Sang Begawan Media

Super Hemat

Salah satu sudut Duba, kota kecil di Arab Saudi. Di timur laut Laut Merah yang pada 2020 hanya berpenduduk 22.000 jiwa. Dengan pasar ikan segarnya yang melimpah dan menggiurkan. (FOTO: timeoutduba.com)

COWASJP.COM – "DI DUBA nanti turun di mana?" tanya si Karala sambil memacu mobilnya ke selatan.

"Di mana saja, asal tidak di rest area," jawab saya. Bahasa Inggrisnya lebih bagus dari saya.

"Tidak bisa di mana saja," tukasnya serius.

"Ada hotel?" tanya saya. 

"Banyak. 1.500 riyal satu malam," jawabnya. 

Proyek Neom, katanya, membuat kota Tabuk dan Duba menjadi kota mahal. Sudah mahal pun belum tentu ada kamar. Di dua kota inilah ribuan tenaga asing tinggal. Tabuk di timur Neom. Duba di selatannya.

"Di Duba ada terminal bus?"

"Ada. Terminal sederhana Saptco".

"Di situ saja," jawab saya.

Sopir menggelengkan kepala. Pertanda mengiyakan, gaya India.

Satu jam kemudian saya WA si Karala. Saya khawatir ia kena denda atau kehilangan kerja.

Aman.

Ganti saya yang belum aman. Memang masih ada bus. Jurusan Yanbu. Tapi tidak pasti jam keberangkatannya. Kalau pun ke Yanbu saya khawatir hotelnya. Terutama soal 1.500 riyal itu. Maka saya putuskan langsung naik jurusan Jeddah saja. Itulah bus terakhir.

Akibatnya saya harus sepanjang malam di dalam bus. Ini berarti malam ketiga saya tidur sambil duduk. Sepanjang malam.

Malam pertama di kursi kelas ekonomi Lion Surabaya-Jeddah. Disambung kursi bus Jeddah-Madinah. Tiba langsung mencari subuh di Nabawi.

Sore itu langsung ke Tabuk. Di kursi bus lagi sampai lungset. Masih sambung ke Neom. Ini masih harus sepanjang malam lagi di dalam bus ke Jeddah. Masih harus sambung lagi ke Makkah. 

Turun dari bus sudah menjelang subuh. Dijemput petugas Bakkah. Lalu cari masjid. Harus mampir toko beli sandal dan pakaian ihram. Saya harus melaksanakan miqat di sini.

Maka inilah perjalanan pulang dari Neom yang super hemat: karcis bus dari Duba ke Jeddah hanya 180 riyal. Daripada bermalam di Duba 1.500 riyal.

Penghematan lain terjadi di sektor konsumsi. Selama dua harmal itu saya hanya menghabiskan anggaran 40 riyal. Tidak pernah ke restoran. Hari pertama saya tidak makan siang. Hanya beli air satu botol, satu riyal. Yakni ketika di terminal bus Madinah. Lalu beli roti keju 5 riyal: untuk makan malam di bus. Kebetulan hanya ada satu kios di terminal ini: tidak banyak godaan.

Rupanya para penumpang di barisan sebelah saya melirik: saya tidak pernah makan apa pun. Seorang wanita, berburqah hitam, memberi saya jus limon satu botol. Anak gadisnya, yang juga berburqah hitam, memberi saya es lilin. Anak laki-lakinya yang masih kecil memberi saya permen satu kantong plastik. Satu wanita lagi memberi saya satu bungkus kue.

Saya harus pura-pura memakannya. Sedikit demi sedikit. Hanya agar terlihat makan. Padahal saya tidak ingin makan semua itu. Kandungan gula di dalamnya pasti tinggi.

Saya sudah lima tahun menghindari gula. Saya tidak punya penyakit gula darah, tapi saya harus tahu diri: sudah tua. Saya setuju dengan kata-kata entah dari siapa ini: kalau sudah tua hindari gula. Gula itu bukan makanan manusia. Gula itu makanan semut.

Dulu saya juga minta istri untuk jangan memberi bayi susu sapi. Berilah ASI. Masak anak kecil diberi susu sapi. Susu sapi itu untuk anak sapi.

Kini, setelah tua, saya minum susu tertentu. Tujuan utama saya untuk memberi semangat istri agar mau minum susu itu. Daripada operasi lutut lagi.

Saya harus memberi semangat istri karena istri juga sering memberi semangat saya. Seperti dua hari lalu di Makkah ini. Dia sampai dua kali mengambilkan tisu untuk mengusap air mata saya. Dia tidak bertanya mengapa air mata saya sampai berderai-derai. Dia sudah tahu: pasti sedang membaca komentar pembaca Disway yang kocak, jenaka, dan lucu-lucu.

Anda pun sudah tahu: di hari yang kocak itu sampai 60 komentar terpilih. Terbanyak dalam sejarah sejak Bani Abbasiyah. 

Untunglah para wanita di deretan bus sebelah saya itu turun di terminal Tayma. Yakni pertengahan antara Madinah-Tabuk. Menjelang magrib. Saya lega. Tidak harus makan semua itu.

Di rest area Tayma itu saya beli air putih 1 botol. 1 riyal. Inilah pengeluaran terakhir hari itu. Total 7 riyal, satu hari. Ups tambah 20 riyal lagi beli colokan listrik yang cocok dengan sistem di Saudi.

Bangun pagi, saya minum air kran setengah liter. Saya rebus dengan alat perebus air di kamar. Air kran di Arab Saudi seperti di Amerika: bisa langsung diminum. 

Lalu sambil jalan ke masjid Nabawi Tabuk, saya cari makan pagi. Ketemulah yang saya inginkan: sejenis roti canai yang dibakar di dalam gentong. Saya beli dua. Yang isinya keju. Satu untuk makan pagi. Satunya untuk makan siang. Habis 10 riyal. Lalu satu botol air putih: 1 riyal.

Saya ingin melihat pembuatan roti canai itu. Wow rotinya dibuat lebar sekali. Agak tembem. Selebar payung kecil. Untuk membawanya harus dilipat empat. Dimasukkan tas plastik. Saya bawa pulang ke hotel. Udara pagi Tabuk sangat dingin di bulan seperti ini. Roti itu begitu panas.

"Saya harus beli buah. Sudah dua hari tidak makan buah dan sayur," kata saya dalam hati. Maka saya mampir toko kelontong: beli mentimun kecil-kecil satu pak. Isi 10 buah: 5 riyal.

Sampai di Neom saya beli kopi agar punya alasan duduk di rest area itu: 10 riyal. Di situlah saya makan siang. Stok roti canai saya masih 1,75 lembar. Makan tadi pagi ternyata hanya sanggup menghabiskan seperempat lembar.

Maka, malam harinya, saya makan itu lagi. Pun masih punya satu lembar lagi. Masih utuh. Saya masukkan kresek plastik. Saya ikat erat-erat. Agar tetap tembem.

Ternyata besok paginya, di Jeddah, saya masih makan itu lagi. Bahkan siang harinya, di Makkah. Pun saya makan siang dengan sisanya. Di perjalanan panjang itu saya beli air putih 4 kali: 4 riyal. Maka dalam dua hari itu saya menghabiskan anggaran makan minum 25 riyal. Kalau ditambah kopi menjadi 35 riyal.

Saya pun heran. Dengan gaya makan seperti itu kok pipi ini tembem. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 14 MARET 2023: Silicon Startup

Er Gham

OJK memang dibentuk tahun 2008. Namun, semangat untuk mendirikan OJK terjadi sejak krisis 1997 dan 1998. Ketika banyak bank yang ditutup. Semangatnya adalah memisahkan fungsi regulasi perbankan dengan fumgsi pengawasan. Ini dianggap biang keladi keruntuhan sektor perbankan. Hal yang membuat OJK baru terbentuk pada tahun 2008 karena melewati serangkaian perdebatan berkepanjangan tentang bentuk lembaga yang akan dibentuk, serta digabungnya sektor asuransi, leasing, dan bursa efek dalam satu wadah. 

bagus aryo sutikno

Itu petunjuk mencuci baju yang benar, dibasahi sekali dengan air, disabuni lalu dibasahi ulang dan diberi pewangi untuk dibasahi yg ketiga. Ning asli'ne yo boyok bro, ngongkek kok ping 3. Peddott kuwi.

Er Gham

Saya menyarankan perlunya larangan seorang pensiunan dari OJK untuk menjabat posisi komisaris di sektor sektor yang diawasi oleh OJK. Ini untuk menghindari budaya 'ewuh pakewuh' atau 'sungkan' saat OJK melakukan pengawasan atau pemeriksaan terhadap lembaga yang diawasinya. 

Jokosp Sp

Humor Banjar -> Bah jadi mau nambah? Biniknya betakun. Ayo amun wani. Kaina sawah sepetak di sebelah WC bisa aku jual atau gadaikan ke tetangga, mau?. Abahnya langsung pucat muhanya " kaya apa amun aku handak kaina". Biniknya "sukur, kapokmu kapan?"

Han Han

Sy dan 133 nsbh Reksadana Pan Arcadia Capital dgn kerugian 186 M . Reksadana resmi ojk ternyata diduga penipuan dan tppu , skrg kasus di bareskrim sdh hampir 2 th blom jelas titik terangnya. Penegakan hukum dan perlindungan nsbh di indonesia parah. Uang masyarakat hasil usaha menabung untuk anak, sekolah, pensiun , yayasan pun hilang. Kami pun sdh podcast di uya kuya. Smoga abah mau bantu kami juga lewat podcast abah. Kita bongkar kasus reksadana PAC lebih dalam beserta bukti" tppu nya. Salam dr bonek sby 

Agus Suryono

#pak BAS.. Pakai DURI jeruk..? Itu persis yang biasa almarhumah Ibu saya lakukan. Alasannya ya tentang STERIL itu.. #penegak hukum memang harus STERIL dari SUAP. Kalau tidak ya tidak akan SIAP..


imau compo

Peraturan harus tegak dengan keras dan ketat tapi dalam waktu yg panjang generasi baru dididik untuk menjunjung etika. Saya saksikan sendiri penegakan hukum yg keras dan ketat di China (2004). Misalnya, petani yg menelantarkan lahan langsung diambil lahannya utk diserahkan ke yg lain. Saya juga enforcement kepatuhan masyarakat yg tidak menggunakan lahan publik apalagi ruang tetangga utk sekedar menaruh barang-barangnya. Petani langsung mengikat rapih kayu hasil tebangan atau papasan kebunnya dan ditaruh di ruang terbuka sekitar rumahnya yg sangat terbatas. Waktu haji 2008/2009, saya lihat ketatnya enforcement aturan di Arab Saudi. Pembatas jalur masuk dan ke luar di parkir lantai bawah tanah hotel jaringan internasional di Madinah, bukan sekedar sekedar penanda tapi sekop raksasa mirip sekop escavator. Memang, merusak keindahan. Kita berharap, suatu hari, separator jalur busway di Jakarta bisa diganti dengan markah warna seperti di London, untuk itu generasi yg baru dididik menjunjung etika sebelum penegakan hukum.

Juve Zhang

Perusahaan start up itu di guyur dana dana yg ada batas nya harus dipanen, di panennya di mana? Ya IPO itu lah jalan keluarnya, yg modal nya balik cuma Bukala###, satu itu yg sukses kalau gak salah modal diguyurkan ke Buka lapak 13 trilyunan dan waktu IPO dapat 22 trilyunan, setelah sukses malah dagang online nya kalah sama pesaing , akhirnya malah duitnya di investasi kan ke perusahaan lain, jadi investor malah bukan lagi e commerce. Yg gagal waktu IPO anda sudah tahu GOT#. Walaupun uang yg diambil dari IPO gede juga ,plus "bantuan" sosial dari telko# 6,7 Triliun. Semua sekarang pada PHK karyawan, GOT# kemaren katanya PHK gelombang ke sekian lagi. Yg paling menikmati yg RAT dan kolega nya .37 milyar hanya disimpan di safe bok, konon itu uang untuk jalan jalan ke LN saja, makanya Dolar semua, buatlah peraturan Hukum yg Sangat Keras dan Berat, jangan istilah Kasihan, kasihan, kasihan, kasihan ini, kasihan itu, mereka saja mengambil 300 Trilyun yg harusnya masuk APBN tak kasihan sama rakyat jelata yg ngos ngosan dari pagi sampai malam di jalanan cari duit 100_200 ribu sehari. Buanglah kalimat Kasihan .Kasihan ,kasihan,kasihan. 

Echa Yeni

Bau-baunya komen terpilih nih. Pernah bca "quote" di dinding, "goblik/kebodohan" adalah kemuliaan yg bernasib buruk
 
Andi Udique

"Mahfud MD telah mewakili perasaan umum". Ya, menteri yang satu ini luar biasa. Punya nyali dan integritas. Mungkin karena dia punya integritas makanya dia punya nyali. Sama seperti seorang mantan menteri BUMN dan DIRUT PLN suatu ketika dulu. Dulu saya pernah bermimpi Indonesia dipimpin oleh kedua orang ini. Pak DI sebagai presiden dan pak MMD sebagai wapres. Pak DI sebagai presiden mengurusi ekonomi dan pak MMD sebagai wapres mengurusi polhukam. Sayang mimpi saya hanya menjadi mimpi. Di kehidupan nyata tidak terjadi. Jika Indonesia dipimpin oleh orang yang punya integritas dan nyali, jangankan China, kekuatan Amerika akan segera terlewati.
 
Jimmy Marta

Permainan bola bernilai 300T, makin asyik. Tendangan pertama dari PPATK dah sampai dikaki bu Menkeu. Dg tangkasnya bu SM langsung menggelinding bola ke pak Menko MMD. Atas gocekan mereka berdua, bola hanya berputar2. Rupanya umpan ppatk disebut belum matang. Belum ada gol yg tercipta. Siang ini kepala PPATK memberikan umpan lebih matang. Transaksi terindikasi TPPU, itu dibuat lebih rinci. Ada waktu, ada nama, dan analisa transaksi darimana dan kemana. Bola matang sudah kembali ke kaki bu SM.! ...Apakah ini akan ada gol tercipta?. Atau masih ada lg alasan hingga bola hanya diputar2 di tengah lapangan?. Mari kita tunggu...!
 
Liam Then

Tulisan Pak Bos hari ini bikin tak tahan, pertanyaan di dalam otak, yang sudah sekian lama mengendap, akhirnya saya coba google. Silicon, Silicone, Silica. Terbaca hampir sama , tapi ternyata berbeda. Silicon merujuk ke mineral murni berkode Si, salah satu dari 97 jenis mineral dalam daftar periodik yang kita pernah coba hafal di kelas 1 SMA dulu. Horror menghapal daftar periodik dan rumus kimia yang membuat banyak orang jurusan A3 mbudak. Menampung pelarian siswa yang menghindari A1 dan A2. Silicone dan Silica adalah varian senyawa dari Silicon. Kantong kecil yang biasa diselipkan kedalam produk makanan untuk menyerap kelembaban itu trrmasik golongan silica. Sedangkan silicone saya sering ketemu produknya dalam bentuk gel-gel lentur dan lembut, kemungkinan seperti yang di sematkan ke dalam dada ladyboy dan artis-artis berdada luar biasa itu termasuk golongan silicone gel. Silicon Valley , ternyata diambil dari nama mineral Silicon. Yang berkode "Si". Merujuk kepada Silicone wafer, bahan utama microchip yang luar biasa manfaatnya. Mineral Silicon ini dapat di ekstrak dari pasir,batu,kemudian di murnikan semurni-murninya dan kemudian dijadikan kepingan bulat super tipis ,lalu di jadikan bahan dasar semikonduktor diproses di mesin buatan perusahaa ASML asal Belanda, yang dilarang jual mesin ke Tiongkok. Di tangan kita setiap hari terpegang Silicon. KONKLUSI analisa Tjap A3 : Semua diatas temuan orang luar negeri. Bukan di RI. Di RI mohon maklum, nemu duit lebih #1.
 
Komentator Spesialis

Penyebab terbesar tumbangnya SVB adalah karena kerugian besar dalam membeli surat hutang pemerintah Amerika. Mereka membeli surat hutang bertenor panjang dalam jumlah besar. Ketika the Fed menaikkan suku bunga, otomatis harga surat hutang turun. Kecuali dia bisa pegang surat hutang itu sampai akhir masa tenor. Apesnya, berbagai investasi SVB buntung. Baik itu pendanaan start up maupun kripto. Di sisi lain nasabah pas saat bisnis jeblok. Perlu duit. Akhirnya secara serempak menarik depositonya. SVB harus mengembalikan penarikan tabungan tsb. Mau nggak mau terpaksa menjual surat hutang walaupun dalam posisi harga loss. Yang berakibat lubang kerugian sulit ditambal lagi dan mengajukan perlindungan kebangkrutan alias chapter 11. Diperkirakan kebangkrutan senilai USD 227 milyar. Terbesar kedua sejak kasus Lehman Brothers. Dan diperkirakan ada sekitar USD 660 Milyar unrealized loss alias kerugian diatas kertas dari surat surat hutang yang dipegang oleh bank bank Amerika. Akibat kenaikan suku bunga yang memaksa penurunan harga surat hutang pemerintah yang mereka pegang. Memang ini riak riak kecil. Tetapi, bukan tidak mungkin sentimen negatif global akan memaksa penurunan harga saham dan surat berharga serta kenaikan suku bunga. Jangan lupa, Rupiah juga sudah mulai keok ! Dan kisah ini membuktikan bahwa surat hutang pemerintah Amerika yang dianggap sebagai the last resort untuk menyelamatkan aset, ternyata bercerita sebaliknya.
 
AnalisAsalAsalan

"Mengapa mau memerankan invisible hand di bidang politik tapi tidak mau di bidang keuangan?" tulis Abah. Kok keuangan? Ini masalah hukum menurut saya. Pak Mahfud juga paling banter menyuruh polisi dan jaksa. Setelah itu, urusan pengadilan, di mana hakim independen. Maka, perbaiki UU. Dah, gitu aja.
 
Liam Then

"Betapa besar untuk skala Indonesia. Apalagi kalau uang itu mengalir ke luar negeri." Memang kalo sampai ke luar negeri uang tsb, dampaknya akan sangay besar bagi perekonomian nasional. Kalau hanya di simpan di dalam negeri paling tidak, uang meskipun hasil tilepan, masih bisa berputar dalam ekonomi , lewat kredit perbankan. Sebaliknya jika disimpan di luar negeri, sudahlah hasil tilepan, menguntungkan perekonomian negara asing. Asing-asing mah gak peduli, malah cenderung suka uang begitu, kapan saja mereka bisa bekukan ,dengan alasan sumber tidak jelas. Ingat "dibekuan" hanya untuk pemilik dan sumber dana. Sementara bagi mereka yang bekukan mah tetap statusnya "cair". Saddam Hussein, Khadafi, dan Rusia belakangan ini sudah buktikan. Kalau sudah begini, para penilep yang simpan uang di luar negeri, bolehlah di sebut berbuat khianat. Di banyak film Hollywood, biasa banyak adengan, dimana kalau kasus sudah begitu pelik, besar, di turunkan langsung petugas FBI ; Federal Bureau of Investigation. Polisi federalnya Amerika untuk atasi. Biasanya masalah langsung hilang. Meskipun ini termasuk kategori asing-asing, bolehlah polisi kita belajar ke Amerika sono, ini termasuk asing bertipe positif, gapapa. Kalo belajar ke Tiongkok, yang masuk kategori Aseng malah, masalah sama biang masalahnya hilang barengan. Itu sebenarnya lebih baik lagi. Juga gpp. Wkkwkwkwk. 
 
*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda