Kisah Jenderal yang Pernah Jualan Es Mambo

Foto: Istimewa

COWASJP.COM – Suasana kantor PPAD penuh tawa dan diwarnai kenangan masa lalu. Hadir Jenderal TNI Purn Budiman, Kepala Staf TNI-Angkatan Darat (Kasad) ke-29 tahun 2013-2014. 

Lulusan Akabri terbaik 1978 (Adhi Makayasa & Tri Sakti Wiratama) mengenang kembali masa masa ketika masih menjadi pengasuh di Lembah Tidar. 

"Terutama yang letting 84 sampai 92, pasti pernah punya kenangan dengan saya, karena ketika itu saya menjadi pengasuh mereka," ujar lulusan Terbaik Seskoad 1994, dan Lulusan Terbaik Sesko TNI 2001 (Wira Adi Nugraha).

Putra Betawi kelahiran Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan itu, pada Rabu (7/9) tampak berada di Gedung PPAD, Matraman, Jakarta Pusat. Ia hadir atas undangan organisasi PPAD. 

“Kami, pengurus PPAD 2021 – 2026 punya program menghadirkan para senior. Kami bersilaturahim, saling up date berbagai hal terkait program kesejahteraan PPAD. Tidak saja senior, tetapi juga yang memiliki kompetensi untuk memberi masukan kepada para pengurus, bagaimana kita tetap produktif pasca purna tugas,” ujar Doni memberi pengantar.

Dalam kesempatan itu, Doni meminta seniornya, Jenderal Budiman sharing informasi, baik menyangkut masalah-masalah yang aktual, sampai persoalan-persoalan kewirausahaan, yang menjadi fokus kepengurusan PPAD 2021 – 2026.

Doni juga melaporkan ihwal Silaturahmi Nasional (Silatnas) PPAD di JICC Sentul, Jumat (5/8/2022). Acara itu terselenggara untuk menepis anggapan bahwa PPAD merupakan organisasi purnawirawan kalangan jenderal. “Kami buktikan, PPAD itu bukan milik eksklusif perwira tinggi, para jenderal, tetapi juga rumah bersama para purnawirawan bintara dan tamtama,” tegas Doni Monardo.

Es Mambo

Jenderal Budiman mengaku sangat terhormat diundang berbicara di hadapan pengurus dan anggota PPAD. Termasuk hadirnya para ketua paguyuban angkatan, mulai dari angkatan 1980 sampai 1988 yang hadir di Aula Soerjadi, Gedung PPAD. 

doni-okay1.jpg

Budiman membenarkan,  begitu banyak bidang pengabdian pasca seorang prajurit memasuki usia pensiun. Yang ingin berpolitik, bisa menganalisa peta kekuatan partai politik yang ada. 

Sedangkan, yang ingin fokus ke bidang wiraswasta ia sarankan agar berhati-hati. “Supaya tidak tertipu. Sebab, banyak pensiunan yang niatnya bisnis, tapi malah tertipu. Termasuk saya,” ujar Budiman disusul tawa hadirin.

Budiman memuji hajat Silatnas, dan berharap bisa menjadi ajang silaturahmi regular di tahun-tahun yang akan datang. Terhadap program utama PPAD, yakni politik kesejahteraan, lagi-lagi Budiman menyatakan dukungannya. 

“Sejahterakan dulu dirinya, baru bicara yang lain-lain. Kalau kita sejahtera, maka kita bisa merambah bidang apa pun, tanpa terganggu problem besok makan apa,” katanya.

Jiwa mandiri sudah tertanam pada diri Budiman. Ia menempa dirinya untuk bisa berprestasi di setiap jenjang pendidikan. Dan itu dibuktikan.

Selain itu, sebagai prajurit ia juga harus pandai memutar otak bagaimana mencukupi kebutuhan hidup. Selain memaksimalkan semua yang diberikan negara kepadanya, Budiman juga mencoba usaha. Usaha apa, saja yang penting halal.

“Sejak perwira pertama, ada saja yang saya lakukan di luar jam dinas. Mulai dari ternak bebek, ternak ayam, sampai jualan es mambo,” kata Budiman, berterus-terang. 

Apa yang dilakukan PPAD dengan memberi pelatihan kepada para calon purnawirawan sungguh tepat. “Harus mulai disusun program jangka pendek yang sifatnya tahunnan, lalu jangka menengah yang berjangka 10 tahun, dan jangka panjang yang berjangka 20 tahun. Jadi kita sudah punya bayangan, saat seratus tahun Indonesia merdeka 2045, wajah purnawirawan Angkatan Darat seperti apa,” katanya.

Budiman mengingatkan besarnya potensi purnawirawan TNI-AD. Sebuah potensi yang jika dioptimalkan, akan mampu memberi kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan bangsa. Ia lalu memberi contoh organisasi sejenis ya…(*)

Pewarta : Roso Daras
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda