Sang Begawan Media

Mahfud Ilahi

Romo Antonius Benny Susetyo. (FOTO: hidupkatolik.com)

COWASJP.COM – SOAL 349 ternyata belum sudah. Bola masih menggelinding. Arahnya masih ke sudut-sudut lapangan. Pemain bintangnya masih Menko Polhukam Mahfud MD.

"Dia itu membawakan kuasa Ilahi," ujar Romo Benny Susetyo, seorang pastor yang terkenal sebagai aktivis gerakan pembela masyarakat yang lemah. Romo Benny menilai, tanpa membawakan kuasa Ilahi, Mahfud MD tidak akan mengungkapkan soal kecurigaan pencucian uang di Kementerian Keuangan senilai Rp 349 triliun itu.

Kalau hanya melihat kuasa duniawi, Mahfud akan terjebak pada aturan, prosedur dan tata krama. Kalau Mahfud berpegang kekuasaan di dunia, ia akan berkutat di dalam batas peraturan, etika, dan prosedur. 

Secara peraturan, Mahfud akan dipersoalkan. Bolehkah seorang menko mengungkapkan soal itu. Secara etika pun demikian. Dan secara prosedur juga dipersoalkan.

Tapi kalau masalah sebesar itu tidak ada yang mengungkapkannya, bagaimana dengan hasil monitoring PPATK tersebut.

"Kuasa Ilahi di atas peraturan, etika, dan prosedur," ujar Romo Benny yang kelahiran Malang dan kini bertugas di keuskupan Semarang. Kini usia Benny 44 tahun. Ia lulus sekolah tinggi teologi dan filsafat Widya Sasana Malang tahun 1996. Tugas pertamanya sebagai pastor di Situbondo. Yakni hanya seminggu setelah sembilan gereja dibakar di sana. Romo Benny punya misi khusus: membina keharmonisan baru di Situbondo. Tugas itu berhasil dijalankan, antara lain karena Benny dekat dengan Gus Dur.

Ia juga dekat dengan Mahfud MD yang pernah menjadi menteri di zaman Presiden Gus Dur. Benny tahu persis reputasi, integritas, dan kemampuan Mahfud. Termasuk kemampuannya membuat langkah kuda: agar sesuatu yang berpotensi terbengkalai menjadi tertangani.

Mahfud seorang loyalis yang kritis dan berintegritas.

Maka Mahfud tidak terlihat gentar sedikit pun. Kudanya juga bukan kuda liar. Ia terlihat cukup bijaksana. 

Tokoh kelahiran Pamekasan ini tidak bisa ditantang. Ia balik tantang siapa pun, termasuk tokoh kritis sekelas Rizal Ramli.

Dan kini Mahfud menantang vokalis-vokalis DPR: Benny K. Harman, Arsul Sani, dan Arteria Dahlan. "Jangan ada yang kabur ketika saya nanti datang ke Komisi III DPR," ujar Mahfud. "Mereka harus hadir saat dengar pendapat dengan saya nanti," tambah Mahfud.

Romo Benny sendiri memberi komentar soal kuasa Ilahi tadi justru untuk menanggapi pendapat tokoh-tokoh Komisi III itu. Kini Romo Benny sudah menyandang gelar doktor komunikasi dari Universitas Borobudur, Jakarta. Disertasinya: Konstelasi kekuasaan di balik komunikasi politik Jokowi dalam isu intoleransi. Analisis wacana kritis dalam politik identitas kasus Meliana 2016.

"Dimensi kuasa Ilahi bisa mengatasi kemungkinan terkuburnya kebenaran," ujarnya.

Maka rapat dengan komisi III DPR itu memang ditunggu banyak orang. Bisa juga banyak yang menginginkan agar rapat itu ditunda. Lalu ditunda lagi. Yang akhirnya terlewat dari jadwal sidang. 

Perkembangan terakhir, rapat dengan Komisi III DPR itu dijadwalkan lusa: 29 Maret 2023. Kalau tidak ditunda lagi. Justru selama ini DPR sendiri yang menunda-nunda rapat itu. Semula tanggal 22 Maret. Lalu 25 Maret. Menjadi 29 Maret.

Dalam rapat itu bola memang bisa sangat liar. Bisa jadi pemain berbaju merah justru mengumpan bola ke baju putih. Atau sebaliknya. Pun kalau warna-warna itu begitu banyaknya sampai membuat para pemain bingung: mana kawan dan mana lawan.

Letak gawangnya pun masih belum jelas: di sini atau di sana. Di ujung atau di samping. Lalu bola harus digiring ke mana. Dan apakah harus terjadi gol. Atau biar saja 0-0.

Saya pikir keterangan terakhir Menkeu Sri Mulyani sudah bisa menjadi pemungkas. Ternyata bola masih di tengah. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 26 Maret 2023: Tutup Emosi

Yellow Bean

Permisi om@amat k Bagi saya 69 adalah angka istimewa karena tanggal lahir Alm suamiku. Jika anda memandang sebagai simbol maka bagi saya isi otak anda terlalu liar Maaf saya buka suara dan percaya bahwa wanita berjalan di depan laki laki memang lebih berbahaya dari jalan nya se ekor singa.

Otong Sutisna

Sebetulnya sangat penasaran, tapi suhu bilang jangan banyak berpikir 69, apalagi masih jauh waktu buka puasa.... berpikirlah 86, biar banyak kasus cepat keluar....ups' maksudnya selesai.

Handoko Luwanto

Meski lewati proses panjang, seorang juri harus mampu bersikap adil : juri, ju_li, _tuli, tu_ai, tua_s, _kuas, kua_t, k_rat, _urat, u_lat, ula_r, ul_ir, u_sir, usi_a, _asia, asi_k, a_dik, adi_l

 doni wj

Kebebasan berpendapat yang diatur dalam Amandemen Pertama di Konstitusi Amerika benar-benar mendapat ujian dari sosok seorang Trump. Bacotnya benar-benar menjadi antitesa yang menguji konsistensi pelaksanaan prinsip kebebasan berpendapat itu sendiri. Okelah kalau kebebasan berpendapat seberapa pun konyol dan kasarnya itu berhenti di opini yang paling banter diketahui orang. Tapi bagaimana kalau dari bacotnya itu sudah keluar hasutan, himbauan, bahkan fitnah? Yang kemudian menggerakkan massa untuk menyerang Kongres? Bahkan berujung korban jiwa? Atau yang sekarang. Dalam proses berurusan dengan hukum pun nyata-nyata hasutannya mengancam keselamatan bahkan nyawa penuntutnya. Sesungguhnya kita sedang disuguhi komedi satir. Bahwa di negara yang kondang demokrasinya, akal sehat bisa kalah dengan orang yang memanfaatkan celah penerapan konstitusi. Apalagi orang itu kaya, gila, dan berkuasa. 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda