecil terbiasa ambil keputusan sendiri. 1. menentukan tgl lahir sendiri. 17 agustus. agar hari ultahnya dirayakan seluruh rakyat anuland. 2. menentukan nama sendiri. dahlan iskan. agar puitis dan urutannya agak di depan. smart choice

Jokosp Sp

Tulisan pagi ini banyak terinspirasi dari sang pujangga cinta Si Bli@Leong. Seat yang dicari pasti yang berdampingan, padahal duduk beda seat ada banyak pilihan "mungkin ada yang lebih muda duduk di samping". "Bisa ngobrol panjang x lebar dan bisa buat catatan DI gratis sambil memperkenalkan diri ke anak muda milenial". Pasti kepura-puraan dan main sandiwara banyak dipratekkan. Apalagi ada yang tiba-tiba lewat lorong dengan bau parfum mahal menyentak kelaki-lakian, membuat tak sadar secara reflek pingin sekali melihatnya. Tiba-tiba jadi blank dan tulisan di hp sempat stop lama. Untunglah tadi sempat kepikiran tirai aku naikkan, kalau ndak bakalan ada cubitan keras bisa membekas merah di paha sebelah kanan. Dan terlihat muka cemberut sampai di kamar hotel......ngambeg beraat. Wkwkwkkkkk.

Liam Then

@Bang Rizal. Resiko transportasi umum di kawasan padat memang begitu, kereta khususnya. Di Jepang malah ada petugas peron khusus bersarung tangan putih, standby di tiap pintu, tugasnya dorong penumpang masuk ke kereta agar pintu kereta bisa nutup sempurna. Saya nonton videonya di yutub, itu udah kayak jejalin baju ke koper yang sudah penuh. Hebatnya tidak ada yang marah, dijejalin seperti itu.

Amat K.

Putu Leong itu, nama lengkapnya I Made Putu, bandar narkoba di Bali yang ditangkap 2016. Klo Leong Putu, itu suami yang gagal nambah istri. Gagalnya karena kurang satu kata nama di tengahnya.

Jokosp Sp

Kalau yang berani nambah siapa nama lengkapnya Om?

Rizal Falih

Jika Abah Dahlan, menulis naskah tulisan hari ini dalam perjalanan menuju Abu Dhabi. Di kursi kelas bisnis jam 4 pagi. Saya juga tidak mau kalah. Saya menulis komentar ini di atas KRL tujuan Bogor-Jakarta Kota. Jam sibuk. Waktunya orang-orang berangkat ke kantor. Jangan kan untuk duduk dengan nyaman. Sudah berdiri pun, masih tidak bisa bergerak. Apalagi naik dari stasiun yang berada diantara Bogor dan Jakarta. Penuh. Menunggu kereta selanjutnya pun percuma saja. Yang ada penuh juga atau malah penuh banget. Kalau mau nunggu yang sedikit longgar bisa. Tapi sudah pasti terlambat sampai di kantor. Begitulah kondisi KRL setiap pagi dan sore. Transportasi masyarakat yang murah meriah. Jika tidak sedang dalam peak hour . Kondisi di dalam gerbong, sebenarnya sudah nyaman. Ada kipas angin yanh menyala kecang di atas kepala. Dingin. Malah saya sering pakai kupluk jaket. Karena tidak tahan dengan hembusan anginnya yang kencang. Jika tepat diatas kepala. Saya tidak bisa membandingkan kondisi KRL dengan rute kota-kota penyangga Jakarta. Bogor, Depok, Bekas, dan Tanggerang. Dengan kondisi KRL di luar negeri. Apakah sama crowdednya di saat jam-jam sibuk. Saya belum pernah ke luar negeri. Ups..pernah, cuma ke tetangga sebelah Batam, Singapura. Disana adanya MRT. Kurang lebih sama kondisinya dengan yang di Jakarta. Mungkin nanti jika Ibu kota sudah pindah ke IKN. KRL bisa lebih nyaman. Karena para penggunanya sudah ikut pindah juga. Ah sudahlah, dinikmati saja. KAI saja yang mikirin.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Ada beberapa konter check-in di gerbang akhirat. Setiap konter berisi petunjuk di mana para pendatang dari dunia harus check-in. Ada satu konter yang bertuliskan: "Hanya untuk suami yang takut istri." Terlihat antrean panjang pria yang menunggu check-in di konter itu. Di sebelahnya ada konter untuk "Suami yang tidak takut istri", tapi tidak ada seorang pun yang antre. Tiba-tiba, muncul seorag pria tua yang berjalan ke konter itu. Para pria yang antre di konter sebelah seketika bertepuk tangan. Ternyata, di kehidupan dunia yang lalu, masih ada pria yang tidak berlutut di depan istri. Malaikat yang menjaga konter melihat ke arah pria tersebut dan mengecek buku besarnya. Ia melihat lebih dekat lagi ke pria tersebut, kemudian mengecek buku besar lebih cermat. Malaikat penjaga konter lalu berkata, "Luar biasa. Semua pria check-in di konter sebelah, kamu satu-satunya pria yang check-in di sini. Hai pria sejati, coba ceritakan, bagaimana kamu bisa mengatasi istrimu?" Wajah pria itu memucat. "Tidak. Bukan begitu. Saya ke konter ini karena disuruh istriku."

WIRA

Abah, ternyata masih sempat-sempatnya dalam pesawat membahas tentang "posisi kursi", padahal di luar pesawat masih banyak yang tidak dapat kursi, apalagi posisi. hehe...

Udin Salemo

WIRA ini 69 asli.

Handoko Luwanto

08:15:54am WIB 70Komen=41utama+29REPLY dari 29Prusuh ♢Urutan↕Komen➜Nama Time ∇70. u➜Udin Salemo 20d "omon-omon, pagi ini banyak yang ..." ∇69↑u➜ⓌⒾⓇⒶ 21d "Abah, ternyata masih sempat-semp..." T̷o̷n̷g̷k̷a̷t̷ P̷e̷r̷k̷a̷s̷a̷ K̷a̷m̷a̷S̷u̷t̷r̷a̷♋

Afa

Jadi ikut romantis nih hehehe. 爱屋及乌 ài wū jí wū Mencintai seseorang bahkan sampai burung gagak hitam yang hinggap diatap rumahnya.

Bahtiar HS

Komputer bekerja berdasar data. Manusia bekerja berdasar pengalaman. Komputer tidak punya hati. Manusia yang punya hati. Itu teorinya Pak Bos -- eh bukan bos lagi ya? Abah Dahlan wis. Praktiknya, ada lho program komputer yang bisa memindai (scan) berkas dan menerjemahkan angka-angka di dalamnya untuk dimasukkan ke dalam data di komputer nggak pake entri. Teorinya kalau ada angka 1, terbaca angka 1. Kalo gak jelas, akan terbaca 4 atau 7. Satu angka, terbaca satu angka juga. Tapi ini aneh, satu angka bisa jadi dua angka. Dua angka bisa jadi tiga angka. Puluhan, jadi ratusan. Dan anehnya itu hanya di urutan tertentu dari sekian urutan. Benar sekali. Komputer bekerja berdasar data. Komputer tidak punya hati. Yang punya hati manusianya. Kalau komputer berlaku seperti itu, bukan salah dia. Dia hanya sesuai data. Yg dikasih manusia yg punya hati. Hati setan. Mungkin dipengaruhi temannya yg juga punya hati. Hati iblis.

Jimmy Marta

Jika seat pesawat bisa dipilih, bisa ada bbrp persoalan. 1. Kursi yg 'bolong2' disana sini. Seat tengah sering dihindari, kejepit kiri kanan. 2. Pesawat bisa tidak seimbang. Muka belakang atau kiri kanan. Pd kondisi penumpang tidak full ini masalah. Maka di aplikasi ada sistim pengaturan pilihan agar penumpang tdk 'berserakan'.

M.Zainal Arifin

Matematika, kata Einstein, itu mudah, gampang. Yg ditanyakan, yg belum kita ketahui, diumpamakan= X. Kemudian kita cari dari yg kita ketahui, hubungan2 dg yg ditanyakan. Maka ketemu jawaban nya, X itu berapa, apa, gimana mau kemana ?

Liam Then

Naek pesawat yang cepat, tapi proses masuknya lama. Pesawatnya cepat, persiapan uji laik terbangnya yang lama. Cepat satu putaran, bisa jadi karena persiapannya yang lama, 20 tahun. Jadi wajar saja, susah tandingi. Cukup menarik membahas kemenangan belum resmi 02, evolusi usahanya, ini kayak Tiongkok dulu tahun 1960-an, mereka mau menang, Mr.Deng kunjungi Jepang, Singapura, tengah malam presiden Amerika lagi tidur pun ditelepon juga, minta tambahan kuota pengiriman mahasiswa. Pak Prabowo, pakai konsultan politiknya Pak Jokowi. Barusan ngintip sejenak daftar susunan tim TKN-nya, suami Ibu Yenny Wahid pun ,mampu digaet sebagai anggota. Fix udah, suami Ibu Yenni Wahid ini, tak punya KTA ISTI. Kebetulan punya teman, staf lapangan anggota DPR dari partai Gerindra, teman saya ini, dua tahun sebelum pemilu , setahun ada dua kali, harus ke kamp Hambalang, ikut pelatihan disana. Saya tanya ; "Ada ketemu Pak Prabowo gak?". "Ada" katanya. Teringat itu, jadi terpikir, bisa menamg hitung cepat, mungkin karena persiapannya lama. Ada satu lagi , buat bahan Ko JZ ngomel,sidang di MK lama, hasilnya cepat satu putaran. Wkwkkwkwk. Jadi apa-apa yang cepat, persiapannya lama. Bapak-bapak disini pasti banyak yang pengalaman, kecuali mungkin Pak Agus Suryono, yang kuat "diganduli" tabung gas melon 3kg. Beliau ini master, mau lama ,mau cepat, cuma masalah tombol dipikiran saja.... Saya soja pada Pak Agus, saya mau lama, harus sambil mikir angsuran dulu.

Dwi Marfuji

Enam bulan lalu Pak Dis mendapat tamu: ahli hongsui terkait logo dan nama. Tamu itu mengatakan nama depan Pak Dis itu yang membuat beliau gagal calon presiden. Posisi huruf "h" yang tengah itu penyebabnya. Sang tamu menyarankan perbaikan nama. Ada dua cara: Dahlan diubah menjadi Dhalan. Atau: ditambah Muhammad di depannya. Edisi disway.id yang sebelum-sebelumnya entah yang tanggal berapa. Ada tokoh yang menyarankan Iskan nya diubah menjadi iskandar. Selang beberapa waktu, muncul nama salah satu calon wakil presiden punya nama belakang Iskandar. Entah cocoklogi atau apa ini namun semua seperti titik yang saling terhubung. Bagaimana kalau saya punya anak laki-laki. Saya kasih nama Muhammad Dahlan. Pak Dis, bolehkah?

DeniK

Jadi ingat kisah ada keluarga pesohor mau rekreasi ke jepang . Tiket sang istri di tahan pihak penerbangan karena nama di tiket beda dengan yg di paspor. Akhirnya tiket sang istri dinyatakan hangus dan harus beli ulang di hari yang berbeda.Tadinya mau berlibur ceria jadi derita.

rid kc

Ternyata pak DI termasuk golongan suami takut istri hahaha...

Rihlatul Ulfa

Perpanjang rujukan di faskes satu cukup nunggu 5 menit selesai, tidak perlu ikut antri di poli umum dengan pasien-pasien lainnya yang memang ingin berobat. Alurnya beda, gebrakan yang bagus, artinya mereka yang harus bolak balik minta ttd dokter, saya tinggal duduk enak nunggu dipanggil. Setelah itu di RS tipe D, petugas keamanan langsung mengatakan, poli penyakit dalam sudah close yang dengan kata lain, saya bisa langsung diusir untuk hari senin balik lagi, tentu itu merugikan saya, saya bukan pengangguran. Maka saya jelaskan, saya hanya perlu, anda mengaktifkan rujukan saya ke RSUP Fatmawati, melalui surat rujukan terbaru yang di ttd dokter spesialis penyakit dalam, jadi saya tidak perlu ikut antri dengan mereka pasien rawat jalan disini. Petugas loket itu lantas bertanya 'ibu jadwal ke RS Fatmawati tanggal berapa?' saya katakan, saya tidak bisa log in buat jadwal di website Fatmawati, kalau kamu belum aktifin rujukan saya ini, dari tanggal 1 samapai 20 bulan Maret ini sudah penuh, jadi saya hanya perlu kamu aktifin ini, baru saya bisa buat jadwal disana. Begini saja, tulis nomor tlp saya, hari senin setelah rujukan ini aktif, saya akan kesini lagi, selesai kan? petugas loket itupun menjawab, baik ibu, hari senin akan saya hubungi untuk mengambil surat rujukan yang sudah aktif ya. Bahkan sistem rujukan saja, seperti membuat sistem untuk pengangguran, yang bisa kapanpun dan selama apapun, yang tidak melihat bahwa yang sakit pun harus tetap cari uang. 

Rihlatul Ulfa

Percayalah istrinya Abah aslinya lebih energik, wajahnya mencerminkan percaya diri, cantik dan terlihat gaul, seperti istri-istri konglo pada umumnya, Di Prambanan kemarin, saya agak tersikap, dalam hati saya wahhh keren sekali istrinya Abah, saya terus-terus curi pandang, kacamata hitamnya, topinya cara bicaranya, wahhhh. Berbeda dengan Abah, Abah tidak ada bedanya saat hadir di podcast-podcast dan di televisi itu, semuanya sama, warna kulitnya sama, pakaiannya sama. Saya dan Nabila agak ngefreeze bberapa saat, sampai di sangka bukan perusuh Disway oleh seorang ibu keturunan tionghoa itu wkwk. Berbeda dengan Gita Wirjawan yang saya temui langsung di Hambalang Bogor pada bulan Maret 2022, ternyata kamera yang digunakan saat ia membuat poscast membuat wajahnya lebih hitam dan kurus yang membuatnya jauh lebih tua wkwk.

Lagarenze 1301

Saya membayangkan Pak Dis menulis CHD di samping istri, diam-diam, pelan-pelan, agar tidak ketahuan dan tidak kena tegur: naik pesawat itu istirahat, kalau duduk di kelas bisnis nikmati fasilitasnya, bukannya kerja, kerja, kerja. Saya juga membayangkan Pak Dis sedang mengetik menggunakan jempol kiri. HP-nya pasti bukan iPhone Pro Max. Yang ukuran kecil saja, agar jempol kiri bisa menjangkau angka 0 dan 9 serta huruf o, p, k, l, m di sebelah kanan. Sesekali dibantu telunjuk kanan. Setelah menekan tombol send apakah bisa langsung tidur? Pasti belum. Kepala masih panas, besok mau nulis apa. Tenang, tidak akan kehabisan bahan. Transit di Bandara Zayed Abu Dhabi, banyak yang bisa ditulis. Apalagi kalau sudah tiba di Jeddah dan Makkah. Tapi, pasti tidak akan ada lagi kisah perjalanan dramatis ke Neom.*

Mew Mixu

Dreamliner terbaru ini, 787 dash 10 memang mantap. Beruntung Etihad memilihkan ini untuk flight Jakarta ke Abu Dhabi. Walaupun bukan yang konfigurasi 1-2-1 tetapi 3-3-3 setidaknya saya pernah coba. Seharusnya Abah tidak usah susah-susah kalau kursinya terpisah (kalau bisa malah agak jauh), supaya bisa ngobrol lebih lama sama pramugarinya.

djokoLodang

--o-- ...Saya pun menurunkan pemisah tipis itu. Tinggal pijit tombol. Lebih mudah pijit tombol sekali daripada mengetuk tiga kali. ... Selain lebih mudah pijit tombol, p DI mungkin ingat bahwa ketukan tiga kali itu ada maknanya. Atau dua kali. Arti ketukan dua kali atau tiga kali itu, ada dalam lyrics lagu "Knock Three Times" yang dibawakan oleh Tony Orlando & Dawn, rilis 1 Januari 1970. Masa-masa p DI pacaran. "Oh, my darling, knock three times On the ceiling if you want me Mm-mm, twice on the pipe If the answer is no Oh, my sweetness Means you'll meet me in the hallway Whoa, twice on the pipe Means you ain't gonna show Whoa, I can hear the music playing I can feel your body swaying One floor below me You don't even know me, I love you..." --jL-- # Soal lyrics lagu, om Liang ahlinya.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda