Satu Kata: PECAT ARTERIA DAHLAN

Buntut kssus Arteria Dahlan, pencetus ‘Buang Sunda dari NKRI’ digempur Bobotoh Suporter Persib Bandung. (FOTO: Dok DPR RI - jurnalgarut.pikiran-rakyat.com)

COWASJP.COM – MESKIPUN sudah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, namun persoalan omongan Arteria Dahlan yang menyinggung suku Sunda tampaknya tidak mudah diatasi. Tidak semudah membalik telapak tangan. Pasalnya, perasaan masyarakat suku Sunda sudah terluka begitu rupa. Persoalan ini sudah terlanjur meruyak begitu luas. Sehingga bagi orang Sunda sekarang, tampaknya hanya satu kata: Pecat Arteria Dahlan. 

Dalam beberapa hari terakhir, aksi-aksi unjuk rasa sebagai protes terhadap masalah ini pecah di berbagai kota di Jawa Barat. Pemasangan baliho “Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda” marak di sejumlah tempat. Begitu juga tagar #Sunda Tanpa PDIP, yang menggema di platform media sosial Twitter. 

Saking marahnya terhadap sikap Arteria, bahkan Wagub Jabar U’u Ruzhanul Ulum mengancam akan mengerahkan ratusan ribu santri untuk geruduk DPR RI di Senayan. Sejumlah tokoh dan sesepuh masyarakat PSunda, seperti Sam Bimbo, juga memperlihatkan reaksi yang tidak senang. 

Sekarang, kasus itu sudah memasuki hari yang ke delapan. Artinya sudah lebih dari satu minggu. Meski begitu, apakah reaksi masyarakat mereda? Ternyata, tidak sama sekali. 

BACA JUGA: Lagi, Soal Integritas Arteria

Berbagai unjuk rasa pecah di sejumlah tempat di Jawa Barat dalam beberapa hari terakhir. Di Karawang dan Cianjur, misalnya, para demonstran menuntut agar PDIP segera memecat Arteria. Setelah sebelumnya di Subang kaum demonstran bentrok dengan pihak keamanan. Mereka tidak peduli dengan permintaan maaf yang telah disampaikan secara terbuka oleh anggota dewan, yang mewakili Dapil Jatim VI itu. Yang sering tersandung sikap dan pernyataan kontroversial itu. Mereka malah mengancam akan bersatu padu menghapus jejak PDIP di Jawa Barat, bila tuntutan memecat Arteria itu tidak dipenuhi. 

DPP PDIP melalui Sekjennya Hasto Kristiyanto menjelaskan, pihaknya sudah memanggil Arteria. Bahkan sudah memberikan sanksi keras terhadap kadernya itu. Dengan menekankan, pernyataan Arteria sewaktu RDP dengan Jaksa Agung itu memang tidak tepat. Tidak sesuai dengan aturan tata tertib dan budaya di PDIP. 

Banyak pihak mendesak agar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengambil keputusan cepat dan tegas. Yaitu memecat anggota DPR RI Komisi III itu dari jajaran partai. Sayangnya, sampai hari ini tidak ada keputusan partai yang memecat Arteria. 

BACA JUGA: Arteria Dahlan Sakiti Hati Mang Aen

Meskipun tuntutan itu kian memuncak, PDIP tampak bergeming. Sedemikian jauh, partai berlambang banteng moncong putih itu tampaknya tidak melihat persoalan ini serius. Sehingga tidak mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Sebagaimana dituntut banyak pihak. 

arteri1.jpg2.jpgFOTO: jabar.iNews.id

Bagaimanapun, tuntutan pemecatan Arteria kini tidak hanya datang dari para tokoh masyarakat, aktifis dan sejumlah tokoh paguyuban orang Sunda. Sebab tuntutan serupa ternyata juga disampaikan jajaran DPD PDIP Jabar. Yang bisa jadi kuatir kasus ini akan semakin membenamkan perolahan suara mereka di tataran Sunda ini. Seperti diungkapkan Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono. Yang konon telah mengirimkan surat permintaan pemecatan itu ke kantor PDIP pusat. 

Boleh jadi sejumlah kalangan menilai, tuntutan pemecatan Arteria ini tidak masuk akal. Tapi masalahnya, bukankah persoalan ini meruyak setelah anggota Komisi III DPR RI itu mengeluarkan permintaan yang juga tidak masuk akal? Yaitu agar Jaksa Agung mengganti Kajati Jabar Asep Nana Mulyana. Hanya karena dia berbicara dengan campuran bahasa Sunda dalam RDP dan Raker dengan Komisi III DPR RI, Senin (17/01) lalu. 

BACA JUGA: Jihad Ubeidillah Badrun

Kini, apakah DPP PDIP tidak memecat Arteria karena menganggap langkah itu tidak penting? Apakah karena memandang pemilih mereka di Jabar ini tidak signifikan, sebab basis utama mereka adalah di Jateng dan Jatim? Sehingga dengan demikian, dianggap tidak akan ada artinya bagi perolehan suara partai secara nasional di 2024 dan pemilu-pemilu selanjutnya. Tidak masalah, walaupun nanti perolehan suara PDIP di Jabar ambyar. 

Bisa jadi juga, jajaran DPP PDIP beranggapan bahwa dalam perjalanan waktu persoalan ini akan mereda. Dengan sendirinya. Tanpa perlu memecat seorang kader seperti Arteria. Apalagi, bukankah selama ini orang Sunda dikenal sebagai etnis yang santun dan sangat pemaaf? 

Persoalannya, sikap dan pernyataan Arteria dalam RDP dengan Jaksa Agung itu memuakkan orang begitu rupa. Bila masyarakat menonton kembali video yang viral dan memperhatikan sikap, gaya bicara dan keangkuhan yang dipertontonkan anggota dewan itu membuat orang Sunda semakin muak dan marah. 

arteri1.jpg2.jpg3.jpgPolitikus PDIP TB Hasanuddin sebut Arteria Dahlan sudah keluar dari pakem Ideologi Partai. (FOTO: tribunnews.com)

Bagi banyak orang Sunda, sikapnya yang mempertontonkan sok kuasa dan terkesan mentang-mentang, dengan mimik muka yang menyebalkan, tampak sekali memuakkan. Seolah meremehkan bahasa dan suku mereka. Tentu membuat perasaan mereka sangat terluka. Yang tidak mudah diobati. Karena, meskipun mereka terkenal santun dan pemaaf, mereka juga memiliki hati yang keras. Persatuan mereka sebagai satu kelompok masyarakat juga luar biasa. Apalagi bila menghadapi persoalan pelecehan terhadap kehormatan bersama seperti ini. 

Karena itu, tentu akan sangat bijak, jajaran DPP PDIP secepatnya mengambil langkah bijak. Memenuhi tuntutan untuk mencopot Arteria dari jajaran partai. Sekaligus, misalnya, mem-PAW (melakukan pergantian antar waktu) dari kedudukannya di DPR. Apa ruginya mengambil tindakan tegas terhadap hanya satu kader bermasalah, sehingga dapat memperbaiki citra partai yang terancam berantakan? 

Boleh jadi, jajaran pengurus DPP PDIP sekarang sedang sibuk rapat, untuk membicarakan masalah ini. Bukan mustahil juga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri akan mengambil keputusan yang tepat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sehingga persoalan ini segera mereda. Semoga! (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda