Ke Jogja Jangan Buang Sampah. Buang Duit Saja!

Foto: Erwan Eidayrto

COWASJP.COM – Amrina Yasmin Shafira tampak anggun dengan busana warna coklat yang dia kenakan. Berjalan layaknya peragawati di atas cat walk. Kali ini bukan karpet merah. Melainkan jalan setapak yang terbuat dari batuan semen. Jalan yang biasa dipakai para pengunjung dan penikmat lesehan di Teras Malioboro 2 itu disulap menjadi cat walk. 

Delapan model, termasuk Amrina Yasmin, beraksi di situ, Minggu, 6 November 2022. Mereka menampilkan Trashion Show. Pertunjukan peragaan busana dari bahan sampah yang digelar Paguyuban Bank Sampah DIY. Busana warna coklat yang dikenakan Amrina Yasmin adalah kertas sak semen. Kertas coklat dengan paduan merah dari merek Dynamix, memberi aksen tersendiri.

Model yang lain, Angel, Bunga, Raisa, Kaila, Lysa, Ririh, Sari dan Galih, juga mengenakan busana berbahan sampah. Ada yang sampah kemasan. Ada yang dari styrofoam bekas bungkus buah apel atau peer. Botol plastik air mineral yang diiris lembut dan sebagainya.

Kendati mengenakan sampah mereka tampak percaya diri. Tak canggung tampil di hadapan para tamu yang hadir dalam kegiatan Bank Sampah Jogja Heboh #2. Para tamu yang hari itu hadir di antaranya Pj Walikota Yogyakarta Sumadi SH, MH, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Cecilia Melly (Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY), Ramlan Kamarullah (Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi), dan Kepala UPT Pengelolaan Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto.

Terlihat pula anggota DPRD Kota Yogya Syafei. Wakil Walikota Yogyakarta periode 2017-2022 Heroe Poerwadi sebagai penasehat Paguyuban Bank Sampah DIY. Nasih Widya Yuwono , dosen Fakultas Pertanian UGM, penggagas komposter ember tumpuk. Mantri Pamong Praja Kemantren Danurejan. Tampak hadir juga Lurah Suryatmajan dan para pegiat lingkungan se-DIY.

Tidak hanya melenggang dengan busana berbasis sampah, para model juga berunjuk rasa. Aksi atau demonstrasi. Mereka mengusung poster atau kampanye. Mengingatkan agar masyarakat, wisatawan atau siapapun yang datang ke Jogja, tidak nyampah. 

buang-sampah4.jpgPenyerahan cinderamata lukisan wajah Sumadi (Pj Walikota Yogya) dan Budiharto Setyawan (Kepala Bank Indonesia Perwakilan DIY) yang dibuat dengan bahan kardus.

Poster bertuliskan "Yen Piknik Aja Nyampah, Ayo Jaga Sumbu Filosofi; Jangan Kotori dengan Sampah, Inga-inga! Sampah itu Dipilah, Bukan Dibuang! Lalu ada pula Stop Kirim Sampah Organik ke TPA!, Kelola Sampah itu Mudah" dan sebagainya.

Aksi para model itu salah satu kehebohan kampanye mengurangi sampah di Yogyakarta. Kehebohan lainnya, pertunjukan Wayang Kristal yang juga berisi pesan bijak mengelola sampah. Pembuat wayang kristal Sardiman Beib, sekaligus menjadi dalangnya. Wayang yang terbuat dari botol plastik bekas ini menarik perhatian para tamu sejak sebelum acara dimulai.

Sardi pun dengan senang hati menjawab pertanyaan mengenai pembuatan wayang kristal. Tak sekadar menjawab dengan kata. Pria yang pernah bekerja di LIPI ini memeragakannya dengan alat yang telah disiapkannya. Cara membuat lembaran plastiknya. Cara mengukir wayangnya dan seterusnya.

Yang tak kalah heboh adalah acara berbagi ketrampilan oleh anggota Paguyuban Bank Sampah DIY. Puluhan stan ikut memeriahkan kegiatan ini, dengan memamerkan jenis produk dari sampah. Seperti sabun dari minyak jelantah, sabun mandi EcoEnzyme, boneka badut dari tutup botol, olah limbah kaca. Juga budidaya magot, biopori, losida, pupuk organik cair, bros dari tas kresek, bros dari tutup botol, pot dari pakaian bekas, kerajinan koran, kreasi sedotan, olah limbah sandal dan masih banyak yang lainnya.

Aksi Bank Sampah Jogja Heboh #2, ini sekaligus sebagai ajang membagikan komposter Ember Tumpuk. Sesuai tema kegiatan "Aksi Merawat Sumbu Filosofi: Malioboro Resik Lan Ijo, Gerakan Seribu Ember Tumpuk." Ember tumpuk dibagikan kepada pihak Teras Malioboro 2, Kelurahan Suryatmajan dan Kampung Suronatan.

Ember tumpuk bantuan Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY ini, diserahkan oleh Penjabat Walikota Sumadi kepada perwakilan pihak yang disebut di atas. Diharapkan, ember yang diberikan dapat dimanfaatkan sebagai alat pemilahan sampah organik maupun anorganik.

Menurut Sekretaris Paguyuban Bank Sampah DIY Erwan Widyarto, kegiatan Bank Sampah Jogja Heboh #2 diharapkan sebagai pengingat baik warga Yogyakarta ataupun wisatawan agar tidak "nyampah" saat berwisata. Terutama di Malioboro sebagai bagian dari Sumbu Filosofi. "Acara ini merupakan lanjutan dari aksi 'Malioboro Resik Lan Ijo' tahun 2020," jelas Erwan Widyarto.

buang-sampah.jpg1.jpg

Amrina Yasmin Shafira mengenakan busana berbahan sak semen. Sedang rekan di foto sebelahnya mengenakan busana dengan bahan bekas bungkus peer.

Tata cara penggunaan ember tumpuk langsung diberikan oleh ahlinya. Langsung oleh penemu komposter ember tumpuk Nasih Widya Yuwono dari Fakultas Pertanian UGM. "Tujuan kami, sampah organik tidak dikirim ke TPS dan TPA, tetapi, habis diolah menjadi kompos yang diolah oleh warga di rumah," tambah pengelola Bank Sampah Griya Sapu Lidi ini.

Karena itu, lanjut Erwan, pihaknya berbagi soal pengelolaan sampah dengan prinsip 3R yakni reduce, reuse, recycle dalam kegiatan ini. "Pengelolaan yang mudah, murah, dan bermanfaat. Yang organik komposkan, yang anorganik pilah, olah, jual. Sampah pilah anorganik bisa disetor ke bank sampah atau jual ke tukang rosok. Dengan langkah ini, makin sedikit sampah yang dikirim ke TPA," tegasnya.

Sedangkan Penjabat Walikota Sumadi mengatakan, hingga September 2022 jumlah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta mencapai 5,1 juta orang. Padahal target awal berjumlah dua juta orang. Banyaknya wisatawan yang datang juga sebagai salah satu bertambahnya sampah di Kota Yogyakarta. Apalagi jika wisatawan masih ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

buang-sampah.jpg1.jpg2.jpgSardiman Beib membawakan lakon Bijak Mengelola Sampah, dengan wayang kristal buatannya.

"Saya berharap wisatawan jangan 'nyampah' di Malioboro. Tetapi ikut merawat Malioboro sebagai Sumbu Filosofi yang patut dirawat, dijaga salah satunya dengan jangan buang sampah. Kalauu ke Jogja, buang duit saja," jelas Sumadi.

Sumadi sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan agar membantu pemerintah dalam memberi kenyamanan kepada wisatawan. "Terima kasih kepada semua pihak yang berpartisiapasi untuk mengurangi sampah di Kota Yogyakarta. Insyaallah jika sampah dikelola dengan baik maka kunjungan wisata akan semakin baik," katanya.

Usai memberikan sambutan, Sumadi mendapat cinderamata berupa "lukisan" wajah dirinya yang terbuat dari kardus bekas. Lukisan ini karya Erwan Widyarto. Hal yang sama juga diberikan untuk Pimpinan Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY Budiharto Setyawan. 

buang-sampah.jpg3.jpgPJ Walikota Yogya Sumadi saat memberikan sambutan pada acara Bank Sampah Jogja Heboh #2

Selain itu, Sumadi juga mendapat kejutan dari Sardi Beib. Gunungan wayang kristal dihadiahkan kepadanya. Hal ini mendorong anggota Paguyuban Bank Sampah DIY yang lain menghadiahkan peci rajut dari tas kresek. Peci rajut kresek ini langsung dicoba oleh Sumadi. "Kok pas. Dapat ukuran dari mana?" kilahnya. (*)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda