Sang Begawan Media

Arek Kesel

Yowis Ben merupakan film bergenre komedi romantis yang digarap oleh YouTuber terkenal asal Malang, Bayu Skak. Di sini, ia juga berperan sebagai tokoh utama. Film ini hampir seluruh dialognya menggunakan bahasa Jawa. (FOTO: Vidio - liputan6.com)

COWASJP.COMUNTUNG ketika itu Universitas Negeri Malang membuka jurusan animasi. "Saya mahasiswa pertama ketika jurusan itu dibuka," ujar anak muda yang Anda sudah kenal ini: Bayu Skak.

Saya satu pesawat dengan Bayu Selasa sore kemarin. Lagi sama-sama kesel: pesawat jurusan Juanda-Halim ini delay dua jam. Kami sudah di dalam pesawat. Tapi tidak kunjung ada tanda berangkat. 

Akhirnya kami tahu kenapa. "Cuaca di Halim lagi buruk. Jarak pandang terbatas. Kami diminta jangan terbang dulu," ujar pengumuman dari kapten pilot.

Lega. Hanya perlu menunggu cuaca membaik. Saya pun pindah ke kursi kosong di sebelah Bayu. Bisa buang waktu sambil ngobrol. Sekalian saya bisa menulis tentang anak muda hebat ini. Kebetulan saya dan ia satu ideologi: pro-otonomi dan pro desentralisasi.

Bayu ternyata tipe anak yang teguh: film buatannya harus pakai bahasa Jawa. Krunya pun harus setidaknya 50 persen orang lokal. Pemain filmnya lebih gila lagi: harus 90 persen orang setempat.

Yang dimaksud orang lokal adalah Jatim. Terutama Surabaya. Lebih utama lagi adalah Malang: kota kelahirannya.

Bayu menolak keinginan investor agar yang main film adalah pegiat medsos tertentu. Yakni yang punya follower minimal 10.000. Bayu berprinsip siapa pun bisa jadi pelakon: yang penting kualitas aktingnya. 

Berkat keteguhan Bayu itu lahirlah film layar lebar Yowis Ben (Biarin). Full bahasa Jawa. Jawa Timuran. Yang ternyata laris. Sampai ada Yowis Ben 2, Yowis Ben 3, dan Yowis Ben 4. 

Bahkan penonton bisa dibilang ketagihan. Maka muncullah film baru yang Anda pasti sudah menontonnya: Lara Ati (baca: loro ati, Sakit Hati).

Bayu sendiri yang menjadi sutradara. Juga penulis skenarionya. Pun bintang film utamanya.

Suatu ketika Bayu datang ke produser. Ia menyodorkan skenario. Begitu dilihat berbahasa Jawa, skenario itu diempaskan: ditolak.

Bayu datang ke PH lain. Nasibnya sama. Sampai 4 PH masih belum juga diterima. Kisah sukses sering diawali dengan penolakan-penolakan seperti itu.

Pun ketika akhirnya ada yang mau menerima. Semata demi nama besar Bayu di YouTube. Syuting pun segera dimulai. Di Malang. Kru dari Jakarta tiba di Malang. Pimpinan produksi itu tiba-tiba mengatakan: "Bayu, saya tidak pede dengan film berbahasa Jawa ini. Ganti saja dengan bahasa Indonesia".

Bayu tidak mau menjawab permintaan mendadak itu. Ia bergegas ke Jakarta: menemui bos rumah produksi. "Saya pertaruhkan nama saya. Saya tetap minta berbahasa Jawa," katanya. Bayu sampai memberikan garansi: kalau penontonnya kurang dari 500.000 nggak usah dibayar. "Saya minta jaminan saya itu dimasukkan  dalam kontrak. Saya siap menandatanganinya," ujar Bayu kepada bos itu seperti dikutipkan untuk Disway.

arek-kese.jpg1.jpg Bayu Skak dan Anya Geraldine. (FOTO: kapanlagi.com)

Ternyata Bayu benar. Penonton Yowis Ben itu di atas 1 juta orang. Dari kenyataan itulah lahir Yowis Ben berikutnya.

Lara Ati tidak perlu mengulangi drama Yowis Ben. Langsung sukses. Penayangan di layar lebar baru saja selesai. Pindah ke Netflix. Berhasil jadi peringkat pertama.

Waktu Yowis Ben diputar di festival di Los Angeles, Bayu kaget. "Penonton bule juga pada tertawa. Berarti bisa diterima di sana," katanya. Di sana film itu disertai teks bahasa Inggris.

Bayu punya logika kuat. "Kita kan biasa nonton film berbahasa Inggris atau Korea. Apa bedanya dengan bahasa Jawa. Kan ada teks Indonesianya," ujar Bayu.

Sukses Yowis Ben dan Lara Ati itu memberikan pelajaran berharga bagi Bayu. "Berarti sekarang sudah bisa lahir film berbahasa Sunda dan Batak," ujarnya.

Bayu anak seorang alumni SMK yang kini bekerja di Freeport, Papua. Sudah 30 tahun ayahnya bekerja di sana. Sesekali sang ayah dapat liburan untuk berkumpul dengan istrinya yang membesarkan anak di Malang. Usia Bayu kini 29 tahun. Bayu masih punya satu adik perempuan: baru saja lulus kuliah.

Sejak kecil Bayu suka menggambar animasi. Ia sendiri suka menonton film animasi. "Begitu UM membuka jurusan animasi saya mendaftar," katanya. Di situlah Bayu mengenal ilmu animasi. Juga ilmu penggunaan kamera.

Tahun 2009, Bayu mulai membuat video pendek: Wong Edan (orang gila). Teman-temannya ia minta berakting seperti orang gila. Lucu-lucu. Itulah video pertama yang ia unggah ke YouTube. Tanpa memikirkan apakah ada hasil uangnya.

Lalu bikin video lagi: Valentine Dancuk. Isinya: kekesalan para jomblo di hari Valentine. Diunggah lagi. Disenangi. Jadilah Bayu YouTuber. Punya banyak penggemar. 

Video pertama dan kedua itu ia abadikan dengan HP Sony Ericson. Milik temannya. HP milik Bayu sendiri merek Nokia. Tidak ada kameranya.

Bayu dan teman-temannya itu awalnya hanya main-main. Sering iseng. Mereka adalah sekelompok pertemanan yang sedang kesel. Maka nama Bayu pun menjadi Bayu Skak (Sekelompok Anak Kesel). Nama itu mengalahkan nama aslinya: Bayu Eko Moektito. 

Tahun 2013 mulailah Bayu tahu: dari YouTube bisa mendapat uang. Maka ia tambah rajin membuat video dan mengunggahnya. 

Bayu juga sempat bekerja di JTV –yang pemilik lamanya Anda sudah tahu. Satu tahun di JTV, Bayu punya program siaran sendiri. "Saya sering lihat pak Dahlan rapat. Tapi takut mendekat," guraunya. 

TV-TV nasional pun mengejar Bayu. Tapi ia tidak tergoda untuk larut jadi orang Jakarta. Ia ingin tetap berakar di daerah. Lalu memperjuangkan daerah. Termasuk ingin menciptakan banyak kesempatan bagi anak-anak muda daerah. 

"Masak orang daerah terus jadi penonton. Kalau lagi ada syuting di daerah, mereka hanya jadi horee-man," ujarnya. "Tidak boleh lagi seperti itu," tambahnya.

Bayu berhasil jadi pahlawan untuk itu. Pahlawan perjuangan harga diri orang daerah. Hasilnya: kini Bayu tidak sulit lagi cari pemeran yang bisa berbahasa Jawa. 

Tidak lagi seperti di Lara Ati. Waktu itu Bayu harus mengajari pemain utama wanita berbahasa Jawa. Sampai satu bulan lamanya. "Sebulan penuh saya harus terus ngomong Jawa dengan dia," ujar Bayu. Yang ia maksud adalah Tatjana Saphira yang memerankan Si Ayu.

Tatjana campuran Indonesia-Jerman. Tidak bisa berbahasa Jawa. Pun sesudah sebulan didril oleh Bayu. Tetap saja bahasa Jawanya tidak sempurna. 

Maka Bayu mencari akal. Dalam cerita itu dibuatlah Ayu dulu sekolah SD di Surabaya. Lalu sekolah ke Jerman sampai tinggal di sana puluhan tahun. "Dengan demikian penonton bisa memaklumi kalau logat Ayu kurang sempurna," ujar Bayu. 

Saya bisa menerima itu. Justru di situ menariknya. Lebih lucu. Toh ini film komedi.

Suatu kali Bayu harus mengajari 19 orang pemeran film yang belum bisa berbahasa Jawa. Sulit tapi ia lakukan. Saking kuatnya keinginan untuk sukses bahwa bahasa Jawa bisa hidup di era globalisasi. 

Bayu juga membuat serial animasi. Sudah 22 seri. Sudah ditayangkan di ANTV. Ia sudah mulai mengerjakan sesi berikutnya. Lihatlah animasinya. Tentang ayam di asrama mereka. Tingkahnya aneh-aneh. Terutama ketika ada seekor ayam yang bercita-cita ingin jadi rocker. Lucu sekali.

Bayu masih jomblo. Ia sudah membuat sejarah di dunia film. Industri kreatif mendukungnya untuk terus membuat sejarah baru.

Itulah sebabnya ia tidak mau hanya fokus di YouTube. "Untuk menghasilkan uang sih memang harus di YouTube. Tapi saya tidak akan bisa menghasilkan langkah-langkah besar," katanya. "Di YouTube saya hanya akan muter-muter di situ saja," tambahnya.

Banyak anak muda ingin sukses jadi YouTuber. Ternyata Bayu sudah di tahap gelisah dengan kesuksesannya. 

Setelah satu jam asyik mengobrol bunyi ting-tong keluar dari sound system. Pesawat sudah diperbolehkan terbang. Saya pun pindah ke kursi saya yang asal. Hari sudah gelap. Apalagi mendung di atas Juanda juga tebal. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 7 Desember 2022: Tuhan Uang

rid kc

Benarkan yang saya katakan kemarin untuk jadi dokter spesialis harus fapat rekomendasi beberapa dokter dan itu ada sesuatunya. Saya sangat setuju terobosan yang dilakukan oleh menkes sehingga yang jadi dokter tidak hanya kaum yang punya uang saja tapi semua lapisan masyarakat bisa jadi dokter jika mampu. Semoga segera tereujud terobosan menkes di bidang kesehatan tersebut. Perlu diingat lawan ide menkes tidak hanya dari dalam kemenkes sendiri tetapi juga dari kalangan pendidikan. Ingat bahwa pendidikan sudah menjadi komoditi yang sangat menguntungkan. Semoga menkes segera merealisasikan semua terobosannya. 

dewi arum

Setuju untuk posyandu, perlu diperbaiki dan anggarannya ditambah. Jangan sampai pelaksananya yaitu para kader posyandu malah disuruh ikut nomboki program ini.

Thamrin Daffan

Senior " mendzolimi" yunior bukan hanya terjadi di dunia kedokteran tetapi hampir disemua profesi. Apakah bully ini merupakan suatu bentuk balas dendam seperti pada prosesi plonco di masa dzahililiyah dulu dengan plesetan sebagai bentuk "penegakan disiplin". Hospital base oriented bagus juga dalam upaya mengubah sistem pendidikan dokter spesialis. Tujuan mulia agar arogansi masing masing fakultas kedokteran tidak terjadi lagi , Arogansi itu bernada diskriminasi yang dengan pakem bahwa yang bisa spesialis di FK hanya dari Alumni Universitas. Catatan untuk Pak Menteri dalam upaya reformasi bidang kesehatan Indonesia ada baiknya mendahulukan program promotif dan prefentif . Salah satu upaya prioritas itu adalah dengan cara meninggkatkan kualitas pelayanan Posyandu. Ujung tombak pelayanan kesehatan ini merupakan deteksi dini paling ampuh dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. dalam skala nasional. Bidang kesehatan masalah Indonesia/ Kesehatan manusia bukan segalanya / Harus di kerjakan dengan sepenuh hati / Namun tanpa kesehatan jiwa raga/ Maka semuanya menjadi tidak berarti. / Salamsalaman

Nugroho Dwis Sugiharto

Kata pak menkes data lab dan apotek akan masuk ke big data nasional, apakah ini termasuk juga data pasien rumah sakit? Membayangkan, ketika berobat ke rumahsakit sudah tidak perlu ngisi data diri lagi, tinggal bgasih ktp. Ketika dirujuk ke rumahsakit lain tidak perlu banyak berkas dan gak perlu registrasi lagi dirumahsakit yg baru. Capek juga, tiap ke rumahsakit baru harus ngisi data diri dulu

Tjahjo Suseno

Darah biru dalam kedokteran spesialis di Indonesia itu nyata. Bidang spesialis sudah dikapling2, WNI keturunan hanya bisa spesialis apa saja.... Dokter di Indonesia adalah bisnis bukan lagi profesi 

D Darko

Bully di tingkat calon dokter spesialis itu adalah tindakan yang kurang baik, karena mereka yang bisa masuk spesialis itu kan sdh menjadi dokter dan mereka sudah pernah bekerja, sudah pernah bermasarakat, kebanyakan sudah keluarga dll, kalau dibandingkan kuliah dibidang lain bully itu memang ada tapi rata2 hanya sampai setingkat S1 saja, untuk tingkat berikutnya sudah pada tobat lebih mementingkan persaudaraan, yang yunior tahu diri, mengerti menghormati seniornya, meskipun kuliahnya tsb tidur dan tinggal di satu asrama, saya setuju pak Menteri, sebaiknya bully di tingkat spesialis itu harus di hilangkan....bukanya yang masuk kedokteran itu rata2 anak yang pandai2 di sekolah sebelumnya...apa tidak memalukan.

Giyanto Cecep

.. entah kenapa saya masih belum bisa buat komen mrnggunakan lap top, paksi hp bisa .. jadi menulisnya nunak nunuk .. .. ini hikmah karena Menteri Kesehatannya bukan dokter jadi lebih leluasa bermain .. saya tidak tahu apakah sebelum pak Budi Sadikin yang lulusan jurusan fisika dan mantan bankir yg menjabat Menteri Kesehatan .. meski hanya ad hoc .. ... ini mungkin yang sering diistilahkan dengan out of the box .. mungkin perlu dicoba dibidang yang lain .. artis jd presiden .. pelawak jadi menteri .. kl wartawan jadi menteri penerangan .. dosen pertanian jd menteri pertanian .. sih semua sudah tahu

Rhesalino Farell

Konsep Menkes sangat bagus. Tinggal eksekusi lapangannya yg ditunggu. Duit pendidikan yg bermiliar itu berpotensi menguap dari pengelola & pemilik industri pendidikan kedokteran di berbagai universitas.

Leong putu

Ular Kobra memang berbisa / Kalau tergigit berilah SABU / Sebagai bangsa kita mesti berdoa / Pak Menkes ciayo jangan ragu / .. #mantun_salam kenal

Richolas Tjhai

Ular kobra terkenal berbisa / Sekali gigit bisa hilang nyawa / Dari lubuk hati paling dalam berdoa / Semoga misi Menkes Budi terlaksana / #pantun_Maksa

Kalender Indonesia Lengkap

Minta tolong disampaikan ke Pak Menkes Abah. Masalah tidak hanya di spesialis, tapi juga di dokter umum. Semenjak ada BPJS, pendapatan dokter umum baru lulus sangat minim, bahkan kalau dihitung harian sangat kecil dibanding profesi lain yang tidak memerlukan pendidikan dan skill tinggi, dan tidak perlu standby di telp pasien karena ada efek samping dsb. Abah bisa gugling berapa banyak orang tua kecewa sudah membiayai anaknya mahal mahal sekolah di FK. Pas giliran dapat kerja jaga klinik, per 24 jamnya digaji kurang dari 150 rb. Belum lagi sekolahnya sangat lama (saya sekitar 7 tahunan, maklum produk kurikulum lama). Salah satu akibatnya ini, dalam jangka panjang: anak2 pinter ga akan lagi mau masuk FK.

Mbah Mars

Kata anak teman saya yg sedang jadi presiden, upps salah, maksudnya yang jadi residen, dokter pembimbing residen itu bak dewa. Keseluruhan yang dia lakukan pasti benar dan harus diamini serta ditaati. Di dunia residen berlaku Undang-Undang Sikap Residen. Pasal 1: dokter pembimbing residen tidak pernah salah. Pasal 2: jika dokter pembimbing residen berbuat salah, maka residen harus melihat pasal 1.

Muh Nursalim

Dalam menghafal alqur'an dokter residen itu disebut pencari sanad. Gurunya juga punya sanad, gurunya guru juga punya sanad, begitu terus ke atas sampai Rasulullah. Karena itu penghafal alqur'an yang sudah bersanad dipastikan bacaan alqur'annya sama persis dengan Nabi. Di dunia sanad menyanad hafalan alqur'an tidak ada bully-bullyian, karena guru alqur'an itu yang dicari keberkahan ilmu. Semoga dokter senior yang tidak suka membulyy dokter yuniarnya, ilmunya berkah.

reskon indo

Susah login

Jimmy Marta

Demi meningkatkan pendapatan daerah dan ketertiban, peraturan komplek pertokoan dirombak. Di depan jalan masuk pertokoan dibuat pos parkir. Karcis dan biaya parkir dibuat jelas. Dulunya biaya parkir langsung bayar ke juru parkir. Mulanya juru parkir tertib. Pakai karcis dan tarif resmi. Namun lama kelamaan berobah. Akhirnya tanpa karcis dan ongkir jelas menjadi kebiasaan. Konsep perubahan tata kelola parkir itu bagus. Juru parkir akan tetap dipekerjakan ngatur parkir dg gaji tetap. Biaya parkir akan jelas. Resmi. Pendapatan pemerintah daerah pasti meningkat Namun rupanya ada yg protes. Abang parkir dan backingnya. Mereka menganggap lahannya diambil. Padahal si abang tetap markir. Tetap dpt uang. Yg resmi.

yea aina

Persegi garis terpal terbalik selemah bambu/ Berkaki paralon tempat berbilik tenda biru/ Study spesialis terganjal intrik darah biru/ Bagi calon pejabat publik juga berlaku/ @mantuntendabiru

Jimmy Marta

Bendi beroda dua/ Kuda berbaris kencang larinya/ Dihati selalu ada tanya/ Kenapa spesialis kandungan semuanya pria.

Leong putu

Lebih dari teman namanya sahabat / Kian lama mestinya kian erat / Bukannya wanita kurang hebat / Tapi Obgyn memang kerjaan berat / ... #Ada bukannya tiada.

Liam Then

Pernah ketemu seorang anak muda, perantau dari Jawa, kerjanya jadi dokter ipon katanya. Hidupnya gak kalah dengan dokter-dokter senior yang sudah mapan. Umur 30-an sudah pacak beli rumah di komplek mewah, yang ada peraturan residen di larang bangun pagar depan. Saya cuma bisa jempol. Orang tua dokter ,tentu berharap anaknya jadi dokter, karena jalannya paling tidak sudah di kenali. Sebenarnya jika tujuaannya uang, profesi dokter itu jalan yang cukup panjang supaya bisa jadi punya banyak uang. Dokter profesi yang sangat istimewa. Profesi apalagi, yang bisa bilang, "buka baju" kepada orang lain, orangnya gak marah . Profesi apalagi yang bisa bilang ke orang : "bapak kalau tetap begini, bisa cepat mati" Orang yang dengar manggut-manggut nunut. Tidak marah. Dokter profesi yang istimewa, mulia dan terhormat. Ini ada anekdot orang india. "When you are indian parent, you're either doctor, engineer or a disgrace." Begini kira-kira jika di terjemahkan : Jika orang tuamu seorang India, pilihanmu antara menjadi dokter, insinyur, atau menjadi aib keluarga.

Jimmy Marta

Seratus lima puluh juta untuk kuliah spesialis, menurut saya tdk terlalu mahal. Itu jk dibandingkan dg biaya masuk fakultas kedokteran. Di Unila saja sampai 250 harus disetor kpd pak rektor untuk jadi mahasiswa kedokteran. Kalau itu masih kurang, coba tanya kpd calon yg masuk ke UI, UGM jalur mandiri. Padahal kuliah kedokteran itu baru untuk menjadi dokter umum. Kuliahnya lama. Jadi dokter pun akan lama balik modal. Sedangkan untuk menjadi dokter spesialis tentu lebih cepat. Mungkin dua tahun gelar dokter spesialis sudah ditangan. Jadi yg berat bin mahal itu adalah kesempatan. Tempat terbatas. Butuh persetujuan dan rekomendasi segala macam. Namun setelah jadi semua akan terbuka lebar. Rumah sakit, klinik dan buka praktek, untuk spesialis adalah lahan subur. Memang waktu sang dokter akan tersita. Tapi uang 150 juta akan terbayar. Tanpa pake lama.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda