Sang Begawan Media

Tempus Est

Prananda Prabowo Soekarno. (FOTO: Twitter/Prananda Prabowo - merdeka.com)

COWASJP.COMISTILAH Yunani ini bakal dihafal banyak orang: Tempus Abire Tibi Est. Terutama setelah beberapa hari terakhir beredar lagu bergenre deadrock berjudul Pengkhianat.

Di lagu itu, Tempus Abire Tibi Est dipekikkan sampai enam kali. Saya pun ditanya banyak orang: apa artinya. Saya menebak jawabnya ada di pekikan di belakang Tempus Abire Tibi Est: waktumu sudah habis.

Saya balik bertanya kepada banyak orang yang saya anggap ahli dalam filsafat Yunani. Tiga ilmuwan sosial. Dua orang Pastor Katolik. Pertanyaan saya sama: "Lahirnya istilah Tempus Abire Tibi Est berkaitan dengan apa di zaman siapa? Suwun. Mau saya kutip untuk tulisan saya".

Akhirnya saya harus menghubungi pujaan Anda: Rocky Gerung. Ia yang memberikan jawab: Itu terdapat di salah satu puisi karya Horace. "Ia banyak menghasilkan puisi bergaya satire," ujar Rocky Gerung. "Horace adalah sastrawan Roma, zaman Kaisar Agustus," tambahnya.

Saya dapat tambahan keterangan dari ilmuwan muda yang juga mendalami filsafat. Saya sering diskusi dengan anak muda ini tapi belum pernah baku sapa. Diskusi saya lewat online.

Nama anak muda itu hanya satu kata: Biiznillah. Saya yang diminta memberi kata pengantar di bukunya. Judul bukunya itu, LOGOS: Sengketa Tuhan dan Kebenaran, Dari Evolusi Ke Transendensi, Dari Mitos Hingga Filsafat.

Menurut Biiznillah, ucapan di lagu Pengkhianat itu muncul pertama kali dalam Epstitles II.II karya Horace dalam puisi surat-surat pujiannya kepada kaisar Agustus yang pulang membawa kemenangan dari  beberapa peperangan. 

Biiznillah lahir di Liwa, pedalaman Lampung. Ia mengatakan "dari latar belakang Horatius yang penganut epicureanisme puisi-puisinya dipandang sebagai satire yang menggambarkan kemuakan pada semua kejayaan yang telah dicapai oleh Roma". Pada akhirnya semua harus berakhir. "Bait-bait dalam puisi Horatius menggambarkan restropeksi dan instrospeksi yang mendalam mengenai kehidupan. 

Kalimat Tembus Abire Tibi Est justru dimunculkan setelah ungkapan pujian atas capaian-capaian yang gemilang Kaisar Roma. Di situ sekaligus disisipi nasihat-nasihat mengenai ketidakberartian capaian tersebut dibanding kenyataan hidup yang senantiasa mengenal batas.  

Seperti meminum air atau anggur, kita tidak mungkin bisa minum sebanyak-banyaknya. Ada batas di mana kita tidak bisa minum lagi. Saat itulah waktu yang tepat untuk pergi. Waktu yang tepat untuk mengakhiri. Bahwa kita telah menang, itu bukan tanda bahwa kita dapat terus melakukan hal yang sama. Justru kemenangan terkadang adalah sebuah isyarat kita harus berhenti.

Biiznillah kini dosen IAIN Bengkulu. Umurnya baru 34 tahun. Karya Horace tersebut, katanya, muncul setelah Kaisar Agustus memenangkan Perang Actium melawan pemberontakan Mark Antony yang didukung oleh Ratu Mesir Cleopatra. Sebelum masehi itu, Horace (Quintus Horatius Flaccus) pergi sekolah ke Athena, pusat pendidikan terkemuka dunia saat itu. Yakni di sekolahnya filsuf Plato.

Tapi kita tidak akan membahas Horace hari ini. Bahasan kita adalah lagu karya Prananda Prabowo Soekarno, putra kedua Presiden Megawati Soekarnoputri. Mengapa sampai enam kali memekikkan puisi Yunani itu.

Bacalah teks lagunya, yang ketika saya buka di YouTube baru disiarkan 7 hari lalu:

Telah kuserahkan seluruh jiwaku

Untuk menjadi nafas dalam derap langkah perjuanganmu

Dasar kau.. Pengkhianat

Sangkakala pertarungan

Kau tiupkan di wajahku

Kau pikir karena kuasamu

Mati langkahku kau buat

Janjimu tipu muslihat

Senyummu bulus membius

Cukup sampai di sini lukaku dendamnya kurawat

Tapi sisa waktu kesumatku

Dasar kau pengkhianat

Pengkhianat berwajah santun

Dasar kau pengkhianat

Lihat kuburmu adalah tempatmu

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Waktumu sudah habis

Manusia tak punya malu

Janjimu tipu muslihat

Senyummu bulus membius

Cukup sampai di sini lukaku dendamnya kurawat

Tapi sisa waktu kesumatmu

Dasar kau pengkhianat

Pengkhianat berwajah santun

Dasar kau pengkhianat

Lihat kuburmu adalah tempatmu

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Waktumu sudah habis

Manusia tak punya malu

Tunggu saatnya kan tiba

Pastilah akan tiba

Tiba masa buat perhitungan

Membalas pengkhianatan ini

Tentu yang membaca lirik itu menghubungkannya dengan situasi politik terakhir. Yakni ketika Presiden Jokowi seperti memindahkan dukungan dari Capres Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto.

Padahal bisa saja bukan. Bisa saja ada maksud yang lain. Siapa tahu lirik itu hanya ditujukan ke tokoh PDI-Perjuangan seperti Budiman Sudjatmiko. Yang kini terang-terangan mendukung Capres Prabowo. Atau jangan-jangan Prananda menunjukkan lirik lagu itu kepada Muhaimin Iskandar. Bahkan siapa tahu lirik itu ditujukan ke Zelenskyy di Ukraina sana.

Bisa juga hari itu Prananda baru saja nonton wayang kulit semalam suntuk. Ia benci kepada salah satu tokoh wayang. Maka lirik itu ia tujukan untuk Patih Sengkuni.

Berarti baiknya jangan ada yang tersinggung. Apalagi, setelah saya teliti, ternyata lirik itu ditulis tahun 2015. Tidak ada perubahan lirik apa pun saat lagu Pengkhianat disiarkan di YouTube tujuh hari lalu.

Maka saya ingat-ingat: ada kekecewaan apakah di tahun itu. Rasanya tidak ada. Toh Prananda tidak pernah punya keinginan masuk dalam daftar kabinet baru. Prananda tidak kelihatan punya ambisi politik. Di PDI-Perjuangan pun tidak pernah dipanggungkan. Padahal jabatan dalam partai sangat tinggi: salah satu ketua DPP.

Saya hanya bertemu Prananda satu kali. Di pemakaman Taufiq Kiemas, ayah tirinya. 

Prananda, Anda sudah tahu, putra kedua Megawati dari suami pertama: Kapten Penerbang Anumerta Surindro Supjarso.

Di pemakaman itu Prananda berpidato mewakili keluarga. Pakai peci hitam. Saya terkesima. Hampir persis Bung Karno di saat muda. Saya sampai heran saat itu:  mengapa ''Bung Karno Muda'' ini tidak pernah dipromo sebagai putra mahkota Megawati.

Prananda, dengan lagu itu, tampil garang. Serangan kepada Presiden Jokowi tidak hanya lewat programnya, juga lewat lagu seperti itu. 

Prananda memang juga seperti Bung Karno: seniman. Khususnya musik. Ia penggemar rock aliran paling keras: deadrock. Jenis lagu seperti Pengkhianat sering juga disebut rock underground.

Di aliran ini, salah satu grup band Indonesia yang populer adalah Deadsquad. Saya juga menggolongkan Erix Soekamti di kelompok ini tapi ia sendiri menyebut diri ''rock saja''.

Pertanyaan penting: apakah dengan sorotan seperti itu ada kemungkinan Jokowi balik dukung Ganjar lagi?

"Dari sisi Pak Jokowi mungkin saja. Tinggal apakah PDI-Perjuangan masih mau menerima", ujar seorang politisi yang kini punya podcast terkenal.

Dulu, setelah ada lagu Celeng Degleng Megawati mau menerima Ganjar yang didukung Jokowi. Kini, setelah ada lagu Pengkhianat entah apa yang akan terjadi. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 21 Agustus 2023: Bonita-Fani

Mbah Mars

EMBOEN PAGI Senin adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan kembali spirit "Untha unthu goleki selane garu" (Bersemangat mencari rejeki)

Agus Suryono

BELUM ADA EMBOEN.. Emboen nya lagi baca CHDI. Tentang Bonita. Bonek wanita.. ###Emboen, takut ama dia..

Mbah Mars

Saya "gumun" orang kok bisa seberani itu ya di Amrik. Seorang wanita lagi. Kok tidak ada takut-takutnya terhadap keselamatan dirinya. Mohon info kepada para rusuhwan apakah orang semacam Fani itu dijamin keselamatannya oleh negara ? Semisal disediakan pengawal kemanapun pergi ?

Riyono ,SKP

Koq jadi teringat ditutupnya lokalisasi Dolly saat Walikotanya Perempuan. Apakah saat Walikotanya pria.... Ah,koq pikiran jadi ke situ...

yulian yulian

Mantap, klo jaksanya janda, biasanya lebih berani menangani kasus para pria, apalagi yg pernah melakukan skandal, mancaapp..., He he he

Mirza Mirwan

Sebenarnya Fani Taifa Willis sudah 52 tahun (lahir 1971). Sidang di hari Senin, 14/8, pekan lalu itu memang mencengangkan publik. Mendakwa 19 orang sekaligus dengan total 41 dakwaan. Pembatasan karakter tak memungkinkan saya untuk menulis daftar 41 dakwaan itu, bahkan juga 16 nama terdakwa selain Trump, Guiliani, dan Mark Meadow. Yang jelas, dari 41 dakwaan itu Trump dan Guiliani mendapat dakwaan paling banyak, masing-masing 13 dakwaan. Trump: dakwaan no. 1, 5, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 27, 28, 29, 38, 39. Guiliani: no. 1, 2, 3, 6, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 23, 24. Fani Willis mendakwa Trump dan 18 terdakwa lainnya menggunakan RICO Act -- Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act -- yang Pak DI menyebutnya UU Kejahatan Pemerasan Berkomplot. Itu UU Georgia, bukan UU Federal. Ancaman hukuman maksimal di RICO Act itu 20 tahun. Trump memang sudah mengajukan permohonan agar semua kasusnya disidangkan di awal 2026. Tetapi jaksa seperti Fani tetap minta mulai Februari 2024. Kalau saja 2024 Trump memenangi pilpres, hak memberi pengampunan pada dirinya hanya berlaku untuk kejahatannya di tingkat federal (soal dokumen dan penyerbuan ke Capitol). Kejahatan di tingkat state, tidak termasuk yang bisa diampuni. Itulah hukum di AS. Permintaan Trump ke Brad Raffenperger, "Saya hanya butuh 11.780 suara lagi, Bro" di bulan Januari 2021 dulu mestinya sudah selesai. Buktinya Raffensperger ogah menuruti kemauan Trump unruk ngakali hasil pemungutan suara. 

Komentator Spesialis

Bagus ini sistemnya di Amerika. Baru tahu kalau jaksa dipilih melalui pilkada. Sehingga memberi potensi lebih besar untuk menduduk jaksa sebagai alat negara, bukan alat penguasa. Di negara ameriki, dari Jaksa, kepala kehakiman, MK, Kepala Polisi, gubernur bank sentral, Panglima tentara, sampai anggota seleksi KPK dipilih atau diusulkan oleh presiden. Muaranya presiden. Kalau presidennya baik ya baik semuanya. Kalau rusak ya bobrok semuanya. Dan hasilnya anda sudah tahu cawe cawe senyap. 

Juve Zhang

Sedikit menyimpang. Tentang ekonomi dunia. pak Jokowi yg sedang berkunjung ke Afsel layak berbangga hati si "bajingan tolol" ini menorehkan prestasi bukan kaleng kaleng .ternyata di antara negara G20 pertumbuhan GDP Indonesia no.1 .selamat ke pak Jokowi atas pencapaian prestasi ini. Yg mencengangkan negara negara hebat kaya raya ,Jerman. Saudi Arabia secara teknis sudah masuk resesi karena dua kuartal ber turut turut GDP nya minus. Luar biasa Pak Jokowi ilmunya bukan kaleng kaleng. Pantas saja BRICS mengutamakan SA.Argentina masuk jadi anggota baru ekonomi mereka tak secerah Indonesia. Sekali lagi pak Jokowi layak berbangga hati di forum International memimpin negara dengan pertumbuhan GDP terbesar diantara G20. Luar biasa.

Mirza Mirwan

Bukan hanya Raffensperger, Gubernur Brian Kemp juga ogah cawe-cawe. Padahal terpilihnya Raffensperger dan Brian Kemp dalam pemilu Georgia adalah berkat "endorse" dari Trump. Padahal, kalau saja Raffensperger mengikuti keinginan Trump, dengan hanya 11.780 suara di Georgia itu batallah kemenangan Biden. Malang bagi Trump. Ternyata Brad Raffensperger dan Brian Kemp, seperti juga kemudian ditunjukkan Mike Pence, sang wapres yang juga ketua Senate, lebih memilih mematuhi konstitusi. Bagi ketiga tokoh itu disebut "traitor" oleh Trump dan pendukung-garis-keras-nya bukanlah soal. "The most basic principles of a strong democracy are accountability and respect for the constitution and rule of law. You either have it, or you don't," kata Raffensferger.

Fiona Handoko

"oke oke, kami nonton film porno". ayah berkata "apa apaan ini. di usiamu ayah bahkan tidak tahu apa itu film porno". plaaakkk. robot itu menampar sang ayah. ibu tertawa, dan berkata "tentu kelakuannya sama. dia kan anakmu." plaaaakkkk, kontan si ibu ditampar oleh robot. keesokan hari, robotnya dijual. 

Fiona Handoko

selamat pagi bpk thamrin, bung mirza, bp prof pry dan teman2 rusuhwan. kemarin abah dan bp thamrin sibuk memperingati hari ultah yptd. hingga sementara ini, kolom komen pilihan diliburkan dahulu. seorang ayah membeli robot pendeteksi kebohongan, yang akan menampar orang yg berbohong. pada suatu malam, dia memutuskan untuk mengujinya. dia bertanya kepada putranya. apa yg dilakukannya sore itu. putranya berkata "saya mengerjakan pr sekolah." plaak, robot itu menampar putranya. "oke, oke. saya di rumah teman. nonton film." sang ayah lanjut bertanya "film apa yg kalian tonton?" anak menjawab "toy story" plaakk, robot itu kembali menampar putranya

imau compo

Ada banyak orang jahat di Amerika tapi ada banyak orang baik pula yg menegakkan sistem hukum dan etika di Amerika sehingga Amerika tetap langgeng.

Mirza Mirwan

Padahal, menurut Thomas Jefferson, presiden AS ke-3 (1801-1809), jabatan presiden adalah belenggu kekuasaan (shackles of power). Anehnya orang seperti Trump yang pernah menjadi presiden, 20 Januari 2017-20 Januari 2021, masih juga ngotot pengin jadi presiden lagi. Pun setelah puluhan dakwaan dialamatkan kepadanya. Benar bahwa dalam polling sejak Juli ia selalu memuncaki prosentase suara, tetapi...ah, saya jadi teringat apa pendapat sang keponakan, Mary Lea Trump, Ph.D. tentang sang paman. Sampai sekarang, setahu saya, Trump itu menghadapi 87 dakwaan. Rinciannya: 34 dakwaan dari Jaksa Distrik Manhattan, Alvin Bragg, dalam kasus "hush money" (uang tutup mulut), 40 dakwaan dari Jaksa Khusus Jack Smith dalam kasus pemindahan "classified document" dari Gedung Putih ke kediamannya di Mar-a-Lago saat ia jadi presiden, dan 13 dakwaan dari Jaksa Distrik Fulton. Menurut logika saya, batinnya pasti capek. Tetapi ternyata tidak bagi Trump. Padahal dibandingkan saat sebelum menjadi presiden dulu kekayaan Trump sudah jauh berkurang. Kebanyakan dihabiskan untuk membayar pengacara dalam berbagai kasus. Eh, kini beberapa kasus lebih berat menyusul. Perlu duit lagi untuk pengacara. Terlepas dari soal Trump, para juror (anggota grand jury) yang memberikan suara untuk mendakwa (vote to indict) terhadap kasus yang dibawa Fani Willis kini menerima ancaman lewat medsos. Ada 13 juror dari 26 juror dalam grand jury yang nama, alamat dan fotonya beredar di medsos.

Jimmy Marta

Limapuluh kilo dalam sekarung/ Digotong orang di pasar raya/ Ada perusuh baru gabung/ Rombongan uinsa jaya. Selamat gabung bro n bray. Baru tahu atau baru komenkah?. 

Mirza Mirwan

Menjadi juror, anggota grand jury, di AS sebenarnya rugi secara fisikal dan finansial. Untuk kasus yang rumit, sidangnya bisa berbulan-bulan. Seperti kasus "overturn" 

(pembalikan) hasil pilpres 2020 di Georgia itu, misalnya. Padahal berapa sih honor seorang juror? Di California, misalnya, honor seorang juror hanya US$15 per hari kehadiran. Itu nggak sampai Rp225rb. Di AS, lho. Artinya, menjadi juror di AS itu benar-benar sebuah pengabdian. Celakanya untuk kasus "high profile crimes", seperti kasus Trump itu, keselamatan seorang juror yang memberikan suara merugikan terdakwa berada dalam bahaya. Pendukung garis keras Trump memang bonek. Perlindungan kepada juror memang ada. Tetapi bahkan seorang presiden AS saja bisa ditembak orang, lho. Yang terakhir dulu itu Ronald Regan bisa ditembak John Warnock Hinkley. Lha gimana dengan seorang juror yang hanya rakyat biasa? Padahal dalam sistem hukum di AS kedudukan grand jury itu sangat penting. Amandemen ke-5 menyebutkan: "No person shall be held to answer for a capital or otherwise infamous crime unless presentment or indictment of a grand jury." Eh, honornya hanya 15 dolar per hari. Mana keselamatannya terancam pula.

Mukidi Teguh

Kurikulum merdeka cocok untuk anak yang punya otak encer, yang otaknya aga beku, gara-gara kurikulum merdeka, bisa menjadi beku beneran

Mbah Mars

Hari ini ada pengerahan massa perusuh CHDI UINSA. Kira-kira siapa ya koordinatornya ? Apa ada kaitannya dengan tugas mata kuliah tertentu ? Jika iya, kenapa para perusuh dari UINSA hanya say-say hello saja ? Belum berani buka suara. Eh, nulis komen. Ayoo tunjukkan keberanianmu. Simpan "kemaluanmu". Btw, perusuh dari Al-Khoziny kok lama juga tidak muncul ini pada kemana ?

Riyono ,SKP

Untuk para perusuh baru dari UINSA : ∆ Siapkan mental kalau membaca komen Pak Pryadi ∆Siapkan screen shoot kalau baca komentar Pak Mirza Mirwan.Banyak yang perlu di stabillo ilmu dan wawasan dari Beliau. ∆Siapkan tisu kalau baca komentar dari Bali Leong Putu.Untuk apa? Terserah anda.Bisa untuk menyeka airmata kalau terharu.Atau untuk yang lain.Menyeka in*us kalau kepedesan. ∆Silahkan belajar pantun pada komentar Pak Udin Salemo ∆ Kalau komentar terpilih dan anda tidak dapat apa apa jangan kecewa karena ini Disway bukan giveaway . ∆Kalau ingin dapat sesuatu,emas misalnya ,silahkan jadi 'Buzzer'di apk Bakti Untuk Rakyat nya Pak Timbul yang tak mau tenggelam. Kalau sudah dapat tolong kabari di sini. Dan kabari admin 'BUR'agar saya juga dapat sebagai referral.

Liam Then

Kemarin hari teladan dari China, hari ini kisah proses keadilan di Amerika. Jadi mau berlagak filosofis. Kebetulan kah? Atau memang mengikut hakekat dunia, segala hal diciptakan berpasangan. Amerika dan China, dua negara adidaya dunia. Kenyataan sistem kenegaraan dua negara diatas, beda bak air dan minyak. Hasilnya juga sangat cocok sekali dengan Filosofi Deng Xiaoping. Kucing tak peduli hitam atau putih, sama-sama bisa tangkap tikus. Mau demokrasi atau komunis, sama-sama bisa bikin rakyat maju dan sejahtera. Kucing hitam putih, juga bikin teringat simbol lingkaran Yin-Yang. Dibagian besar putih ada setitik kecil nokta hitam, dibagian besar hitamnya ada setitik nokta kecil putih. Teori cocoklogi yang saya anut, juga berasumsi, begitulah hakekatnya dunia, seperti yang digambarkan oleh simbol Yin-Yang. Dalam gelap ada harapan titik terang, dalam terang jelas terlihat titik gelap. Titik kecil dalam Yin-Yang juga saya sandingkan dengan kenyataan hidup, ada besar ada kecil. Durian Monthong yang sudah dipenthil petanipun tak mampu lolos, tetap ada yang besar dan kecil. Dari seluruh anggota kelas, sampai seluruh sekolah, dari yang bengal sampai yang ter-alim. Bisa dijejer rapi. Duo AS -China juga cocok dengan filosofi simbol Yin-Yang. Dari dua sistem kenegaraan mereka tampil sebagai kampiun, dalam hal wujudkan kesejahteraan dan kedigjayaan. AS bisa jadi nokta hitam diatas putih, sedangkan China adalah nokta putih diatas Hitam.

MULIYANTO KRISTA

Soalnya kucing sama tikusnya sudah terbiasa ngopi bareng om. Wkwkwkkkkkkkkk... .....

Liam Then

Maap setelah saya pikirkan lebih lanjut, teori filosofi Yin-Yang, Kucing hitam putih yang saya cocok-cocokan dibawah, kayaknya tidak bisa dipakai di Indonesia. 

Mirza Mirwan

Tadi malam, lewat telepon, putri kecil saya uring-uringan. Gegaranya ia membaca berita bahwa mantan dosennya yang kini Ketua KPU, Dr. Hasyim Asy'ari bilang bahwa kampus boleh dijadikan ajang kampanye capres. Padahal, dalam UU no. 7/2017 tentang Pemilu, bab ke-empat tentang larangan dalam kampanye, pasal 280 ayat 1 menyebutkan "Pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu dilarang: (h) menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan." Dalam penafsiran Hasyim, yang dilarang itu menggunakan fasilitas pendidikan. Bukankah kampus itu sendiri adalah fasilitas pendidikan? Aneh, memang. Bahkan di negara liberal seperti AS, universitas sebagai organisasi bebas pajak -- tax-exempt organization -- tidak boleh dijadikan ajang kampanye, lho. Alih-alih menjadi ajang kampanye, bahkan mendukung suatu partai, seorang caleg, atau capres saja dilarang. Pun untuk menggalang dana. Eh, lha kok di Indonesia yang rawan terjadi konflik horisontal terkait pilpres sang ketua KPU malah membuat statemen permisif terhadap larangan yang disebutkan dalam UU Pemilu.

Liam Then

Ini saya sumbang program,silahkan dipake ,gratis. 1. Pemberantasan gerakan "nyeker ke sekolah" untuk anak Papua. Ini dijadikan nomer satu, alasannya karena semata gengsi, kita ini anggota G20. Government 1 sampai Government no 20, itu pemuncak daftar ekonomi terkaya di dunia. Masuk golongan terkaya itu gengsi besar. Nah ada anak kita masih nyeker kesekolah, itu gengsi mau ditaroh kemana? Mau tebalkan muka? Dipasaran tidak ada beredar obat tebalkan muka, yang ada obat pemutih muka. Ke Korea pun tidak ada operasi penebal kulit muka. Jadi ini masalah. Harus dijadikan program utama. Demi gengsi, harus di tuntaskan. Tak perlu bilang demi keadilan, nanti bikin orang begidik, ngomong indah berbunga-bunga, tak sesuai kenyataan, jadi ngomong apa adanya saja. "Demi gengsi kita sebagai anggota G20, kita tak akan perbolehkan anak saudara kita di Papua , nyeker ke sekolah"!!!! Kita akan berantas !!! Kita langsung turun kesana !!! Semua anak Papua kita kasih sepatu!!! Berapa sih harga sepasang sepatu?!!! Berapa sih total jumlah penduduk Papua??!!! Cuma sepatu!!!! Kita bisa!!!! Ribuan tower triliunan saja Ndak ada barangnya kita bayar, apalagi cuma sepasang sepatu berapa puluh ribu!!! Kita mampu...!!! Jangan dengarkan orang yang bilang di Papua sudah dikasih DAK. Kita akan sanggah, kalau saudara ada masalah, tak mampu sendiri, kita harus turun tangan bantu. Tak boleh kita biarkan saja. Tak boleh kita anggap duit selesaikan masalah, walaupun ndak ada duit, lebih masalah. Kwkwkwkwk

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda