Sang Begawan Media

Tertutup Terbuka

Ilustrasi (BWL-KRH/dik/ist - matadewata.com)

COWASJP.COMBUKAN soal terbuka atau tertutup. Dibicarakan saja sudah bagus. Pertanda ada evaluasi. Ada renungan. Ada pemikiran.

PDI Perjuangan yang memulai: baiknya di Pemilu 2024 sistem terbuka dikembalikan ke tertutup. Sayang, belum sampai terjadi diskusi yang luas, sudah keburu di-prungges: delapan partai sepakat menolak ide itu. Menolak begitu saja. Tanpa solusi dan evaluasi. 

Sudah 20 tahun bangsa ini menjalani Pemilu sistem terbuka. Ini awalnya sebagai koreksi terhadap sistem tertutup selama Orde Baru. 

Kelemahan tertutup waktu itu: "Rakyat tidak kenal siapa wakilnya di DPR". Itulah kritik terbesar terhadap sistem tertutup. "Mereka bukan wakil rakyat. Mereka wakil partai".

Koreksi terhadap Orde Baru dilanjutkan sampai ke soal suara terbanyak. Nomor urut tidak terpenting lagi. Memang partai yang tetap mencalonkan. Partai pula yang menyusun nomor urut. Tapi soal jadi anggota DPR atau tidak, tergantung banyaknya suara yang diperoleh. Pun bila selisih suara itu hanya 6. Seperti yang dialami Thoriqul Haq yang sekarang bupati Lumajang. 

Sejak itu sering terjadi ''perang di dalam selimut''. Calon yang oleh partai sudah ''dilorot'' ke nomor bawah tetap bisa jadi anggota DPR. Siapa yang populer dia/ia yang terpilih. Lebih parah lagi: uang jadi panglima. Kualitas nomor dua.

Mulailah terjadi politik uang. Kian lama kian menggila. Lalu jadi budaya. 

Menjadi anggota DPR/DPRD sudah bisa dimatematikakan. Satu kursi perlu berapa suara. Satu suara perlu berapa duit. Maka dengan menyediakan uang tertentu dapat jaminan terpilih. 

Kalau calon tidak punya uang bisa ijon proyek. Bisa balik modal. Jadilah hitungan bisnis agenda utama di legislatif.

Itu erosi dari satu segi. Sisi lain: partai tidak bisa membuat perencanaan: siapa yang akan didudukkan di komisi keuangan di DPR nanti. Siapa yang di komisi hukum. Komisi pendidikan. Komisi energi. Dan seterusnya. 

Dengan sistem terbuka, partai belum tahu apakah yang terpilih nanti punya kapasitas untuk duduk di komisi tertentu. Bisa jadi yang terpilih tidak punya kapasitas di komisi mana pun. Banyak yang akhirnya anggota DPR itu mewakili dirinya sendiri.

"Yang terpilih belum tentu mampu. Yang mampu belum tentu terpilih".

Itulah penyakit bawaan demokrasi murni.

Dan kita menikmati penyakit itu.

Apakah harus kembali tertutup?

Delapan partai sudah menolaknya. Tapi tidak memberikan solusi untuk keluar dari penyakit itu. Mungkin mereka hanya akan mengandalkan pada proses: lama-lama kita akan dewasa. Kalau rakyat sudah sejahtera tidak akan mau lagi dibeli. Ini sama dengan harapan lama dulu: kalau gaji dinaikkan tidak akan ada lagi korupsi.

"Saya setuju kembali ke sistem tertutup," ujar Prof Dr Syukur Abdullah, dekan Fakultas Sosial Politik Universitas Hasanuddin Makassar. Saya bertemu Prof Syukur Rabu lalu. Di Unhas. Sama-sama hadir di ujian terbuka calon doktor komunikasi ke-4 Unhas: Erniwati. Ia yang memimpin sidang. Saya salah satu dari 6 penguji.

Dengan sistem tertutup orang memang akan memilih partai. Lama-lama hanya sedikit partai yang bisa bertahan. Terjadilah penyederhanaan partai secara alamiah. Pun tanpa perlu membatasi hadirnya partai baru. "Silakan saja partai baru hadir, tapi akan sulit lolos ke Senayan," ujar doktor filsafat politik lulusan Bonn, Jerman ini.

Yang pro sistem terbuka pasti lebih banyak. Tapi belum ada yang memberikan konsep rinci bagaimana bisa mengatasi penyakit parahnya itu. Alasan mereka cenderung ''pokoknya itu lebih demokratis''. Seolah demokratis sebagai tujuan, bukan alat.

PDI Perjuangan sendiri seperti berhenti pada melontarkan gagasan. Tidak ada perlawanan terhadap kesepakatan 8 partai. 

mega.jpgMegawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP saat pidato di HUT 50 PDIP. (FOTO: ©Liputan6.com/Faizal Fanani - merdeka.com)

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto tidak terlihat lagi bicara soal ini. Ia sibuk di acara puncak HUT partai ke 50 di JI Expo Kemayoran Jakarta. 

Begitu kolosal acara itu. Begitu merah lautan manusianya. Ketua Umum Megawati tampil sendirian di panggung besar. Dia berpidato dengan cara duduk di kursi, di belakang sebuah meja. Dia berbicara panjang dengan gaya seperti ibu kepada anak-anaknya.

Kalimat yang ditunggu wartawan pun tidak keluar: siapa calon presiden dari PDI Perjuangan. Calon itu masih di tas Megawati. Yang sudah dijelaskan hanya satu: pasti dari dalam partai sendiri. 

Megawati seperti sengaja meninggalkan teka-teki. Bahwa pasti dari dalam partai, Ganjar Pranowo adalah orang partai. Tapi secara simbolis Mega terus saja menguraikan kepahlawanan wanita. Wanita harus sejajar dengan pria. Dan itu meninggalkan tanda tanya: Puan Maharani? 

Kepastian yang sudah pasti: Pemilu harus dilaksanakan sesuai jadwal, 2024. Presiden hanya boleh dua periode. Presiden Jokowi mendengar sendiri penegasan itu. Presiden duduk di deretan paling depan. Senyumnya sulit diterjemahkan: cocok atau tidak dengan penegasan itu. 

Harusnya spekulasi tiga periode langsung berakhir. Kecuali ada Perppu soal Pemilu. Apa sulitnya bikin Perppu. Perppu Cipta Kerja keluar dengan mulusnya. Alasan mendesak bisa dicari. Pun tiga periode.

Soal calon presiden masih tertutup. Soal calon legislatif masih terbuka. Terbuka sekali: tanpa celana dan tanpa beha. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 13 Januari 2023: Master Letnan

Juve Zhang

Sebagai kuli proyek zaman purbakala itu setiap masuk proyek besar , yg untuk usaha konglomerat gede, pasti tanahnya sudah "di merdeka kan" oleh pihak yg bukan tugasnya "memerdekakan", cuma harga ganti ruginya itu bikin rakyat nangis , rakyat cerita tidak ikhlas tanah nya dijual very very cheap chea lah, tapi apa daya rakyat zaman purbakala tak bisa apa apa , tanda tangan saja, pasrah. Beda zaman now setiap pembebasan tanah untuk proyek rakyat jadi Milyuner dadakan, dua jempol buat pak Jokowi, rakyat di kampung sekarang lebih makmur dibandingkan rakyat di kota . sekali dibebaskan tanahnya jadi Milyuner. Nostalgia zaman purbakala manakala rakyat pasrah tanah nya yg ribuan meter cuma di bayar semeter persegi seharga sebungkus rokok, kisah nyata. Semoga rakyat itu dapat imbalannya yg nyata di kehidupan setelah kematian. Zaman dulu pembebasan tanah penuh air mata kesedihan, zaman now penuh tawa ria, langsung ke showroom mobil, borong mobil. 

Otong Sutisna

Kupetik kelapa tiga biji / Sutu biji dimakan bli leoang/ Satu biji lagi kukasih tetangga/ Hayooo ...satu biji lagi dimakan siapa 

Mirza Mirwan

"Saya memang dekat dengan ibu," ujar Farid, seperti dikutip Pak DI. Biasanya anak lelaki memang lebih dekat dengan ibunya. Maka di tangan ibulah masa depan seorang anak berada. Kalau semasih kecil sang ibu sudah mendidik anaknya dengan pendidikan agama, akhlak, dan sopan santun dalam interaksi sosial, maka saat memasuki pendidikan formal sang anak akan melaluinya dengan mulus. Pada gilirannya masa depan cerah menanti sang anak. Sebaliknya kalau sang ibu, lantaran kasih sayangnya, kelewat memanjakannya, yang akan terjadi hanyalah malapetaka. Lihatlah contoh di sekitar anda, bagaimana nasib anak yang semasa kecil dimanjakan orangtuanya tanpa dibarengi dengan pendidikan agama dan akhlak -- kalau cerita Malin Kundang mungkin hanya fiksi. Adik sepupu saya seorang guru SMA, suaminya juga. Anak pertamanya lelaki, dan sangat dimanjakan. Yang terjadi kemudian si anak malah tak sempat menyelesaikan SMA-nya karena terjerat kasus narkoba. Demi agar tidak dipenjara sepupu saya rela menyuap polisi sampai menjual sawah dan Innova yang baru lunas cicilannya. Anak itu malu untuk meneruskan sekolahnya. Malah kemudian menikah saat usianya baru 18 tahun. Lalu bekerja menjadi sopir pabrik tekstil. Eh, kena kasus narkoba lagi. Kali ini sepupu saya membiarkannya dipenjara 2 tahun 6 bulan. Anak itu sekarang punya 2 anak. Kembali menjadi sopir, tapi di perusahaan rokok. Sementara sepupu saya dan suaminya sudah pensiun sejak 2 dan 5 tahun yang lalu.

Leong putu

Malam Jum'at / ------------------------ Strategi telah diatur, matang. Anak² sudah diajak jalan² agar capek, lalu tidur lebih awal, sukses. "Jangan lupa cukur kumis tipis mu": kata istri. "Agar tidak menusuk-nusuk, sakit": katanya meneruskan. Semua cek list sudah terpenuhi. Malam Jum'at kok pas berbarengan dengan ulang tahun pernikahan. Harus sepesial. Yes...Jam 10 malam. Lest go. Siap tempur. Tiba-tiba... (Batas karakter) Bersambung...

Ummi Hilal

Satu lagu bisa untuk berbagai acara. Mendengarkan lagu yang disukai bisa berulang-ulang.Tanpa rasa bosan. Mendengarkan joke untuk kedua kali saja sudah hambar. Beruntunglah penyanyi.Bisa mengulang-ulang lagu yang sama. Mestinya seorang comic ,komedian harus dapat honor yang lebih besar .Karena harus selalu menyiapkan joke baru.

AnalisAsalAsalan

@Aat Lanjutkan perjuangan. Suatu ketika akan disadari bahwa pernikahan terkadang tidak berhubungan dengan pacaran. Yang pacaran bertahun-tahun -- hingga bau kentut pacarnya saja ngerti -- bisa bubar di tengah jalan. Yang sudah beli seserahan, ternyata ga jadi. Itulah kehidupan. Namun, jangan lupa, harus tetap memilih -- jangan asal pilih. Yang pertama dan utama, pastikan dia perempuan. Jangan sampai terjadi seperti berita, setelah beberapa bulan baru tahu ternyata jeruk makan jeruk. Lha, waktu siang pertama ngapain? Hahahahaha.

Atho'illah

Itu menurut Socrates, kalau menurut Friedrich Nietzsche lain lagi: "Pernikahan menandakan akhir dari sekian banyak kebodohan sesaat, menjadi satu kebodohan berkepanjang". Xixixixi

Fiona Handoko

selamat pagi bpk thamrin. sang begawan mengumumkan maklumat/ wartawan dilarang bawa rekorder/ mengingatkan abah ini hari jumat/ di sabtu saja lanjutan kisah "letnan master" /

bagus aryo sutikno

Danyon XXX baru bertaji kalau bisa menaklukkan Danpreman dan Danbegal di area penugasannya. Takluknya Danpreman dan Danbegal, bila disimbiosis mutualisnekan dengan politisi, akan melahirkan kekuatan dan kekuasaan. Jadi bisa dipahami kenapa negeri ini begini2 aja. #Ini analisa asal2an ning ora ngawur.

Rihlatul Ulfa

Awan hitam itu bergelayut dilangit duren tiga/ satu, dua tembakan dor mengenainya/ brigadir vs tamtama katanya/ternyata ada kadiv propam polri didalamnya/pelecehan seksual awal yg terlihat disana/putri terus menangis tapi tak kunjung visum jua/

Yellow Bean

Ketika ada penataan ulang suatu ruangan dan melibatkan banyak pihak kenapa selalu muncul kata preman ? Pun ketika renovasi pasar, penataan pedagang dan kios akan memasukan banyak pedagang baru dari yang awalnya hanya non kios akan berdampingan dengan pemilik kios yang lama. Bahkan kadang kalau tidak sigap melobi kordinator pedagang bisa kehilangan kios nya. Ada juga yang kehilangan kios karena tertipu salah memberikan surat kepemilikan kios kepada oknum yang mencari keuntungan dari keluguan pedagang kecil.

Yellow Bean

Boy : Bu aku berhenti kuliah ya bapak sudah nggak ada. Ibu: Kenapa berhenti? Boy: Biaya masih perlu banyak Ibu : Bapak sudah menitipkan semua uang nya di Ibu untuk biaya sekolah kalian, asal kalian mau hidup sederhana dan seadanya masih ada biaya yang cukup untuk merampungkan kuliahmu. Tetap semangat Boyku kita berjuang bersama meraih cita cita untuk hidup lebih baik lagi.

Mirza Mirwan

Senin pagi, sebelum sarapan Zahra (kelas 1 SMP) menyerahkan selembar kertas pada ibunya, Bu Rahma yang single parent sejak 2 tahun terakhir. Di kertas itu tertulis: 1. Menyapu lantai 2000 x 6 = 12000. 2. Mengepel 5000 x 2 = 10000. 3. Menyetrika 5000 x3 = 15000. 4. Memandikan adik 1000 x 12 = 12000. Jumlah= Rp49000. Bu Rahma tersenyum membacanya. "Sarapan saja dulu," kata Bu Rahma, lalu membawa kertas itu ke kamar. Sebelum Zahra dan adiknya yang kelas 1 SD selesai sarapan Bu Rahma keluar dan menaruh kertas tadi di dekat Zahra. Di situ tertulis: 1. Ibu mengandung Zahra selama 9 bulan = gratis. 2. Melahirkan Zahra dengan bertaruh nyawa = gratis. 3. Menyusui Zahra selama 2 tahun = gratis. 4....5....6..... Sebelum selesai membaca, airmata Zahra meleleh ke pipi. Lalu mengambil ballpen dari dalam tas sekolahnya. Di atas daftar yang tadi ditulisnya Zahra menuliskan LUNAS, kemudian menyorongkan ke depan ibunya. "Maafkan Zahra, Buk!" katanya dengan suara bergetar. "Ibu juga minta maaf, sayang." Adalah Bu Rahma sendiri yang semula menetapkan tarif untuk kerja Zahra, sejak tak lagi sanggup menggaji pembantu. Dan Bu Rahma tahu, bahwa Zahra menabungnya.

Nimas

Ibu... Ada surga di bawah telapak kakinya Ada ridlo di senyumnya Ada nasehat di tuturnya Ada harapan di sorotnya Ada pengertian tak bertepi di jejak langkahnya Dialah ibu agung kita yang menggenggam.erat kala kita tak kuat Yang melembut belainya kala kita membahagia Yang menyimak antusias kala kita bercerita Yang tak jenuh kala kita berkeluh kesah Yang berbinar bijak kala kita bersungut Yang mendekap kala kita tersekap Yang menukar peluh dan lelah untuk bahagia kita Di sujud akhir malamnya Bakti kita tak mampu menukar peluh lelahnya Ibu.. Dalam darahmu kau alirkan air susumu Saat kau lelah di gulita malam sunyi Dan sibuk di pagi siang soremu Lalu bagaimana aku harus membalas Semua tetes sumber kehidupan itu Ibu yang selalu mengetuk pintu langit Dengan rapal doa restu Untuk setiap langkah putra putrimu Demi bahagia kini dan nanti.

Raja Putera

Hahaha... bisa pagat bekajutan tulisan abah. Padahal pas rami-raminya. Kada kawa ai, sekahandak sidin...

Jimmy Marta

Yang menarik diceritakan itu memang cerita orang besar yg berasal dari orang biasa. Anak petani yg jd pejabat tinggi. Wong ndeso yg jadi profesor. Anak orang miskin yg jd konglo. Atau spt pak Farid ini yg anak pasar menjadi pangdam dg gelar MA kuadrat. Ini tentu cerita penuh liku yg inspiratif.

yea aina

Konsumsi gorengan berlebihan, Kurang baik bagi kesehatan. Masalah jantung dan pembuluh darah. Pun "gorengan" lainnya, dengan pasang wajan para oknum pejabatnya. Aliran aspirasi rakyat bawah macet, menyebabkan stroke aspirasi rakyat. Penyumbatan aliran aspirasi rakyat di jantung pemerintahan: gagal jantung. Selama kariernya, Mayjend Farid Makruf mengambil peran sebagai "lemak tak jenuh", hingga efektif menerobos hambatan minyak jenuh (gorengan berulang-ulang), begitulah misi sepanjang karier militernya 

Saifudin RohmaqèÅ•qqqààt

Indonesia memiliki kopassus yg tangguh. Apakah dalam olahraga, militer indonesia juga tangguh? Mari kita lihat. Di dunia ada olimpiade, asian games, all african games, pan american games. Di militer pun ada. Yaitu Military World Games. Bagaimana prestasi militer Indonesia dalam Military World Games? Dalam miliatary world games ke-7 yang diadakan di China, Indonesia menduduki peringkat ke-56 dengan membawa satu medali perunggu. Sedangkan di military world games ke-6 di korea selatan, tahun 2015 militer Indonesia menduduki peringkat ke-44, dengan membawa pulang 1 perak dan 2 perunggu. Itulah pencapaian militer kita dalam dunia olahraga. Kita lihat nanti prestasi TNI , dalam pesta olahraga militer dunia ke -8 yg rencana di adakan tahun 2023 ini di Bogota Colombia. Semoga berhasil.

Jimmy Marta

Proporsional terbuka apa proporsional tertutup?. "Menang yg delapan dong". "Gk seperti itu, ini bukan matematik". " Lah, kalau voting kan pemenangnya yg banyak suara". "Ini bukan di kantor senayan, bro!". ".!, ?, &...". Itulah cuplikan diskusi bebas sambil ngopi habis olahraga pagi. Waktu diskusi habis...

Saifudin RohmaqèÅ•qqqààt

Dulu ada teman, mau masuk TNI. Kemudian dites, ditanya, alasan apa anda masuk ke TNI? Temanku itu jujur dan aoa adanya. Dia langsung menjawab, "siap , saya masuk TNI dengan tujuan cari uang." Apa yg terjadi? Teman saya langsung ditampar mukanya. Lantas di nasehati, supaya jangan jujur. Di suruh jawab, untuk membela martabat bangsa dan negara. Kemudian pertanyaan diulang lagi. Teman saya pun menjawab dengan mantap, untuk membela martabat bangsa dan negara. Sekian, itu saja.

Agus Suryono

MADURA PALSU.. Kalau saya Madura Palsu. Karena saya asli Yogya. Tapi satu mantu saya dari Pamekasan. Dan baru hafal satu kata Madura: SENGKOK.. #padahal udah 41 tahun tinggal di Sorbejeh.. 

MULIYANTO KRISTA

C A A K E E P P P P

Johannes Kitono

Pangdam Brawijaya ini rupanya penggemar Cersil Kho Ping Hoo alias Asmaraman Sukowati ( 1926 - 1994 ) yang saking hebat fantasinya. Bisa menceritakan keadaan alam di China secara detail biarpun tidak pernah kesana. Dan Kho Ping Ho ( KPH ) tidak bisa Mandarin tapi fasih bahasa Inggris dan Belanda. Konon dulu ada Antropolog yang pengin riset candi Borobudur dan di minta membaca Cersil Banjir Darah di Borobudur karangan KPH. Penggemar cersil KPH tentu ingat siapa itu Thio Sam Hong, Thio Bu Kie, Bu Kek Sian Su dan Ang Tjt Kong ketua Kaypang. Dulu ketika Bang Ali dikucilkan karena kasus Petisi 50, beliau sering fitness di Mandarin hotel.Nah sambil ngeledek pernah kasih buku Sam Kok terjemahan bahasa Indonesia. Bang Ali kalau memang mau jadi Presiden harus bisa memahami buku Sam Kok ini. Sebulan kemudian Bang Ali mesem mesem mau kembalikan buku tsb. Gila sulit bangat memahaminya, terlalu banyak nama nama yang memang ada 400 ratusan. Wow, bagaimana bisa menjadi Presiden boss kalau tidak bisa menghafal Sam Kok yang syarat dengan strategi militer dan kearifan. "He3, kurang asem kamu " kata Bang Ali. Semoga Pangdam yang sudah hafal Sam Kok bisa dipromosikan jadi KSAD bahkan Panglima ABRI seperti cita cita semua alumni AKABRI.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda