Sang Begawan Media

Testosteron Prostat

Prof dr Rainy Umbas, SpB(K): kanker prostat stadium 3 tidak perlu dioperasi. (FOTO: fk.ui.ac.id)

COWASJP.COMSAHABAT Disway ini tidak jadi operasi prostat di Penang, Malaysia. Kanker prostatnya teratasi di tangan dokter Indonesia. Tanpa operasi pula: pakai suntik hormonal.

Umurnya 54 tahun. Gemuk, 105 kg. Olahraganya naik sepeda dan golf. Pekerjaannya: bisnis besar bidang logistik. Termasuk menangani logistik mancanegara.

Tahun lalu ia mengalami sulit kencing. Air buangan yang keluar hanya 105 ml. Bandingkan dengan kebiasaan Anda: sekitar 250 ml. Badannya pun kian gemuk. Lebih tepatnya bengkak. Air yang tidak bisa keluar bertahan di tubuh.

Kencingnya sedikit tapi sering. Sebentar-sebentar ingin kencing. Sampai suatu malam ia tidak bisa tidur. Tiap 1 jam ingin kencing. Tidak bisa ditahan. 

Keesokan harinya ia ke dokter urologi. Diperiksa. Kalsiumnya tinggi: 75. Ia curiga: jangan-jangan kanker. Yakni kanker prostat. Itu musuh utama banyak laki-laki. Seperti kanker kandungan untuk wanita. Atau kanker payudara. Lalu sahabat Disway itu periksa PSA. Tinggi: 54. Lalu melakukan MRI. Ketahuan: prostatnya membesar dan ada benda mencurigakan di situ.

Ia pun minta kepastian: apakah yang mencurigakan itu kanker. Ia minta dibiopsi. Jaringan di testisnya diambil sedikit. Lewat lubang dubur. Diperiksa. Benar: kanker. Stadium 3. Tidak ragu lagi: ia stres.

Pertanyaan berikutnya: apakah kankernya sudah menyebar. Maka ia melakukan pet scan. Hasilnya: kabar baik, kanker masih sebatas di prostat.

Ia pun memutuskan untuk operasi. Kian JK kian baik. Tinggal pilih: di Jakarta atau luar negeri. Ia tidak punya masalah dengan uang. Ini soal keyakinan: ia pilih ke Penang. 

Persiapan pun dilakukan. Ia sudah melakukan konsultasi lewat zoom dengan dokter di sana. Yang membuat ia kurang sreg adalah: di Penang nanti ia akan melakukan pemeriksaan mulai dari nol lagi. Diminta begitu. 

Ia marah. Padahal ini sudah pasti kanker prostat. Harus cepat ditangani.

Besan sahabat Disway itu dokter urologi. Ia menyarankan untuk konsultasi dulu ke dokter lain di Jakarta yang lebih ahli. Yang pernah menjadi dokter kepresidenan: Prof Rainy Umbas. Sudah senior. Tidak tiap hari buka praktik. Itu pun sehari hanya mau menerima 10 pasien.

Prof Umbas-lah yang mencegahnya operasi. "Punya uang kan?" tanyanya seperti diingat sahabat Disway. "Suntik hormonal saja," katanya. Ia marah kepada dokter yang menyarankan operasi.

Seberapa mahal?

"Sekitar 10-15 juta," ujarnya. Sekali suntik. Sebulan sekali. Selama enam bulan. Lalu diteruskan dengan suntik ''pemeliharaan'' tiap tiga bulan.

Hasilnya: setelah tiga bulan PSA-nya yang 54 menjadi tinggal 3,9. Lalu turun lagi tinggal 0,7. "Sekarang tinggal 0,005," ujarnya.

Kemarin saya makan siang dengannya. Di dekat kantornya di Halim. Sekalian saya ingin melihat stasiun kereta cepat yang di Halim: di mana lokasi persisnya dan sudah seperti apa.

Di makan siang itu saya memesan karedok, kangkung polos, brokoli rebus, mantou kukus, dan daging lada hitam. Ia menambah gurami goreng kering. Saya menambah nasi. Ia membawa nasinya sendiri: nasi porang.

Ia memang lagi menghindari karbohidrat. Tidak makan nasi dan makanan berbahan tepung terigu. Ia juga menghindari gula. Badannya turun 15 kg selama 3 bulan. Sudah mulai main golf lagi.  Minggu depan sudah akan ke Singapura: tanda tangan bisnis di sana.

Ketika ia tidak bisa tidur dulu air kencing dikeluarkan dari badan secara paksa. Kemaluannya dimasuki kateter. Langsung ke kandung kemih. Kencingnya lewat selang itu. Tiga bulan lamanya terus seperti itu. Tersiksa. Kalau duduk sakit. Tapi lebih sakit lagi pikirannya: ketika ditemukan ada kanker di prostatnya.

Kini semua sudah lewat. Saya begitu ingin tahu bagaimana bisa suntik hormonal mampu  mengatasi kanker prostat. Saya hubungi sahabat Disway yang lain: Ketua IDI Surabaya, Prof Dr Brahmana. Ia menyarankan saya ke ahlinya saja langsung: Dr.dr. Lukman Hakim. Ahli prostat di Surabaya. Urolog. S-1 dan S-2 nya di Unair. Doktornya di Belgia: bio medik. Ia memang mendalami stemcell di sana. Terutama yang terkait dengan kanker prostat, saluran kencing dan ginjal.

Menurut dr Lukman, yang disuntikkan ke pasien kanker prostat itu adalah obat kategori LHRH agonist atau LHRH antagonist. Disuntikkan di lengan. Merek obatnya bisa macam-macam. 

Fungsinya: untuk menekan produksi testosteron.

Anda sudah tahu: yang memproduksi testosteron adalah testis. Dua telur yang Anda bawa ke mana-mana itu. Yang bentuknya bulat itu.

Menurut dr Lukman Hakim, ''makanan'' kanker prostat adalah testosteron. Tidak persis seperti itu. Itu untuk memudahkan pengertian saja. Maka ketika testis tidak memproduksi testosteron lagi kanker prostat tidak punya makanan. Lalu mati.

Dokter Lukman tidak mau menggunakan istilah kankernya mati. Lebih tepatnya mengecil. Sampai batas yang dianggap aman bagi manusia. Yakni PSA di bawah 2. Kalau betul sahabat Disway tadi sudah di bawah 1, berarti sudah sangat normal. 

"Tinggal menjaganya agar tidak naik lagi," ujar dr Lukman. "Sebaiknya tiap tiga bulan periksa PSA. Agar kalau ada kecenderungan naik bisa lekas diketahui," katanya.

Dokter Lukman Arek Suroboyo. Lulusan SMAN 5 yang prestisius. Istrinya dari Jakarta, seorang chef. Pinter masak dan pinter punya anak: 3orang. Sang istri kini berbisnis masakan sehat, khusus untuk pasien prostat dan ginjal.

Lukman tentu setuju dengan Prof Umbas. Kanker stadium 3 tidak disarankan dioperasi. Kankernya sudah menempel ke prostat. Sangat beresiko: tidak bisa bersih atau 'terlalu bersih' yakni sampai mengenai syaraf prostat.

Zaman dulu, kata dr Lukman, cara menyembuhkan prostat adalah dengan membuang testisnya yang bulat itu. Dengan demikian laki-laki tidak punya lagi dua telur. Itu dianggap tidak manusiawi. Itu sama dengan dikebiri. Tidak ada lagi dokter yang melakukan itu.

Memang selama produksi testosteron dihentikan, burung tidak bisa terbang. Tapi ia tidak mati. Hanya tidur. Suatu saat akan bangun. Kalau tidak lupa. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 27 Juli 2023: Tentara Menulis

Jo Neka

Tetap yang paling produktif.Koh Liam.Saya usul dia dapat saham 1% saham Disway.Hadiah yang pantas buat@LiamThen 

Mahmud Al Mustasyar

Ada yg sering komen ttg gelar Prof (HC) Abah DI; tapi di riwayat pendidikan ternyata tertulis : Universitas (drop out). Apa ini juga termasuk pamer ?

Alon Masz Eh

Tulisan itu seperti hidangan makanan.... Kalau di warung, seringnya enak tapi dikit...biar nambah dan ditunggu terbit lagi besoknya. (lho,ini warungnya si bos lak an? "Bukan, di warungnya bos kadang ditunggu-tunggu ga keluar lagi menunya") Beda lagi dengan suguhan tamu, walau setumpuk munjung, kalau enak yah habis dimakan. Maturnuwun Mbah Mars.... enak menunya, sampek bersih piringnya. Ijin SMP-setelah makan langsung pulang. 

Mbah Mars

J.K. Rowling memiliki kisah menarik tentang awal mula menulis novelnya. Pada tahun 1990, saat berada di kereta api dari Manchester menuju London, dia mengaku bahwa ide tentang Harry Potter tiba-tiba muncul dalam benaknya. Awalnya, J.K. Rowling menyatakan bahwa konsep Harry Potter datang padanya secara spontan, dan dia tidak punya pena atau kertas di tangan saat itu. Namun, dia tetap mempertahankan ide-ide tersebut di pikirannya dan mulai menggarisbawahi cerita Harry Potter secara keseluruhan. Setelah tiba di rumah, Rowling segera mulai menulis naskah pertamanya, "Harry Potter and the Philosopher's Stone". Proses menulisnya bukan tanpa tantangan. Dia menghadapi cobaan pribadi, termasuk perjuangan melawan depresi dan kesulitan keuangan sebagai seorang ibu tunggal. Rowling menghabiskan beberapa tahun untuk menyelesaikan naskah pertamanya. Setelah selesai, dia mengajukan naskahnya ke beberapa penerbit, dan pertama kali ditolak oleh beberapa dari mereka. Namun, kesabaran dan tekadnya membawa hasil, dan akhirnya, "Harry Potter and the Philosopher's Stone" diterbitkan oleh Bloomsbury pada tahun 1997. Buku pertama Harry Potter mendapatkan popularitas pesat, dan kesuksesan itu berlanjut dengan enam sekuel lainnya, serta adaptasi film dan waralaba yang luas. J.K. Rowling berhasil menciptakan fenomena budaya yang menginspirasi jutaan pembaca di seluruh dunia dan membuatnya menjadi salah satu penulis paling sukses sepanjang masa.

Jimmy Marta

Disuatu Masjid pernah ada pengurus yg nulis dekat mimbar. 'Mohon ceramah dalam durasi 15-20 mnt'. Itu untuk khotbah Jumat, wirid mingguan dan ceramah sebelm tarawih. 

Mukidi Teguh

Menulis termasuk dalam ranah keterampilan, sama halnya dengan sepedaan atau tembak-tembakan. Kunci pertamanya cinta dulu, baik cintanya karena terpaksa, atau memang cinta dari sananya. Dan kalau sudah cinta, apapun dilakukan, termasuk menulis berjam-jam. Itulah dahsyatnya cinta, yang konon bisa bikin ee kucing serasa coklat Swiss.

Dacoll Bns

Topik yang sangat menarik, saya sendiri sebenarnya juga awam dengan kegiatan menulis, namun semenjak zaman internet mulai masuk ke negara tercinta ini menulis menjadi kegiatan sampingan yg saya lakukan terutama di forum- forum lokal yg banyak bertebaran di dunia maya ini. Mulai dari kaskus hingga reddit, komen artikel sampai komen video, belum lagi post di Facebook dan Twitter. Satu hal yang baru saya sadari adalah tulisan lama yg saya posting di Forum jadul setelah saya baca ulang ternyata sangat menarik dan tertata ,setidaknya dari reply di forum tsb dan dari kacamata saya sendiri puluhan tahun kemudian. Saya pun sering berpikir , kok bisa, padahal pengalaman saya menulis sanagat minim sebelumnya. Mungkin pernah saya membuat tulisan semasa SD dan saya kirimkan ke surat pembaca dan rubrik gudang humor di Majalah Mentari Putra Harapan yang akhirnya dimuat dengan honor Rp. 1500,- tapi setelah itu saya tidak pernah menulis samasekali hingga masa SMA dan mengenal warnet. Ternyata setelah saya telusuri dan pelajari, gaya tulisan saya sedikit banyak mirip dengan penulisan di Majalah Mentari Putera harapan dan Jawa POs yg kebetulan memang orang tua saya berlangganan pada masa saya anak2, secara tidak sadar apa yang saya baca selama itu meresap dan mempengaruhi gaya tulisan, pemilihan kata dan kalimat saya selama ini. Wallahualam, yg jelas banyak membaca mungkin bisa juga menjadi salah satu resep agar tulisan kita menarik juga untuk dibaca.

imau compo

Zaman pemeritahan Saddam Husein pemilikan mesin ketik sangat dibatasi. Saddam Husein merasa kekuasaannya diraih melalui mesin ketik, karenanya beliau merasa terancam pula oleh keberadaan mesin ketik. Sangat jarang diulas tentang kehebatan propaganda Saddam Husein melalui tulisan. Ustadz tetangga saya yg alumni Irak malah menyoroti pencitraan yg sering dilakukan Saddam Husein melalui penyamaran dia yg hadir di tengah penduduk. Dengan kamuflasenya, setelah sebelumnya menyiapkan sebuah alasan yg logis, Saddam Husein numpang bermalam. Di rumah tuan rumah, Presiden Saddam membedah isi kulkas. Selanjutnya......., truk kepresidenan datang membawa daging segar dan buah-buahan yg dimasukkan dalam kulkas, penuh, tiada ruang tersisa. Melimpah, seperti kopi pagi yg selalu dinikmati Bli Leong Putu. Dia, Sang Presiden yg cinta rakyat miskin ini pun berlalu, di tengah kesibukan tuan rumah dan supir truk yg menurunkan pangan dan kadang selimut (kalau musim dingin) bagai mimpi. ...

Jimmy Marta

Kala kursus bhs Inggris sangat ngetrend. LPK pake pola hampir sama, mulai dari grammar. Pastense past continuisten, tomorrow, yesterday, everyday dan entah apalagi.... Jenjang pendidikan pun sama. Basic 1, 2, Lanjutan mahir 1 dan 2. Belakangan baru semua pd nyadar. Si bule yg dibangga2 kan bisa bercakap Indonesia, ternyata tata bahasanya belepotan. Tp kt tetap bisa ngerti... Now..orang2 dah banyak pilihan untuk ber english ria. Bahkan yg nilai rapornya eglish nya selalu merah, berani berangkat ke amrik dan eropa untuk sekolah(non bea siswa). 

Xiaomi A1

Jaman dulu belajar bahasa inggris itu yg pertama diajarkan itu grammar, itu terus, produknya bahasa inggris nya grotal gratul.. Anak jaman skr, cuma modal sering nonton youtube berbahasa inggris, hasilnya anak skr 3-4x lipat lebih jago bahasa inggris, bahkan sampe ada yg terpaksa diikutkan les bahasa indonesia krn udah terlalu english.. Semoga dgn saya rajin mengisi kolom komentar CHD ilmu menulis saja yg meningkat, ilmu yg lain seperti ngomentari orang apalagi membully jgn sampe ikut meningkat wkwk..
 
Mirza Mirwan

Menulis di jaman sekarang itu jauh lebih mudah ketimbsng jaman "nayarana" saya dulu di dekade 1970-an. Dulu itu untuk bisa menulis yang utama harus punya mesin tik, setidaknya pinjam. Lalu mesti beli kertas, setidaknya beli eceran. Harus pula beli tipp-ex, kertas karbon (biar ada arsipnya), beli amplop dan perangko -- yang diperlukan untuk mengirimkan tulisan ke koran atau majalah. Jaman sekarang sangat praktis. Tak perlu laptop, dengan ponsel saja -- lewat aplikasi Microsoft Word -- anda bisa artikel atau fiksi tanpa membutuhkan kertas, tipp-ex dan kertas karbon. Amplop dan perangko juga tak diperlukan lagi, karena pengiriman ke media cukup lewat e-mail. "Menulis itu mestinya tidak sulit. Yang sulit itu memulainya," kata seorang mayor jenderal seperti dikutip Pak DI. Dan memang begitu. Kesulitan "memulainya" itu bukan hanya sulit untuk menggunakan waktu luang untuk menulis, melainkan (dan terutama) kesulitan mengawali tulisan. Awal tulisan yang salah akan menyulitkan untuk mengembangkan tulisan. Kalau dipaksakan malah jadi tulisan yang tidak enak dibaca -- padahal pesan yang hendak disampaikan sangat baik dan berbobot. Sebenarnya tak ada formula yang baku untuk bisa menulis dengan baik. Tetapi ada resep yang mujarab: Mulai saja menulis. Kalau salah ya diperbaiki, kalau gagal ya dicoba lagi dan coba lagi. Pantang menyerah. Sesederhana itu.
 
Liam Then

Satu tabung 3kg untungnya sekitar 2rb, kecepatan jual tergantung "teknik distribusi" Bang Leong. Jika mengikut peraturan secara tegas, stock tabung Abang Leong harus minimal 2x , amannya 3x dari jatah tetap. Kalo ngarep eceran orang datang beli eceran satu dua , akan kelimpungan cari stock tabung kosong ,ketika stock jatah datang. Di Pontianak, agen kecil menyiasatinya dengan menjual ke warung kecil yang minta jatah 10-20 buah secara berkala, sehingga stock selalu terkontrol, karena jika harap eceran satu dua, untuk agen baru cukup lama baru terkumpul pelanggan tetapnya. Akibatnya pasti nanti 'muntah" waktu kedatangan stock baru, karena stock lama masih banyak. Kerja tabung gas subsidi dan non subsidi, ini kuncinya saya kira di karyawan dan pelanggan tetap non subsidi, jika pelanggan tetap tabung non subsidi cukup banyak, Bang Leong bisa sangat lumayan pendapatannya, kalo pendapatan dari tabung gas 3kg subsidi, misal dengan quota 600 tabung seminggu dikali @2k misalnya, seminggu 1,2jt pendapatan tetap. Karena itu kuncinya di karyawan. Karena jika dikerjakan sendiri, antar sendiri, angkut sendiri. Pinggang Bang Leong bisa masalah, apalagi Bang Leong kan aktif "olahraga". Sering ikut pemilu mandiri. Kwkwkwk
 
Jimmy Marta

Sy ngajukan listrik kategori Bisnis ke PLN. Syarat yg diminta. NIB, nmr P-IRT, perangkat dan tempat produksi. Setelah di survey dinyatakan tak lolos. Alasan : tempat produksi dg rumah menyatu. Lha wong UMKM produk rumahan yo gk punya pabrik terpisah....duh..
 
Gianto Kwee

Saat ditanya wartawan, kenapa pidato begitu pendek di acara yang dihadiri 500.000 Penonton, Ed Koch menjawab :"Penonton hanya ingin mendengarkan Simon and Garfunkel, bukan pidato saya ! " Central Park, Setember 1981
 
Liáng - βιολί ζήτα

selingan Kisah dibalik lagi "Widuri" - Bob Tutupoly. Pada tahun 70an, Seorang Pemuda yang berasal dari Jawa Tengah "Slamet Adriyadie Putra Jawa" mengguncang dunia rekaman Indonesia dengan lagu ciptaannya yang fenomenal "Widuri". Slamet Adriyadie Putra Jawa, biasa dipanggil Adriyadie, lulusan STM-Mesin di Semarang, sempat bekerja di Perusahaan Rekaman Remaco (1969-1971) kemudian bekerja di Perusahaan Perkapalan. Adriyadie yang belum pernah mendapat pendidikan musik secara formal itu hobby bernyanyi dengan liriknya sendiri sebagai ungkapan isi hatinya. Ketika Adriyadie bekerja di Perusahaan Rekaman Remaco pun, dia sudah menulis lagu tetapi ciptaannya itu masih acak-acakan. Inspirasi penciptaan lagu Widuri muncul di-sela waktu sebagai buruh di Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara (1972). Ketika itu Adriyadie tengah menyendiri di tepi pantai memandangi Laut Jawa, ditemani gitar kesayangannya sambil menuliskan notasi dan lirik lagu Widuri, yang mengisahkan tentang gadis pujaan hatinya. Adriyadie membutuhkan waktu hingga 6 bulan untuk menyelesaikan lagu Widuri lengkap dengan notasinya. [1].
 
Liam Then

Meniru ungkapan kawin itu tidak mahal, yang mahal nikahnya. Menulis itu tidak susah, yang susah mikirnya. Kalau terkait Disway, BAS-Bagus Aryo Sutikno pasti mengungkapkan begini ; "komen itu ndak susah ,yang susah itu login-nya" 
 
Alex Ping

Mungkin setelah sukses dengan rakor ini, pak DI bisa mengajak TNI untuk bekerjasama membuat pelatihan menulis. Belajar seperti Yap Cheng Hai, pelatihannya 6hari 5malam, tempat pelatihannya bukan di kapal pesiar lagi, tapi di kapal selam. Jika ditanya kenapa kok harus kapal selam? Karena saat di kapal selam, kita tidak tahu apa bisa menghirup udara segar dan menikmati sinar matahari lagi. Dan terkadang dari perasaan seperti itu kita dapat menulis dengan penuh kejujuran. Peserta: Lah kok jujur thok? apa tulisannya pasti jadi lebih baik? Pak DI: ooo kalo mau lebih baik tulisannya harus ikut sesi berikutnya. Sebagai saran tambahan, harga kursus tolong jangan seharga tiket Titan.
 
Soehardiman Junior

Tentara cukuplah diajarin pegang senjata. Pegang pena biar buat tanda tangan saja. Tanda tangan cek buat mereka yang nulisin kisah hidup para tentara itu. Biar kami para penulis siluman ini masih bisa pegang mesin ketik dan komputer. 
 
Ahmad Zuhri

Hahahaha.. jadi inget, udah kertasnya warna pink +wangi lagi.. Biasanya diakhir tulisan dikasih pantun.. ..empat kali empat = enam belas, sempat tak sempat harus dibalas.. Hahahaha..
 
Leong Putu

Ehemmmmm.... Pengalaman awal belajar menulis saya tidak lah mengenakkan. Pahit, getir. Perih, terasa sampai saat ini. Coretan awal, kata pembuka sudah salah. Kertas saya remas, lalu saya buang. Yang ke dua sudah sampai di tengah-tengah, tapi hati ini bimbang. Akhirnya kertas saya remas, masuk tempat sampah. Satu hari berlalu, belum juga selesai. Makin banyak sampah kertas. Dua, tiga, empat hari berlalu, masih sama. Hari ke enam selesai, jam sembilan malam. Esok harinya saya titipkan teman, minta bantuan agar dikirimkan. Nahas, terlambat. Si dia sudah keburu jalan dengan cowok lain. Hancur hati ini, perih. Sangat. ##Jaman sak mono kae, kertas wangi itu harganya lumayan.
 
Johan

Pengalaman menulis ada suka dukanya. Ini yang saya rasakan, ketika membuat laporan kunjungan kerja pertama kali. Draft awalnya seperti ini. Pada hari Senin, 15 Maret 19xx. Menghadap Ibu Maria, Kepala Wilayah V. Menyampaikan amanat dari pusat untuk percepatan pembukaan kantor perwakilan baru di wilayah tersebut. Merumuskan rencana kerja dan detail yang dibutuhkan. Ibu Maria dan tim berkoordinasi dengan kami meninjau langsung ke lokasi . Memeriksa legalitas dan pihak terkait yang berhubungan langsung dengan proyek ini. Draft laporan seperti ini kurang memuaskan saya. Jadi saya buat laporan dengan gaya yang lebih menarik. Di pagi yang cerah pada hari Senin 15 Maret. Saya bergegas dari hotel. Tepat pukul sembilan tibalah saya didepan kantor Wilayah V. Megah. Saya memandang dengan takjub kantor wilayah timur ini. Dengan warna biru yang cerah dan ornamen khas daerah, terlihat sangat serasi dan berkelas. Dari balik pintu kaca, muncullah seorang wanita paruh baya. Dandanannya sederhana, wajahnya ceria dengan senyum simpul yang khas. Ibu Maria, begitu biasa orang memanggilnya. Nama aslinya Santi Widyaningsih Tantono. Maria adalah nama baptisnya. ................ Belum selesai membaca, kertas laporan sudah dirobek-robek oleh bos.
 
Warung nasi Ibu joko

Didalam Al-Qur'an, surat pertama yang turun surat Al-Alaq Kata 'Baca' disebut dua kali, di ayat 1 dan 3 Sedangkan kata 'pena' ada diayat setelahnya yaitu ayat 4 Maka jika ingin menulis, sebaiknya membaca terlebih dahulu. Ini Sunnatullah , ini ilmu yang mahal Kekeliruan kita adalah kita lebih dahulu dan sering membaca buku-buku lain baru setelah itu kita membaca Al-Qur'an

yea aina

Tulisan yang selalu menarik untuk dibaca setiap terbit, CHD ini salah satunya. Alasan masing-masing pembaca bisa berbeda-beda, tapi semakin sering dibaca semakin penasaran baca edisi berikutnya. Ada satu lagi tulisan ikutannya: komentar para perusuh. Membaca CHD, bukan hanya dapat inspirasi dan wawasan penulisnya, pun juga dapat dari komentar para perusuh CHD. Bagi yang baru membaca CHD, coba saja baca 3 edisi berturut-turut, dijamin akan "ketagihan" baca lagi. Partisipasi perusuh di komentar, memang menjadikan CHD ini beda dengan tulisan lainnya. Karena bacaan bernilai dari satu orang akan tetap kalah bila dibandingkan dengan tulisan banyak orang perusuh. Mongomong, penulis CHD ini memang ketua dewan pembina perusuh sih.

Leong Putu

Pidato atasan, terlebih pejabat. Walau panjang kali lebar kali tinggi kali dalam, terkadang tak perlu kita hiraukan. Terlalu muter dan betul kadang tak ada esensinya. Beda dengan pidato istri. Apalagi kalau soal anggaran, pidatonya gak lama, lha wong tanpa pembukaan dan isi, langsung penutup semua. "Pokoknya tanggal 29 waktunya bayar KPR 3 juta, harus ada. Tanggal sembilan waktu bayar spp 3 anak, 1.2 juta harus ada. Besok beli beras 25 kilo dan token sudah bunyi". Khan? Penutup semua.
 
Juve Zhang

Mumpung judul nya Tentara sekali an numpang kaget ternyata KPK bisa menangkap bintang 3 yg Kepala Basarnas dan sudah menyerahkan pak Bintang 3 ke Puspom TNI. Pertama selamat kepada KPK anda ternyata tak mengikuti "nasehat". seorang Lurah "kurang sehat jiwanya" yg marah karena KPK OTT terus menerus, pak Lurah lupa memang KPK digaji negara kan tugasnya menangkapi Koruptor, mungkin maksud Pak Lurah "gendeng" itu suruh KPK nangkapi Lady Boy atau Prostitusi jalanan wkwkwkkw. Tenyata KPK tetap yakin dengan kerja nya nangkapi koruptor bahkan sekarang bintang 3 yg jadi korban KPK ,bukan kaleng kaleng kerja KPK. Kalau nangkapi Lady Boy itu tugas institusi lain pak Bos Lurah gendeng. Anda sebentar lagi turun jadi Lurah kok aneh minta KPK jangan nangkapi koruptor. Suruh nangkap Lele di sawah? Wkwkwkkw. 
 
Echa Yeni

Dimul lai dengan Menulis komen Merusuh konten
 
Pryadi Satriana

Langkah2 menulis sederhana: 
1. Tentukan TOPIK & TUJUAN yg hendak dicapai, mis.: 'Memaknai Kembali Agama' dg tujuan "menunjukkan kesinambungan 'agama samawi' dan adanya 'benang merah' antara agama dan kepercayaan. 
2. Tentukan PENDEKATAN (approach) yg akan dipakai, mis.: pendekatan historis, dimulai dg 'agama' pertama yg 'dikenal' monoteisme (ber-tauhid): Yudaisme, Kristen, dan Islam. 
3. Cari info ttg Yudaisme, didapat: kata 'agama' tidak ada dalam Tanakh -- kitab suci Yudaisme -- dan Yudaisme terkait keturunan 12 anak Yakub (disebut juga: Israel) shg mrk disebut jg bangsa Israel, menyembah Allah mengikuti nenek moyang mereka, mereka menyembah "Allah Abraham, Ishak, dan Yakub" dg Abraham sbg nabi pertama, yg kepadanya Allah "me-nyata-kan" (reveal) diri-Nya. 'Agama Yahudi' adalah sebutan 'orang luar' (non-Yahudi), yg disebut 'goyim' (bangsa2 lain yg tidak menyembah "Allah Abraham, Ishak, dan Yakub; makna umum: 'bangsa2 kafir'). Berbeda dg bangsa2 kafir, mereka mereka menyembah Allah Yang Esa. Yudaisme artinya 'ajaran2 Yahudi', penyembahan & ritual kepada "Allah Ibrahim, Ishak, dan Yakub". Tidak dikenal istilah 'agama' dlm pengertian sekarang. Di Tanakh disebutkan, Allah adalah "Allah Abraham, Ishak, dan Yakub." 
4. 'Agama Kristen' adalah sebutan 'orang luar' akan kepercayaan orang2 Kristen. 'Kristen' (Christian) adalah sebutan bagi pengikut Kristus (bhs Ibrani: Mashiach, bhs Arab:al-Masih). Yesus Kristus adalah 'firman Allah' (bhs. Arab:'kalimatullah', kalam Allah). (bersambung)
 
Agus Suryono

"MERDEKA'" DARI MENULIS.. Orang lain merdeka tahun 1945. Saya merdeka tahun 1971. Sebelumnya, saya ikut orang, jadi pembantu, sejak kelas 2 SD, sampai kelas 2 SMP. Tanpa gaji. Yang penting diberi makan, dan boleh sambil sekolah. Saat kecil tidak masalah. Saat udah agak besar, mulai ada rasa sakit hati. Maka saya berjuang, untuk merdeka. Bebas dari pembantu, tapi harus ada 'penghasilan". Suatu saat di belakang rumah majikan, ada yg punya hajat mantu Suara sound syatem terdengar sampai rumah majikan. Ular-ular untuk pengantin, yang disampaikan seorang pastor, saya tulis ulang, jadi ceritera anak-anak. Saya kirim ke majalah anak-anak Gatotkaca, yang merupakan lembar suplemen harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Ternyata dimuat. Dapat honor Rp 150. Saat itu setara harga 20 buku tulis. Tulisan kedua murni hasil "melamun", dikasih honor Rp 175. Setelah itu, setiap hari saya menulis 2-3 tulisan per hari. Atau sekitar 75 tulisan per bulan. Dikirim ke semua majalah anak yang ada. Yang dimuat sekitar 15-25 tulisan per bulan. Maka saya pulang ke rumah. Tidak jadi pembantu lagi. Dengan kata lain: Merdeka. Nah ternyata di kemudian hari, ketrampilan menulis ini "sangat ampuh" untuk banyak hal: 
1). Trampil menulis kajian, telaahan staf. 
2). Trampil ngedraft sambutan atasan. 
3,). Trampil bikin laooran, aturan.. Dan sejenismya. ###Kalau komentar orang-orang sih jadi "anak mas pak Bos". Padahal yang sebenarnya jadi "surihan pak Bos". Termasuk rejekinya ikutan rejeki pak Bos..
 
*) Komentar pilihan pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda