Beginilah Cara Pemkab Sidoarjo Mengurangi Volume Sampah

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali meninjau TPA Jabon. (FOTO: Fasichullisan)

COWASJP.COM – Di saat krisis sampah yang terjadi di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia, Kabupaten Sidoarjo justru berhasil menurunkan volume sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Jabon.

Koq bisa? 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo, M. Bahrul Amiq, mengungkapkan, volume sampah berkurang berkat upaya memaksimalkan pengelolaan sampah di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) di tiap kecamatan. Saat ini Kabupaten Sidoarjo memiliki 170 TPST yang tersebar di berbagai desa.

"Maksimalisasi pengelolaan kami lakukan dengan pemilahan, pengomposan, dan pemanfaatan sampah menjadi maggot (sumber kompos yang tidak berbau)," tutur M. Bahrul Amiq. 

Data DLHK Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahwa volume sampah yang masuk di UPTD TPA Jabon pada Januari 2023 sebesar 17.860 ton. Terus menurun di bulan-bulan berikutnya. Dan, di bulan Juni 2023 volume sampah yang dibuang ke TPA tinggal 14.740 ton. 

Sejak Januari sampai Juni 2023 turun 3.120 ton. Rata-rata 620 ton per bulan. 

ENERGI BIOMASSA

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menjelaskan: "Upaya ini berbanding lurus dengan program pengurangan sampah yang telah dicanangkan oleh Pemkab Sidoarjo. Keseriusan ini akhirnya membuahkan hasil. Jumlah sampah per hari yang sebelumnya rata-rata 5 hingga 6 truk, turun menjadi 3 hingga 4 truk per hari."

"Keberhasilan ini diperoleh setelah kami melakukan sosialisasi treatment sampah kepada masyarakat. Hal ini mengacu pada UU Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah pasal 12, yaitu setiap orang bertanggung jawab mengurangi sampah, mengarah pada perilaku," ucap Gus Muhdlor. 

Menurut Gus Muhdlor, 60 persen dari total sampah adalah sampah makanan/organik. Maka, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi limbah makanan/organik.

Caranya: limbah kuliner perlu dikelola dengan mengolahnya jadi pakan ternak atau pupuk kompos. "Inilah treatment yang kami lakukan," ujar Bupati. 

Bagaimana dengan sampah unorganic? 

"Sampah unorganic diolah menjadi biomassa atau RDF. RDF adalah energi biomassa yang diperoleh dari pengelolaan sampah. Pengelolannya sekaligus bertujuan mengurangi timbunan sampah. Energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik maupun penyediaan energi bersih bagi masyarakat."

Dalam sehari bisa dikelola 5 ton sampah unorganic. Satu bulan mencapai 150 ton. 

"Dan yang terakhir, pengurangan sampah dilakukan oleh para pemulung. Per bulan bisa mengurangi 150 ton sampah," urai Gus Muhdlor. 

Upaya pengurangan volume sampah otomatis memperpanjang umur teknis TPA Jabon. Tiap hari sampah yang masuk mencapai 600 ton. Jika tidak segera diatasi maka TPA Jabon diprediksi hanya bertahan selama 5 tahun.(*) 

Pewarta: M. Fasichullisan

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda