Lukisan Bencana

Akses jalan ke rumah yang diberi police line.

COWASJP.COM – Sekeluarga, selama lima hari, kami meninggalkan rumah. Ada acara di Lampung dan Bandung. Berangkat Kamis (24/11). Kembali ke rumah Selasa malam (29/11). 

Ternyata, mobil yang kami tumpangi tidak bisa mencapai rumah. Akses jalan menuju rumah diberi police line. Ditutup. Tidak boleh dilewati. 

Tepat di tikungan masuk sekira 25 meter menuju rumah,  mengalami musibah. Bencana longsor. Tempat yang di atasnya berdiri Bank Sampah Griya Sapu Lidi tersebut, longsor ke bawah. 

Tanah penopang bangunan terkikis air yang deras mengarah ke lokasi ini. Nah, agar longsor tak bertambah parah, akses jalan ke Bank Sampah --dan sekaligus akses ke rumah saya-- ditutup. 

Yang pernah silaturahmi ke Bank Sampah Griya Sapu Lidi atau ke rumah saya, bisa membayangkan lokasinya. 

erwan5.jpgKepala Galeri Nasional Pustanto (kiri) saat memberi apresiasi karya "A Gifts from Heaven" dalam pameran Kadonesia di Taman Budaya Jawa Tengah, Agustus lalu.

Karena tidak ada akses ke rumah, mobil saya pun hanya bisa parkir di halaman rumah tetangga. Yang bisa diakses untuk keluar masuk rumah lewat jalur lain. Alhamdulillah ada alternatif. 

Jalan alternatif ini dibuat oleh para tetangga (warga perumahan) sehari setelah musibah. Karena ada tiga mobil yang harus "dijauhkan" dari lokasi dekat musibah. Salah satunya mobil yang kami tinggal di rumah. 

Mobil saya bisa dipindahkan dari garasi oleh tetangga karena ada kunci yang kami titipkan. Lewat jalur alternatif yang baru tadi. 

Musibah longsor yang menimpa fasilitas publik berupa Balai RW 26 Perum Gumuk Indah, Sidoarum, Godean, Jogja dan Bank Sampah Griya Sapu Lidi ini terjadi Jumat (25/11). Bakda salat Jumat, saat hujan deras berlangsung cukup lama. 

Diperoleh informasi, air yang melewati gorong2 di jalur ini sampai meluap. "Deras sekali. Hingga keluar dari gorong-gorong," cerita saksi mata. 

garis-polisi.jpg1.jpg

Rabu (30/11) pagi, saya melihat langsung titik terjadinya longsor. Sepertinya perlu banyak dana untuk perbaikan. Satu usaha yang terus kami upayakan. 

Di awal ini, kami dari pihak RT 08 dan RW 26 mencoba membuat langkah mengalihkan aliran air hujan. Jalur yang selama ini ada kami geser. Kami belokkan ke arah lain, langsung menuju ke Kali Bedog. 

Dengan dana yang ada, sebagian buis beton untuk gorong-gorong dan pasir sudah kami beli. Masih banyak buis beton lagi yang dibutuhkan. Juga kebutuhan semen. 

Untuk pengerjaan pengalihan jalur air ini, baru bisa dimulai Kamis (1/12). Semoga semuanya bisa berjalan lancar. 

Selain menangani aliran air, kami juga memikirkan merehabilitasi longsor. Memperbaiki akses jalan ke Balai RW dan membangun kembali Bank Sampah. 

Untuk kerja yang ini diperlukan dana cukup besar. Juga tim ahli yang mumpuni. Kedua masalah tersebut menjadi kendala kami. 

Pada kesempatan ini, kami mengetuk pintu kebaikan dari Panjenengan semua. Adakah Bp/Ibu/saudara yang berkenan membantu menghubungkan ke "tim ahli" penanganan bencana yang sukarela membantu? 

Ada pulakah yang bisa membantu pencarian dana untuk langkah perbaikan? 

Soal dana, yang bisa saya lakukan ini: menjual murah lukisan-lukisan karya saya. Hasil penjualan disumbangkan untuk perbaikan kerusakan fasilitas publik dan Bank Sampah Griya Sapu Lidi/Pendapa RW 26. 

garis-polisi.jpg1.jpg2.jpg

Lukisan yang saya jual merupakan series A Gift from Heaven yang pernah dipamerkan di Taman Budaya Jawa Tengah, Agustus 2022 kemarin. 

Ada 7 karya. Terdiri 5 karya dengan media pencil watercolour di atas kayu (wood), 2 karya dengan pencil watercolour di atas kanvas. 

Karya tersebut saya jual paket 7 karya hanya Rp 15 juta. Yang berminat bisa hubungi saya langsung. 

Atau ada yang ingin berdonasi, membantu kami? Donasi bisa dikirim lewat rekening BCA 037 060 5858 a.n Erwan Widyarto. 

Mohon jumlah donasi dengan akhiran 007. Misal Rp 100.007. 

Konfirmasi donasi ke 0818-262-111. 

Terima kasih untuk kepedulian dan supportnya. 

Salam.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda