Dua Jempol untuk AHY

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (FOTO: liputan6.com)

COWASJP.COMUNTUNG SAJA, kedewasaan itu diperlihatkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketika menanggapi pemberitaan soal duet Anies-Cak Imin. Karena sebagai seorang pimpinan sebuah partai politik besar, dia tidak grusa-grusu. Tidak terburu-buru memberikan statement yang justru jadi bumerang bagi diri dan partainya. Meskipun hampir seluruh jajaran partai berontak, ingin hengkang dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP). 

Bagaimanapun, politik itu sangat dinamis. Apa yang terjadi sekarang belum tentu berlanjut jadi kenyataan di masa depan. Kegemparan akibat munculnya pemberitaan soal duet Anies-Cak Imin tidak perlu ditanggapi dengan pernyataan-pernyataan yang sangat keras. Apalagi dengan melontarkan kata-kata yang kasar dan menyakitkan. 

Tidak bisa dipungkiri, saat ini banyak sekali konten YouTube maupun pemberitaan di sejumlah platform media sosial yang ngawur. Tidak sedikit pula yang palsu alias hoax. Tentang Anies yang disebut pengkhianat bahkan pengecut. Tentang keretakan bahkan keterpecahan dalam KPP. Tentang ancam mengancam di lingkaran elit koalisi. 

Semuanya dapat diduga hanya untuk mencari sensasi dan men-downgrade elektabilitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) KPP Anies Rasyid Baswedan, yang kian melambung tinggi. 

Dalam sepucuk surat yang dia tulis untuk kader dan masyarakat pendukungnya, AHY mengungkapkan isi hatinya dengan cara yang santun dan bijak. Surat yang dia buka dengan ucapan “Salam Perubahan dan Perbaikan” terasa menyejukkan. Terutama mestinya bagi para kader dan simpatisan Demokrat yang sedang sumpek dan marah. 

“Mencermati kondisi yang ada, yang muncul mendera dan dirasakan kader Partai Demokrat, maka pernyataan ini saya buat. Agar kita bisa memandang segala sesuatu tidak memakai persepsi kita. Tapi lebih mengedepankan proyeksi pada kondisi perpolitikan negeri ini, yang didisain dengan demokrasi compang-camping yang tidak sebenarnya,” demikian ungkap AHY. 

Karenanya, lanjut putera mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, menghadapi badai apa pun, Kader Demokrat mestilah bersikap selayaknya dalam memandang segala persoalan, baik mencederai kita langsung maupun tidak langsung. Tetap dituntut mengedepankan politik yang lebih pada kepentingan rakyat daripada kepentingan partai kita. Itulah tujuan dalam berpartai, yang tidak hanya mementingkan kekuasaan lalu memaksakan diri di luar kepatutan. Kader Demokrat tidaklah demikian. Ini yang mesti jadi pegangan dalam menyikapi sesuatu dengan tidak berlebihan.

Bahkan lebih lanjut dia mendesak agar kader Demokrat janganlah menganggap bahwa apa yang hari-hari ini dihadapi Partai Demokrat sebagai akhir kesempatan untuk berbakti pada negeri ini. Dia menegaskan, tidak! Justru kader Demokrat harus menunjukkan bahwa mereka bisa memahami konstelasi politik yang terkadang tidak mengenakkan. 
Karena itu, AHY menganjurkan agar kader tidak perlu memandang situasi dan kondisi yang tidak mengenakkan ini dengan ratapan berlebihan.  Sikap yang menurut dia justru menampakkan seolah para kader tidak dewasa dalam berpolitik. 

“Apa pun yang muncul mendera kita, itu semua bagian dari perjuangan yang mesti kita jalani mau tidak mau. Suka tidak suka. Itulah konsekuensi perjuangan,” ungkapnya menegaskan.

Tentu saja, pernyataan AHY dalam suratnya itu begitu menarik untuk dicermati, sehingga patut diacungi dua jempol sekaligus.

JEBAKAN BATMAN

Harus diakui bahwa pemberitaan soal duet Anies-Cak Imin itu begitu menggemparkan. Tidak ada angin tidak ada hujan, ibarat petir yang tiba-tiba menggelegar di siang bolong. Semua orang terperanjat. Semua orang terhenyak seakan tidak percaya. Apakah benar bahwa Cak Imin memang riel akan menjadi bakal calon wakil presiden (Bacawapres) Anies dalam perhelatan pilpres 2024 mendatang?

Ketum Partai Nasdem Surya Paloh yang dituding sebagai dalang di balik pengusungan duet Anies-Cak Imin, ketika dikonfirmasi, justru mengelak dengan bahasa yang diplomatis. Menurut dia, kemungkinan itu bisa saja terjadi. Tapi sampai menit ini duet itu belum terformalkan.  

Meski demikian hujatan berhamburan di berbagai platform media sosial, baik terhadap Anies maupun Surya Paloh. Berbagai pokok pikiran maupun analisa politik juga dihadirkan di ruang publik. Tidak sedikit di antaranya yang menarik untuk dicermati. 

Tapi yang tidak kalah menarik adalah apa yang diungkapkan oleh pengamat politik Rocky Gerung. Yang menyiratkan bahwa Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjadi senjata Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggagalkan Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Menurut analisa Rocky, Jokowi bisa mengeluarkan sprindik atau surat perintah penyidikan untuk Cak Imin. Agar Anies Baswedan tidak memenangkan Pilpres 2024, jika namanya terus melambung tinggi.

"Lalu Jokowi berpikir lagi. Oke, supaya Anies nggak jadi presiden, ada spirindik. Di Anies nggak ada, (tapi) spirindik di Cak Imin ada," ucapnya, seperti dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (1/9).

Dengan demikian, dapat diterima anggapan bahwa pengusungan Cak Imin sebagai Bacawapres Anies dilakukan atas tekanan istana. Dan ini dapat dikatakan sebagai “jebakan batman”, agar pencalonan Anies bisa digagalkan. Setelah berbagai macam cara untuk menjegal mantan Gubernur DKI Jakarta itu selalu gagal. 

Dan upaya terakhir ini bisa dipastikan akan sukses. Sehingga keinginan Jokowi agar pasangan calon itu hanya dua bisa terpenuhi. Dan menyiapkan dua-duanya, yaitu Ganjar dan Prabowo, yang merupakan “all president men” akan berhasil. Sehingga kendali Jokowi terhadap perpolitikan anak bangsa akan terpelihara, meskipun dia sudah lengser kelak. 

Tentu banyak orang akan mengamini hal ini. Bukan rahasia lagi bahwa Cak Imin masih punya kasus yang berada di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Yaitu kasus “kardus durian” yang merupakan kasus suap pengucuran dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2011 lalu. Beberapa pihak belakangan ini bahkan tidak henti mendesak KPK untuk serius menelusuri kasus itu. 

Pertarungan menjelang Pilpres 2024 akan terus berlangsung. Bahkan mungkin akan semakin sengit. Tapi semua mesti ingat “man proposes, god disposes”. Manusia merencanakan, tapi Tuhanlah yang menentukan. Di dalam kitab suci Alqur’an Surah Ali Imran 54, disebutkan juga: “Wamakaru wamakarallah wallahu khairul makirin”.  Mereka membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.(*) 

Bandung, 2 September 2023.-

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda