Live di Youtube Kominfo TV

Kocak, TAKSU Nort Bali Kampanye Migrasi Siaran Digital

Foto: Istimewa

COWASJP.COMDENPASAR – Terobosan jitu diambil Tim Pokja Komunikasi Publik ASO (Analog Switch Off) Kementerian Komunikasi dan Informatika. Guna membangun pemahaman, kepercayaan, dan partisipasi publik untuk bersama-sama beralih menggunakan televisi analog ke digital, Tim Pokja pun memilih Kesenian Rakyat mengambil peran. Mereka diminta menggelar pertunjukan rakyat yang berisi pemahaman saatnya beralih ke siaran TV digital.

Pertunjukan Rakyat ini akan digelar di beberapa daerah dan dimulai dari Kesenian Rakyat Bali. Tema yang diangkat dalam pertunjukan kesenian rakyat itu adalah Siap-Siap! 30 April 2022 TV Analog di Wilayah Anda akan Dimatikan.

Lewat pertunjukan rakyat ini disampaikan informasi terkait migrasi televisi digital dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Keterlibatan kesenian rakyat ini diharapkan dapat menggapai kalangan komunitas seni budaya dan masyarakat umum.

Pertunjukan Kesenian Rakyat di Bali ini digelar Jumat, 22 April 2022. Tampil Kelompok TAKSU North Bali berkolaborasi dengan Sanggar Kebo Iwa. Personel Taksu tiga orang yakni Luh Ratmini yang akrab disapa Kikik, Komang Darwin Setiabudi dan Jerry S. Kelompok ini pernah menjadi juara pertama dalam lomba film se-Bali. Taksu menghadirkan cerita yang kocak, menggelitik dalam mengangkat fenomena migrasi siaran analog ke digital ini. Kocak, kritis, seperti konten-konten yang mereka buat selama ini.

Pertunjukan yang digelar di Studio Bali TV ini tidak hanya bisa disaksikan oleh warga Pulau Dewata. Karena, pertunjukan dilakukan secara virtual via Live Streaming Youtube. Yang mau nonton keseruan penampilan Taksu dan Sanggar Kebo Iwa bisa mengikutinya di akun Youtube: Kominfo TV Siaran Digital Indonesia.

Untuk melengkapi informasi seputar migrasi siaran analog ke digital, dalam pertunjukan rakyat ini hadir sejumlah narasumber. Di Bali, pertunjukan ini menghadirkan narasumber di antaranya Mesania Mimaisa Sebayang M.H.(Sub Koordinator LPS dan LPA Televisi Kemkominfo), dan I Gde Agus Astapa S.Sos, S.I.Kom, M.M. (Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Bali).

Pesan yang ingin ditegaskan lewat pertunjukan kesenian rakyat ini adalah bahwa, dengan beralihnya siaran televisi analog ke digital, maka rakyat Indonesia bisa menikmati siaran televisi yang lebih bersih gambarnya, jernih suaranya, dan canggih teknologinya. Selain itu, untuk menikmati siaran televisi digital, masih bisa menggunakan unit televisi dan antena yang sudah dimiliki. Hanya tinggal menambahkan/ menyambungkan alat konverter frekuensi yang bernama set top box.

taksuk.jpg1.jpg

Hanya dengan membeli 1 (satu) kali set top box bisa menikmati siaran televisi digital tanpa melakukan pembayaran bulanan. Karena, siaran digital adalah siaran gratis (free to air) yang bisa dinikmati masyarakat melalui frekuensi. Bukan streaming dan tanpa kuota untuk menikmatinya.

Dari serangkaian kegiatan yang dikemas lewat pertunjukan kesenian rakyat ini, Tim Pokja Komunikasi Publik ASO (Analog Switch Off) Kementerian Komunikasi dan Informatika ingin menyampaikan kebutuhan informasi masyarakat terkait televisi digital. Juga pengenalan televisi digital, dasar kebijakan, manfaat penggunaan televisi digital (variasi konten, kanal, siaran olahraga diacak atau tidak, dan lain-lain).

Dijelaskan pula dampak migrasi, teknis/mekanisme migrasi tv analog ke televisi digital (definisi, cara menggunakan dan mendapatkan mendapatkan set top box, perlu ganti TV/tidak, dan lain-lain). Juga mengenai kemerataan distribusi televisi digital, dan digital dividen bagi pemerintah dan sektor industri.

Yang paling utama dari pertunjukan kesenian rakyat ini adalah mengajak masyarakat untuk bersiap migrasi dari TV Analog ke TV Digital.
Masyarakat harus tahu bahwa migrasi televisi analog menuju digital merupakan bagian dari agenda pembangunan nasional. Persoalan perpindahan dari televisi analog menuju digital tidak hanya menyangkut penyiaran, tetapi juga terkait dengan ekonomi digital dan komunikasi di masa depan. Perpindahan tersebut harus diwujudkan guna menjamin kebermanfaatan hidup dan masa depan bangsa Indonesia.

Migrasi televisi analog menuju digital pun merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat terkait layanan siaran televisi. Masyarakat membutuhkan tontonan yang mudah, murah, dan nyaman. Selama ini sebagian besar pengguna televisi analog tidak berbayar merupakan kalangan menengah ke bawah. Mereka bukan pengguna layanan media over-the-top atau televisi broadband.

Melalui siaran televisi digital masyarakat akan mendapatkan tontonan yang bersih, canggih, dan jernih. Hal tersebut merupakan hak dasar yang harus dimiliki sebagai warga negara. (*)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda