Malu Rektor

Menulis di laptop. (FOTO: mediamarkt.nl)

COWASJP.COM – Sangat memalukan. Untuk kesekian kalinya, tokoh akademisi tersandung kasus plagiasi karya ilmiah.

Kali ini peristiwanya menimpa Rektor UIN Walisongo, Semarang. Jabatannya melayang setelah dinyatakan senat universitas terbukti melakukan plagiasi karya ilmiah pihak lain.

Begitu sulitkah menulis karya ilmiah sendiri, sehingga seorang akademisi harus kehilangan karirnya yang cemerlang karena plagiasi?

Tidak ada yang tidak mungkin. Asal mau, pasti bisa. 

Saya sudah membuktikan: Kemampuan menulis bukan bawaan orok. Skill itu saya peroleh melalui proses belajar.

Memang banyak yang mengatakan sudah belajar menulis seperti saya. Tapi hasilnya gagal total. Satu buku pun tidak kunjung terbit.

Begini: Belajar menulis tidak cukup hanya dengan membaca teori dan mengikuti seminar. Tanpa pernah mempraktikkan, kemampuan menulis tidak akan berkembang.

Saya ingat istilah yang diberikan Pak Dahlan: Ilmu jurnalistik itu harus ditularkan. Tidak cukup diteorikan.

Cara belajar menulis yang paling efektif menurut saya adalah menulis di blog. Apalagi banyak platform blog yang gratis, seperti Blogger/Blogspot dan Wordpress. Saya menggunakan dua-duanya.

Meski demikian, ada juga kendala menulis di blog. Hambatan itu sifatnya psikologis. Penulis malu ketahuan pembaca kalau kualitas tulisannya buruk lalu dipersekusi.

Sebenarnya hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Sebab ada triknya:

1. Buat email baru dengan nama samaran. Misalnya: [email protected].

2. Buat nama blog dengan nama samaran menggunakan email tersebut. Misalnya: Penabicara.

3. Mulailah menulis dan publikasikan hasilnya melalui blog tersebut.

4. Tunggulah respon pembaca. Semakin banyak respon semakin bagus, walau isinya persekusi. Respon pembaca merupakan penilaian yang jujur atas karya tulisan Anda. Dari situlah Anda akan mudah memperbaiki.

5. Kalau sudah dirasa lebih baik, mulailah menulis di blog sungguhan.

Ada lebih dari 24.000 orang Indonesia bergelar doktor dan guru besar. Tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya ilmiah.

Bila Anda salah satu yang punya kesulitan tetapi mau belajar menulis buku, Jagaters Studio siap membuka kelas khusus. Para penulis dan editor Jagaters Studio akan memandu Anda sampai bisa.

Gratis? Nggaklah.... Harus bayar. 

Mahal? Tenang saja…. Biaya malu dan kehilangan jabatan rektor itu jauh lebih mahal ketimbang biaya kursusnya.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda