Stres, Asam Lambung, Migrain, HNP, Bisa Diobati Sendiri. Begini Caranya!

Yuyun Wardhana saat memberikan training self healing. (Foto Dok Pribadi)

COWASJP.COM – Berita viral belum lama ini. Seorang ayah yang merupakan mantan petinggi start up Unicorn menyiksa anaknya dengan pukulan, tendangan dan cacian. Orang tua menjadi monster bagi anaknya sendiri? Mungkin ungkapan itu sedikit berlebihan. Tetapi, fenomena bisa jadi merupakan gunung es.

Sepertinya tidak sedikit orang tua yang memperlakukan anaknya sebagai ‘sansak hidup’ ketika sedang dalam tekanan. Para oknum orang tua itu sering berdalih demi pendidikan, sopan santun dan beribu alasan memperlakukan anaknya dengan cara yang tidak wajar. Orang tua menjadi monster bagi anaknya sendiri.

Perlakuan keras bahkan penyiksaan sering dipakai sebagai justifikasi untuk ‘mendidik’ anaknya. Mereka tidak sadar, bahwa perlakuan itu menimbulkan dampak yang besar pada perkembangan kejiwaan anak. Anak menjadi trauma dan bisa berakibat ke perilaku si anak sampai dewasa. 

Dampaknya sangat banyak, mulai dari jatuhnya kepercayaan diri menghadapi hidup sampai menduplikasi perlakuan keras orang tuanya kepada anaknya nanti, sehingga menjadi mata rantai yang tidak ada putusnya. Mengapa banyak orang tua yang seperti itu? 

Kemungkinan besar, orang tua dengan perilaku seperti itu, adalah sosok yang sedang menghadapi tekanan, entah dari pekerjaan, bisnis atau masalah lain. Jadi, dampak dari tekanan hidup menjadikan orang tua melampiaskannya pada anaknya sendiri.

Dampak tekanan hidup seperti stres memang luar biasa. Begitu kata Yuyun Wardhana. Alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM Yogyakarta yang telah menekuni teknik penyembuhan mandiri sejak 15 tahun yang lalu. 

Menurut Yuyun, stress dan dampaknya ini terjadi tidak saja pada orang dewasa atau orang tua saja. Stres juga sudah menjadi fenomena yang umum di kalangan pelajar dan mahasiswa. Contoh terakhir, adanya kasus mahasiswa Fisipol UGM yang bunuh diri karena kondisi depresi yang dialaminya. 

yuyun1.jpg

Tanpa bermaksud mencari siapa yang salah, kejadian itu juga merupakan fenomena gunung es. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan tingginya tingkat stres bahkan depresi di kalangan mahasiswa. Bahkan, kecenderungan bunuh diri juga mulai terdeteksi di kalangan mereka.

Hal seperti di atas, kata Yuyun, tentu harus segera ditangani untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa, agar masa depan mereka terjamin lebih bahagia dan cerah. Salah satu cara untuk mengatasi stres, depresi dan gejala mental lainnya adalah dengan menggunakan self healing Terapi Tapping berbasis EFT atau Emotional Freedom Technique. 

Teknik pembebasan emosi ini ditemukan oleh Garry Craig, seorang praktisi self healing asal Amerika Serikat sekitar tahun 1990. Teknik ini beredar luas di negeri Paman Sam, bahkan menjadi obyek penelitian di kalangan ilmuwan Amerika. Perkembangan teknik ini sangat pesat, hingga masuk ke jurnal psikologi Amerika Serikat. 

Di tanah air, teknik ini bisa juga dipelajari. Ada banyak life coach yang mengajarkan teknik ini. Salah satunya adalah Yuyun Wardhana. 

Sejatinya, Yuyun Wardhana adalah seorang produser dan sutradara program televisi dan produk audio visual lainnya. Di tahun 2008, dirinya mengalami serangan migraine akut. Untuk mengobatinya, Yuyun sudah mendatangi 9 dokter plus 1 psikolog. Bahkan, ketika sedang mengalami serangan migraine, Yuyun bisa menelan 5 butir obat sakit kepala ternama. Dan sejak mengenal terapi ini, dirinya bebas sepenuhnya dari penggunaan obat tersebut hingga saat ini.

Selain mempraktikkan untuk dirinya sendiri, Yuyun yang saat ini sudah menjadi Certified Master Trainer EFT dan expert self healing juga berbagi pengalaman dan ilmunya bagi siapa saja yang ingin belajar. 

yuyun2.jpg

Sebelum pandemi, Yuyun beberapa kali menyelenggarakan training self healing Terapi Tapping secara offline. Dan sejak pandemi, Yuyun menggunakan teknologi untuk menjangkau para peminat teknik ini. 

Selama pandemi, sudah ribuan murid atau peserta yang belajar menguasai teknik ini. Mereka datang dari berbagai belahan penjuru dunia seperti UK, Belgia, Texas, Washington DC, Tokyo, Taiwan, Hongkong, Singapura, Manila, Canberra, Brisbane, Sidney. Dan tentunya juga dari Aceh hingga Papua.

Alumnus SMAN 2 Jogja ini menjelaskan, manfaat dari belajar teknik ini adalah, peserta bisa mengatasi sendiri keluhan-keluhan tertentu seperti psikosomatis, migraine, asam lambung, HNP, tekanan darah tinggi, nyeri otot/sendi, dan berbagai keluhan lainnya. 

Selain itu, juga berguna untuk mengatasi masalah psikis seperti stres, cemas, overthinking, insomnia. Dan yang paling penting, adalah membersihkan sampah-sampah  emosi masa lalu yang bisa membuat seseorang mempunya perilaku destruktif, emosional tak terkendali, bisnis seret, karir macet dan lain sebagainya. 

Pendek kata, jika dijalankan secara sungguh-sungguh, teknik ini bisa mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih positif, atau mengalami transformasi diri. Transformasi inilah yang selama ini dialami oleh Yuyun, sehingga akhirnya Yuyun pun berhasil menulis buku dengan judul Keajaiban Menerima dengan Ikhlas dan Pasrah.

Di akhir tahun 2022 ini, Yuyun menutup tahun dengan menyelenggarakan training secara offline di Jogjakarta. Bertempat di Digilib Café Fisipol UGM. Training diselenggarakan pada hari Jumat 30 Desember 2022 jam 08.00-12.00 WIB. Peserta yang ingin belajar self healing bisa mengikuti training tersebut dengan berinvestasi sebesar Rp 249,000. Biaya tersebut sudah meliputi coffee break, snak dan makan siang. 

yuyun360e9f.jpgYuyun berpose bersama Mensesneg Pratikno dan buku karyanya Keajaiban Menerima dengan Ikhlas dan Pasrah.

Meskipun acara training ini bertempat di kampus FISIPOL UGM, pesertanya tidak dibatasi, alias bisa dari kalangan umum. Tapi, mengingat kapasitas DIGILIB Café yang terbatas, bagi peminat hendaknya melakukan pendaftaran terlebih dahulu secara online dengan mendaftarkan diri ke nomor WA 081320002066. Dalam acara training ini, juga disediakan door prize buku Keajaiban Menerima dengan Ikhlas dan Pasrah untuk 5 peserta yang beruntung. 

Diharapkan training bisa menjadi salah satu solusi atau ‘SELF HELP‘ bagi orang tua dan mahasiswa yang merasa kesulitan menghadapi problem-problem emosi dan tentunya bagi siapa saja yang merasa kesulitan menghadapi persoalan-persoalan hidup maupun masalah kesehatan fisik dan mental demi meraih kehidupan yang sehat rohani dan jasmani yang bahagia.

Tertarik? Monggooo…. *

Pewarta : -
Editor : Erwan Widyarto
Sumber :

Komentar Anda