Sang Begawan Media

1000 Tahun

Pangeran Charles (kiri) dan anak keduanya dari Lady Di: Pangeran Harry. (FOTO: thenews.com.pk)

COWASJP.COMGERAKAN ''Republik'' seperti mati suri. Di Inggris. Wibawa, kebaikan, dan reputasi Ratu Elizabeth membuat minat menjadi republik seperti ditelan bumi.

Tidak akan selamanya. Terutama setelah Sang Ratu meninggal dunia Kamis sore lalu. "Selangkah lagi Inggris akan menjadi republik," ujar aktivis antikerajaan di sana: Graham Smith. 

Ia mengakui gerakan republik kalah angin selama Elizabeth menjadi ratu. Rakyat begitu cinta dia. "Tapi sikap rakyat akan berubah di tangan raja baru," ujarnya. "Mungkin kerajaan Inggris akan berakhir tidak lama lagi. Tepat di saat umurnya 1000 tahun," tambahnya.

Gerakan republik segera memulai kampanye. Lewat medsos dan baliho. Memang jalan menuju penghapusan kerajaan tidak ada. Konstitusi Inggris sama sekali tidak memberi peluang untuk perubahan. Tata cara untuk berubah saja tidak ada.

Tapi aktivis republik tidak menyerah. Target mereka adalah referendum. Minta pendapat langsung rakyat. Waktunya belum bisa dipatok tapi akan tiba. "Anak muda sekarang kan sudah tidak punya rasa terikat dengan kerajaan," katanya.

Tentu bisa saja Raja Charles kian mendapat simpati. Pidato pertamanya sangat bagus. Dunia mengakui. Juga Pak Mirza, komentator Disway. 

Dalam pidato itu Raja Charles mulai menyebut nama Pangeran Harry, anak keduanya. Dari almarhumah Lady Di. 

Charles mengatakan mencintai Harry, meski pun ia kini hidup di luar negeri, bersama istrinya. Sang istri bukan saja warga Amerika tapi juga punya ibu wanita kulit hitam.

Ucapan Raja Charles itu seperti titik balik. Harry yang sudah meninggalkan tugas kedinasan kerajaan –menjadi orang Amerika– seperti ingin dirangkul kembali.

inggris.jpgGraham Smith, aktivis anti Kerajaan Inggris. (FOTO: bbc.com)

Sejak Harry memilih wanita Amerika daripada takhta, ia memang sudah seperti ''orang luar''.  Harry sebenarnya sangat disayang Ratu Elizabeth, neneknya. Berbagai peristiwa menunjukkan kedekatan itu –melebihi kepada cucu yang lain.

Anak kedua Harry diberi nama Lilibet. Itu menandakan betapa Harry juga sangat mencintai neneknya, sang Ratu. Nama Lilibet adalah nama kecil sang Ratu. Nama itu diberikan karena Elizabeth-kecil sulit mengucapkan namanyi yang sebenarnya. Dan kini nama itu abadi menjadi nama anak kedua Harry-Meghan.

Tapi sebagai ''orang luar'' Harry tetap tidak bisa ikut dalam rombongan keluarga. Yakni ketika mereka naik pesawat angkatan udara menuju Istana Balmoral. Pagi itu, Kamis pagi lalu, Ratu dikabarkan dalam keadaan kritis. Keluarga kerajaan harus segera ke Balmoral. Pangeran Charles, istri, dan adiknya pun meninggalkan London. Dengan pesawat AU. Menuju Balmoral di Skotlandia. Di sana mereka menunggui detik-detik akhir kematian sang Ratu.

Sebagai cucu yang paling dicintai, entah bagaimana, hari itu Harry kok sedang berada di Inggris. Ia juga tahu kondisi sang nenek yang lagi kritis. Ia mencari pesawat sendiri. Yakni pesawat swasta yang bisa dicarter. Ia tidak berhak lagi minta bantuan angkatan udara.

Ketika Harry sampai di Balmoral, Ratu telah pergi. Malam itu ia di sana. Tapi pagi-pagi Harry harus kembali ke London. Ia merasa tidak pada tempatnya kalau terlihat bersama keluarga kerajaan di samping jenazah sang Ratu.

Di bandara Aberdeen, dekat Balmoral, Harry terkena jepretan kamera. Rupanya ada wartawan yang mengincarnya ke mana pun ia pergi. Di bandara itu, saat akan menuju pesawat, Harry terlihat memegang pundak petugas bandara. Agak lama. Ia mengucapkan terima kasih karena si petugas menyampaikan belasungkawa pada Harry. Kecintaan rakyat pada Harry terlihat sangat tinggi. Sikap pribadi Harry kelihatannya sudah sangat Amerika. Tidak terlihat lagi feodalnya.

Tentu yang pertama akan menjadi pewaris kerajaan berikutnya adalah Pangeran William, kakak Harry. William juga tidak kalah dicintai. Bahkan banyak yang berharap Charles tidak perlu naik takhta. Langsung saja ke William.

Tentu tidak bisa. Charles sudah lama antre. Baru di umur 73 tahun ia berhasil menjadi raja.

inggris.jpg1.jpgBillboards anti monarchi di Inggris. (FOTO: bbc.com)

Yang jelas, status Harry kini tetap naik: menjadi pangeran. Bisa-bisa ia juga menjadi Raja bila mana ada takdir –sang kakak berhalangan tetap. Bahkan dua anak Harry-Meghan pun bisa punya nasib menuju takhta.

Ratu telah meninggal dunia. Hiduplah sang Raja. Selamanya.

Tentu kalau kerajaan Inggris akan tetap ada. Sistem itu sudah terbukti sakti. Selama hampir 1.000 tahun. Kerajaan yang tanpa mengesampingkan esensi demokrasi. Termasuk mampu menyejahterakan rakyatnya dan memajukan negaranya.

Selama hampir 1.000 tahun hanya sekali sistem kerajaan Inggris itu berhenti. Sebentar. Selama sekitar 20 tahun. Yakni di tahun 1649 –-saat di Indonesia Sultan Agung dari Mataram baru saja meninggal. 

Tahun itu raja Inggris adalah Charles I. Waktu itu Raja Charles I menaikkan pajak. Tanpa minta izin parlemen. Parlemen marah. Raja membalas: membubarkan parlemen.

Yang dibubarkan tidak mau. Bahkan menganggap Raja telah berkhianat kepada negara. Raja harus diadili sebagai pengkhianat. Bisa dijatuhi hukuman mati.

Zaman itu terjadi perdebatan hukum tata negara yang seru. Melebihi perdebatan hukum masa jabatan tiga periode.

Raja berdalih "kekuasaan Raja datang dari Tuhan". Tidak selayaknya parlemen membatasi. Parlemen berdalih: Yang pemberian Tuhan itu adalah kerajaan, bukan rajanya.

Raja pun diadili. Tiga hari lamanya. Di hari ketiga hukuman dijatuhkan: Raja Charles I harus dihukum mati. Yakni dengan cara digantung. Itulah hukuman bagi seorang pengkhianat negara.

Jadwal hukuman itu dilaksanakan tanggal 30 Januari 1649. Hari Selasa. Sehari sebelumnya ia diberi kesempatan menemui dua orang anaknya. Ia hanya minta dibawakan baju. Hari itu dingin sekali. Puncak musim dingin di Eropa.

Kini Charles III menjadi Raja. Tidak mudah. Zaman berubah kian cepat. Ia dihadapkan pada tantangan melestarikan sistem kerajaan yang hampir 1.000 tahun. (Dahlan Iskan)

***

Siapa Membunuh Putri (8)

Durian Lebat  Sekebun Runtuh

IMAJINASI tentang tahun 2000, jauh sebelum dekade itu sampai, dalam lirik-lirik lagu pop Doel Sumbang dan kasidah Nasida Ria adalah gambaran cemas tentang hidup yang serba mesin dan manusia tidur berdiri.  Di kota pulau ini, saya melihat dan menjadi bagian dari kota yang ”tidur berlari sambil berkejaran dengan mesin”.   

Saya di kota ini adalah manusia tahun 2000 itu.  Mengingat-ingat kegagapan dunia menyambut millennium baru, alat baru ini, konyol juga rasanya. Ada info tersebar bahwa perbankan akan kolaps, karena angka nol yang berderet itu membuat sistem komputer akan error.  Kontrol penerbangan di bandara di seluruh dunia katanya juga akan kacau dan pesawat-pesawat yang lepas landas dan mendarat akan saling bertabrakan.  

Mesin besar itu mengatur hidupku.  Membuat saya harus menyesuaikan semua kegiatan dan kebiasaan lain dengan jadwal kerja mesin itu.  Mesin itu bernama Goss Community. Hampir tiap malam saya menyempatkan diri – atau malah mewajibkan, bahkan jadi ritual karena apabila tidak kulakukan ada yang kurang rasanya – melihat bagaimana mesin cetak itu bekerja.  Mencetak halaman-halaman koran  yang baru saja kami kerjakan.  

Derunya yang monoton, tapi dinamis, seperti kereta yang membawa deretan gerbong panjang, bergerak tak putus-putus. Saya suka melihat bentangan kertas panjang mengulur dari rol di ujung mesin, menjadi tumpukan koran yang sudah terpotong dan terlipat rapi di ujung lain. Membawa hasil kerja pikiran kami, liputan kami, suntingan kami.  

hasanbaru.jpgDESAIN: YouTube.

Saya bahkan kadang-kadang terbawa imajinasi bahwa diriku pun terseret oleh gerbong-gerbong kertas itu! Kadang-kadang saya merasa terikut dalam perjalanan yang tak jelas mau ke mana tujuannya, atau apabila saya tahu, ini bukanlah tujuanku.  Fakta-fakta yang tiap hari saya buru begitu rapuh rasanya. Kebenaran bisa hanya berumur satu hari karena esok telah ada lagi keterangan lain menggantikannya. Itu mungkin sebabnya di saat-saat seperti saya jatuh cinta pada sastra, terutama puisi. Saya merasakan kebutuhan akan untuk masuk ke sana, demi kebenaran yang lebih awet.

    Goss Community di aula besar percetakan kami itu adalah bukti kerja keras kami di Metro Kriminal. Target 30 ribu oplah di akhir tahun kami capai bahkan di bulan November tahun itu.  Kami dapat bonus dua bulan gaji. Untuk pertama kalinya, kami mendapatkan bagian dari laba perusahaan, hasil kerja kami.  Bagi karyawan seperti kami, yang tak punya saham kepemilikan, ini tentu saja membuat kami merasa memiliki tempat kerja kami. Bahkan mencintai. Saya mengajak anak-anak redaksi untuk ”bekerja dengan cinta”, seperti nasihat Gibran. 

Kami bergerak cepat, mengimbangi, kota pulau yang juga bergerak sangat cepat. Seperti disulap, kata seorang penyair Riau.  Seperti ponsel di tanganku ketika pertama kali saya memegang dan memakainya. Benar-benar terasa seperti sulap.  Sewaktu kecil dulu, saya dan teman-teman bermain meniru adegan dalam film fiksi ilmiah, bicara dari jarak jauh dengan alat komunikasi seperti telepon melingkar di tangan.   

Di kantor, setelah Bang Eel, saya pemilik ponsel nomor 2.  Dia memberi Ericsson sebesar ulekan dan kartu perdana yang harganya tak akan saya beli dengan uang gaji saya. Banyak pekerjaan terbantu dengan alat komunikasi dan teknologi baru ini. Tapi bagiku ini seperti mesin baru, mesin yang lain lagi yang mengatur dan menyeret hidupku ke arah lain.    

Bang Jon tak jadi bergabung di koran baru. Ia bikin majalah mingguan, yang banyak memberi porsi khusus berita-berita kriminal.  Dimodali pengusaha mobil dan eksporter pasir. Ia tak terlalu yakin ketika mengajakku bergabung, mengingat penolakanku sebelumnya. 

Ia juga tak bertanya soal Nenia yang setelah kejadian malam itu, saya lihat sering ke mana-mana bersama Bang Eel. Saya dengan Bang Jon dan Bang Eel sempat bertemu dan marah-marahan soal Nenia itu. Saya tak pedulikan. Bukan urusan saya. Beberapa kali dia bawa mampir ke kantor redaksi kami.  Saya berusaha menjaga kewajaran ketika bertemu dengannya, seakan tak pernah ada apa-apa, tapi ya memang tak ada apa-apa.

Kabar tentang penerbitan koran baru, menyusul mesin cetak baru yang kami punya makin santer.  Dinamika Kota sedang dipersiapkan dengan serius.  Saya sekali diajak rapat persiapan. Hanya jadi pendengar.  Itulah saat pertama kali saya berada dalam satu ruangan dalam waktu yang lama bersama CEO grup kami Indrayana Idris. 

Hari itu langsung terbang dari Surabaya dan akan terus menyeberang ke negeri jiran itu.  Bicaranya cepat. Retorikanya membuat gagasannya mudah dipahami dan disetujui.   Saya seperti mendapat konfirmasi dari kesan tentang ia yang kutangkap dari tulisan-tulisannya yang kami muat di koran-koran kami.  Ia paparkan nanti bagaimana strategi dua koran itu dijalankan.

“Di Amerika di tiap kota selalu ada dua koran yang kuat, satu koran umum, satu koran metro. Kita tiru itu.  Metro tetap jadi koran kriminal, seperti sekarang, dinamika nanti akan jadi koran umum.  Tentu akan terjadi persaingan, tapi itu sehat, malah tak bagus kalau tak ada kompetisi. Terlena nanti. Tak ada ukuran. Kalau pun kita tak bikin koran, grup kompetitor pasti akan masuk,” kata Pak IDR. 

Saya teringat tawaran Bang Jon. Saya membayangkan ketegangan seperti apa nanti yang akan terjadi antara dua koran kami itu. Siapa yang akan kelola ”Dinamika Kota”? Pasti orang-orang baru. Orang-orang hebat yang telah sukses di daerah lain dan dikumpulkan nanti di situ. Koran Metro di grup kami adalah koran nomor dua. Kelasnya beda dengan koran umum. Berhasil di koran metro, seperti yang sekarang kucapai, belum tentu bisa berhasil di koran umum.   

Pada hari rapat itu,  Pak IDR, ini panggilan kami kalau menyebut CEO kami itu, seperti kode pada berita yang ia tulis sejak reporter, dan saya kira itu diambil dari tiga huruf di nama keduanya itu, beliau bicara tentang peresmian Maestrochip Corp. Yang tak sampai seminggu lagi.  Iklan-iklan ucapan selamat sudah diorder oleh berbagai pijak, asosiasi,  pebisnis, pemerintahan, lebih dari ratusan halaman totalnya.  Beberapa sudah terbit, iklan ucapan dari para pemasok dan penyedia berbagai jasa. Iklan lowongan kerja sudah sejak beberapa bulan sebelumnya, dan itulah yang bikin angka oplah kami meningkat tinggi. 

”Siapa namamu? Abdur, ya? Dur? Kamu punya baju batik yang bagus, nggak?” tiba-tiba Pak IDR menunjuk saya, bicara pada saya. 

”Saya, Pak?” saya kaget. Saya sejak awal sadar hadir dalam rapat itu hanya anak bawang yang tidak penting, timun bengkok yang tak masuk hitungan.

”Iya, kamu… Punya batik bagus, nggak?”

”Yang jelek aja nggak punya, Pak,” kata saya menjawab jujur, tapi bikin seluruh yang hadir dalam rapat itu tertawa. Saya sungguh tak bermaksud melucu. Apakah itu jawaban yang bodoh atau konyol? Sampai bikin semua orang tertawa?

”El, belikan dia batik yang paling bagus, dan paling mahal,” kata Pak IDR, memberi perintah pada Bang Eel.  ”Nanti kamu pakai pas peresmian pabrik Maestrochip Corp. Saya diundang, saya mau ajak Abdur hadir.”

Saya memang tak punya baju batik. Kecuali dulu batik kodian seragam sekolah. Tapi mengingat batik mau tak mengingatkanku pada perempuan itu. Perempuan yang masih kuharapkan bisa kutemukan lagi, yang jadi semacam alasan tambahanku datang ke kota pulau ini.  

Secara jarak, dari kota pulau ini aku lebih dekat dengan dia. Kami bertemu di Malang. Ia datang bersama kelompok kerja sosial dari kampusnya di negeri seberang itu. Saya dapat pekerjaan sebagai pendamping. Honornya lumayan.  Mereka dibagi dalam beberapa kelompok minat.  

Dia sudah merancang sebuah kerja terkait para pengrajin batik kecil di Jawa. Di kelompok itu hanya dia anggotanya.  Maka selama berada di Malang, kami ke mana-mana berdua saja, dengan motor yang kusewa khusus untuk pekerjaan itu. 

Saya menyimpan kenangan yang berbeda dari aroma kain mori dan bau malam lilin bahan pembatik itu.  Aroma yang seperti diracik oleh parfumer dengan aroma tubuh dan rambutnya.  Konon begitulah mekanisme jatuh cinta, sebuah peristiwa reaksi kimia yang dihasilkan satu hormon tertentu dalam tubuh manusia.  Katanya pertukaran pengaruh hormon itu, proses saling mencari kecocokan, terjadi lewat aroma tubuh. Itulah yang katanya dinamakan jodoh. 

Saya setengah percaya. Setelah jatuh cinta karena aroma tubuh perempuan dari negeri seberang itu, tubuh saya seperti terkunci, tak lagi bisa menghasilkan hormon lain, disebabkan perempuan lain.   

Tidak Nenia, tidak juga Mila, yang kalau boleh besar kepala, tampaknya juga menaruh hati pada saya. Saya berusaha mencari alasan untuk juga membalas perhatian Mila, tapi saya tak bisa mendustai hati saya sendiri, saya memang tak mencintai dia.  

Dia, perempuan dari negeri seberang itu, tampaknya juga menyukai saya. Saya merasa begitu.  Meskipun selama di Malang, kami menjaga hubungan sebatas pendamping kegiatan.  Tawanya, pembicaraan kami di luar hal-hal pekerjaan, saat-saat kami makan tanpa pilih tempat di kampung-kampung di sekitar Malang yang kami kunjungi.

Nah, saya telah terbawa kenangan itu hanya karena mendengar kata batik. Separah itulah kenangan itu rupanya.  Saya tak sadar rapat selesai dan terkejut lagi ketika dari belakangku Pak IDR berdiri menepuk-nepuk pundakku. ”Dur, kamu punya paspor, nggak? Kalau punya besok ikut menyeberang, ya…” katanya.

Kejutan lagi. Saya belum pernah ke negeri seberang itu. Kenapa tiba-tiba jantungku berdebar, hanya dengan membayangkan  sampai ke negeri itu saja, saya seakan membayangkan bertemu dengan dia. Aduh, parah sekali.  ”Belum punya, Pak!” kata saya, tapi urusan ini bisa beres dalam satu hari kalau diserahkan ke Bang Jon.   

“Ya, sudah lain kali saja. Tapi malam ini habis deadline, ketemu saya di hotel ya… Kita ngobrol, makan malam sama saya,” kata Pak IDR. Satu kejutan lagi. Satu kebun durian berbuah lebat di musim panen dan sedang matang runtuh menimpaku! 

Dari kamar teratas dan termewah, president suite hotel Nagata Plaza, kamar yang dihuni Pak IDR aku bisa berkeliling melihat kota ini dari atas.  Kerlap-kerlip lampu dan pendar kota di negeri seberang itu pun tampak cemerlang. Saya datang bersama Bang Eel.  Hanya kami berdua. Pak IDR sedang menelepon ke Surabaya. Masih saja dia bertanya soal berita.  

Setelah menelepon dia bicara dengan kami. Langsung ke pokok persoalan. “Kalian berdua punya calon nggak siapa yang bisa menggantikan kalian di Metro Kriminal? Saya mau kalian berdua siapkan koran kita yang baru Dinamika Kota,” katanya.

Saya dan Bang Eel terkejut. Meski Bang Eel tampaknya sudah menduga penunjukan itu. ”Eel GM, Abdur Pemred,” kata Pak IDR dengan nada bicara yang sama sekali tak mengandung keraguan, memaksa, menutup kemungkinan penolakan. Seperti perintah yang harus segera dilaksanakan.  

”Kalau tak ada, Bos?”

”Harus ada. Mosok tak ada?”

”Dari luar, dari grup kita, Bos?”

”Jangan. Tak boleh. Saya tak mau. Saya hargai teman-teman di sini, beri kesempatan terlebih dahulu pada mereka,” kata Pak IDR.

Bang Eel lantas menyebut nama-nama awak redaksi yang bisa. Bang Jon saya usulkan untuk ditarik saja lagi. Bang Eel menolak. Pak IDR juga tak setuju. Ada beberapa nama wartawan lokal dari media lain yang masih muda yang masuk daftar pilihan kami.  

Pak IDR lantas bercerita tentang target dan rencana besar pengembangan grup. Kami dapat pencerahan soal visi misi bisnis grup dan menjadikan itu bahan untuk merancang persiapan Dinamika Kota.

Pembicaraan kami selesai. Sambil makan steak yang diantar ke kamar (ini pertama kali saya makan steak seumur hidup) Pak IDR bertanya soal berita.  ”Apa headline besok?”

”Tadi ada laporan perwira polisi kehilangan istri, anak, dan pembantunya. Nama istrinya Putri,” kata saya.  

”Polisi itu pangkatnya apa?”

”AKBP,” kata saya. 

”Kasus apa itu?  Kenapa polisi sampai harus lapor ke polisi? Pembunuhan?” tanya Pak IDR.

”Mungkin istrinya jalan-jalan ke Singapura tak bilang-bilang, Pak,” kata Bang Eel.

”Aneh, ya. Aneh, nggak? Mungkin itu pembunuhan.”

”Belum ada bukti mengarah ke sana sih, Pak…”

”Saya kira arahnya ke sana. Ikuti saja…” kata Pak IDR. (Hasan Aspahani/bersambung)

Komentar Pilihan Disway

Edisi 10 September 2022: Tinta Elizabeth

Arala Ziko

Ternyata slogan takhta, harta, wanita tidak selalu berlaku ya, bisa jadi slogan tsb hanya wanita, harta, wanita

AnalisAsalAsalan

Abah kok hanya berdoa? Seharusnya juga berusaha. Ajak Ratu ke RSUD dr. Soetomo, temui dr. Purwati. Setelah menjalani stem Cell, minimal tiga kali lah, Abah bisa memuji, "Ratu, Anda tampak lebih muda dan energik." Namun, yang sudah terjadi, terjadilah. Turut berduka cita untuk Ratu yang begitu dicintai rakyat Inggris, hingga membuat orang Amerika terheran-heran karena mereka tak bisa mencintai presiden Amerika seperti rakyat Inggris mencintai ratunya. Btw, apakah Abah masih melakukan stem cell?

alasroban

Jadi slogan "janda semakin menggoda" ternyata tidak main-main. Bahkan sekelas raja inggris pernah memilih janda di banding tahtanya. wkwkwk. Inggris nampaknya kualat, Dulu menjajah India, Kini perdana mentrinya nyaris keturunan India.

alasroban

Konon ada 7000 kata dari bahasa belanda yang di serap ke bahasa Indonesia. Cuma ejaan di sesuaikan ke bahasa Indonesia. Jadi kita tidak sadar kalau banyak mengucapkan kata-kata dalam bahasa belanda. Handuk Kado Kamar Kantor Gratis Asbak Bak Baskom Bioskop Dinas Ongkos Domisili dst.

Muin TV

Dulu ada ungkapan "sindrome Pangeran Charles." Jadi pangeran terus, tak pernah naik jadi raja. Ini biasanya berhubungan dengan anak konglomerat yang belum dipercaya sama bapaknya untuk meneruskan usahanya.Sekarang Pangeran Charles sudah jadi raja. Apakah ungkapan itu masih berlaku?

Pakdhe joyo Kertomas

Waktu smp saat pelajaran PMP dulu dijelaskan keunggulan sistem pemerintahan republik dibanding monarki. Tapi kenyataannya sekarang yg monarki lebih langgeng lebih stabil lebih makmur. Sementara yg republik ribut terus. Bahkan ributnya sudah sampai hal hal yg kontraproduktif. Dan ndak maju2 akhirnya. Indonesia hanya jogja yg masih sistem monarki. Dan ternyata yo lebih adem ayem. Jalannya mulus. Hanya sekedar renungan. Ternyata buah pikiran para bapak bangsa di bpupki masih jauh dari kebenaran.

AnalisAsalAsalan

Pakdhe, tunggu saja setelah raja Yogyakarta sekarang mangkat. Gonjang-ganjing "Sabda Raja/Dhawuh Raja", akankah membuat putrinya menjadi Ratu? Ataukah kedudukan raja beralih ke saudara raja sekarang? Ataukah keistimewaan Yogyakarta berakhir, ada pilkada? Just wait and see.

Rihlatul Ulfa

Pak Mirza ini apa dulunya wartawan senior di Jawa Post ya? Atau seorang Dosen? Kok pinter bgt. Saya suka mikir, bacaan apa saja yg setiap hari pak Mirza baca. Tolong kasih tahu pak.

agus budiyanto

Belajar dari Ratu Elizabeth, tidak perlu mematut matutkan diri dan menjual diri untuk menjadi pejabat, kalau sudah titi wancine, walau sudah menolak, akan datang juga jabatan itu.

Jimmy Marta

Komen out of topic. Pertemanan pak Suharso Monoarfa dg menkumham Yasonna Laoly harus berakhir. Kemaren sk plt M Mardiono disahkan. Ternyata surat kesejawatnya di kabinet diabaikan. Tapi belum tahu posisinya di kabinet.

Jimmy Marta

Dibalik pria dan wanita istimewa ada wanita dan pria yg beruntung. Sungguh beruntung mendapat permata. Sungguh merugi jk tdk tahu harganya permata.

Mirza Mirwan

Ratu Elizabeth II dulu sangat menyayangi Putri Diana. Tetapi justru lantaran rasa sayangnya itu beliau pernah memarahi sang putri. Itu terjadi setelah Putri Diana bersama suaminya, Pangeran Charles, berkunjung ke Indonesia. Pasalnya, tgl. 4 November 1989, sehari setelah tiba di Indonesia, Puteri Diana mengunjungi RS dr. Sitanala, Tangerang. Itu bukan RS Umum, tetapi RS khusus untuk penderita lepra atau kusta. Dan Putri Diana tidak sekadar berkunjung, tetapi juga menyalami beberapa pasien. Tanpa sarung tangan. Menurut Ratu Elizabeth II, apa yang dilakukan sang menantu itu sangat beresiko, tidak aman, berbahaya. Tetapi Putri Diana bisa meyakinkan bahwa kekhawatiran sang ibu mertua itu berlebihan. Apalagi karena sang putri juga menggunakan "hand sanitizer" -- cairan antiseptik yang booming di Indonesia sejak pandemi covid-19. Pada dasarnya Putri Diana memang penyayang. Sebelum menikah dengan Pangeran Charles, Diana Spencer adalah guru TK. Maka ketika Pangeran Charles menduakan "Lady Di" dengan Camilla, bukan hanya publik Inggris yang uring-uringan, melainkan juga para pengagumnya di seluruh dunia. Betapa tidak. Dalam segala hal, Camilla kalah jauh bila dibandingkan dengan "Lady Di". Ruth Taylor, teman saya di Birmingham, sampai bilang: "Tuhan sangat bermurah hati menghadiahi Pangeran Charles seorang isteri bagai permata. Sayangnya ia tidak mengetahui betapa berharganya permata itu."

Gianto Kwee

"Semesta alam raya" Berkehendak menjadikan Ratu Elizabeth sebagai Ratu untuk membuat "Inggris Raya" tetap Baik danJaya ! Akankah "Semesta Alam Raya" Berkehendak untuk hal serupa kepada NKRI atau Bangsa Indonesia kita ini ? Semoga

Juve Zhang

Ada sisi positip dari UK mantan PM nya hidup biasa saja.tak berlimpah duit korupsi.sampai nyetir sendiri ke ukraina untuk memberi bantuan.juga anggota kerajaan yg keluar harus cari nafkah sendiri . Bahkan pak Tony Blair masih mau "kerja" sebagai penasehat IKN bersama Raja UAE. Sungguh mantan PM negara besar masih mau datang jauh jauh menemui Pak Jokowi .bahkan datang ke rumah Pak LBP. Benar benar cermin pemerintahan yg bebas uang korupsi.kalau sudah kaya jadi koruptor mana mau wira wiri london jakarta. Wkwkwk

mzarifin umarzain

dimana istimewa nya camila? tempat curhat yg cocok? merasa dihargai?

Jimmy Marta

Lady Diana memang banyak dipuja seantero dunia. Cantik, anggun dan mempesona. Waktu dijodohkan dg pangeran charles banyak yg menganggap charles sangat beruntung. Camila yg kurang beruntung. Lama jadi girlfriend nya charles, malah ditinggal kawin sang pangeran. Lady Di memang mempesona. Tapi Camila pasti juga wanita istimewa. Setidaknya itu dimata Pangeran Charles.

yoming AFuadi

Sayang disini gabisa copas, jadi kutipan transkrip berita duka saja ..... LAYU-LAYU Karaton Buckingham Hadiningrat Ngaturi uningo sampun katimbalan ing pangayunaning Gusti Allah Ingkang Moho Kuwaos amargi gerah sawetawis wekdhal KANGJENG GUSTI RATU ELIZABETH II Garwa Prameswari Swargi Kangjeng Pangeran Adipati Philip ing Edinburg Dumugi Yuswo : 96 taun Wondene almarhumah badhe kasareaken wonten Pasarean Astanalayu Pajumatan Windsor .....dst 

Jimmy Marta

Negara maju, rakyat kaya sejahtera seperti inggris rupanya masih membuat program subsidi energi untuk rakyatnya. Karena harga energi dunia terus meningkat. Apakah ini langkah populis sang PM?. Seperti juga dianyi minta restu ke Ratu Elizabeth?. Entahlah... Yang kita tahu inggris income perkapita nya 47.621 USD. IPK 78 (skala 0-100 , 0 paling korup, 100 sangat bersih). Atau kalau boleh menduga, pendapatan negara yg mencapai 2.708T USD (2020) itu mau dikemanakan juga. Semua kan sudah ada. Lebih baik juga untuk menjaga rakyat tetap sejahtera.

Rihlatul Ulfa

Saya pernah bertanya, bagaimana jika anak kecil luar negeri yg agamanya bukan Islam. Tetapi terkena kanker dan meninggal. Apakah ia akan tetap masuk neraka? Karena bukan Islam, karena yg bukan Islam dikatakan kafir. Padahal ia belum mempunyai dosa. Bukankah di Tuhan kita adil. Maka apapun agama yg dianutnya, bisa saja ia meninggal dengan keadaan Husnul Khatimah. Saya sempat berfikir, bukankah Tuhan kita memang satu. Hanya cara menyembahnya saja yg berbeda-beda. Tidak adil rasanya saat manusia yg sangat baik hati, pekerja keras, bermanfaat bagi banyak orang bahkan negaranya, mempermudah banyak urusan orang, jujur. Hanya karena ia tidak Islam. Maka ia pasti masuk neraka. Saya percaya ada cara Tuhan tersendiri untuk menerima semua amalan itu. Tentu saya sangat mencintai agama saya, Islam. Tapi saya juga suka kekelenteng, melihat mereka sembahyang-memperhatiannya, tata cara sembahyangnya begitu lama dan bertahap-tahap. Saya juga pernah ke gereja Katedral Jakarta, sayang saat itu saya tidak bisa masuk karena ada pernikahan yg sedang diselenggarakan di sana. Damai dan toleransi itu adalah attitude terbaik jangan pernah merusaknya.

EVMF

Ada hal yang menarik dari Raja baru Inggris (Raja Charles III), ketika masih sebagai Pangeran, memiliki nama Kerajaan dengan Gelar resminya yang sangat panjaaaaannnnggg : "His Royal Highness Prince Charles Philip Arthur George, Prince of Wales, KG, KT, GCB, OM, AK, QSO, PC, ADC, Earl of Chester, Duke of Cornwall, Duke of Rothesay, Earl of Carrick, Baron of Renfrew, Lord of the Isles and Prince and Great Steward of Scotland." Hal menarik lainnya, ketika Pangeran Charles berdebat dengan Pangeran Philip (ayahnya), Pangeran Charles sempat melontarkan kata-kata “Remember who you are speaking to: a future King.”  (mungkin Pangeran Philip tepok jidat tuh... haha).

Budi Utomo

Ko Liang, nah itu dia, perilakunya! Wkwkwk. Sampai kini misalnya tak ada orang Jerman yang nekat menamai anaknya Hitler! Wkwkwk. Ya karena perilakunya. Nama Charles dalam sejarah monarki Inggris adalah nama yang mengingatkan pada kenangan buruk perang saudara. Konteksnya kerajaan/monarki Inggris lho ya. Jangan melebar kemana-mana. Wkwkwk

EVMF

éh... Oom Budi Utomo, sehat selalu Oom. Sama sekali tidak ada kaitannya antara nama dengan dampak buruk !! Dampak buruk hanya terjadi karena perilaku orangnya. Nama "Budi Utomo" misalnya : ada Prof. dr. Budi Utomo, MPH., Ph.D (Universitas Indonesia) ; ada banyak juga mahasiswa yang bernama Budi Utomo yang menjadi "mahasiswa abadi" (susaaaaahhh amaaaaattt lulusnya).

Rihlatul Ulfa

Kadang sesuatu yg besar. Itu di dapat dari orang yg tidak mengharapkan apapun. Kadang dari keisengan bisa berubah menjadi teknologi yg istimewa. Jika Tuhan dan Alam sudah bekerja begitulah hasilnya :)

doni wj

God Save The Queen.. Sungguh Akhir yang baik dari seorang tokoh yang baik. Secara manusiawi karakter beliau tergambar dalam serial drama The Crown, yang mengisahkan haru biru perjalanan keluarga kerajaan Inggris di masa kekuasaan Ratu Elizabeth II. Tergambar bagaimana ketegaran, kesabaran, ketegasan, kecerdasan, sekaligus kelembutan hati beliau. Bagaimana mensikapi mbelingnya Pangeran Philip di awal pernikahan. Absurdnya polah Edward VIII bertahun-tahun paska lengser keprabon. Bagaimana menghadapi pengampu Downing Street 10th, Churchill, Atlee, Eden hingga era terkini. Mensiasati perkembangan isu dunia yang dipicu kunjungan Kennedy. Mengatasi pesona Jackie O (yang masih Kennedy), Ratu sosialita dunia pada masanya. Hingga kisah percintaan Putri Margareth, adiknya. Skandal yang bukan jepit dari pakdhe, suami, adik, anak, menantu, hingga cucunya.. Amboi. Begitulah sosok priyagung (selevel di atas priyayi atau ningrat, apalagi priyantun atau rakyat jelata). Bagai Biksu Tong di tengah keriuhan karakter murid-muridnya. "Dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir.." Cu Pat Kay

Mbah Mars

Harta melimpah. Pangkat mulia. Dicintai banyak orang. Tidak pernah terlibat skandal negatif. Tubuh sehat. Meninggal mudah tanpa melalui fase sakit yang panjang. Sampai-sampai Abah DI menyitir kandungan ayat Ar-Rahman yang diulang-ulang. Fa biayyi a laai Rabbikumaa tukadzzibaan. Saya kira kita semua ingin seperti Ratu Elizabeth II. Apakah bisa ya? Sementara rata-rata umur orang Indonesia hanya 74 tahun ? Semoga Abah dan semua komentator Disway diberi umur yang panjang. Yang berkah dan manfaat. Sehat jasmani dan rohani. Aaminn.

yea aina

Liz Truss perlu meroketkan popularitasnyi, Dia lagi membuat program subsidi energi untuk rakyat Inggris. Dia perlu pinjaman untuk itu. Mungkinkah parlemen dan raja baru Inggris raya, Charles mengACC proposal itu? Kiranya asakan jumlah pinjaman belum menembus 40% PDB Inggris akan disetujui. Sebelumnya, Lis Truzz perlu study banding ke kerajaan timur sedikit tenggara, subsidi energi di sana DIALIHKAN, mungkin karena pinjaman telah mirip gajah bengkak, mendekati limit 40% PDBnya. 

Fauzan Samsuri

Rezeki termasuk didalamnya harta, tahta dan wanita/pria memang misteri, ada yang tidak berharap malah memiliki, ada sangat berharap malah tak memiliki, ada juga yang mengharap dan juga memiliki, semua terpulang pada Ilahi. Sebagai manusia kita hanya dapat berusaha, jangan sampai tegila-gila dan melakukan segala cara. Kita tetap harus berusaha, jangan sampai memaksa sehingga bertentangan dengan akal dan budi pekerti.

Mirza Mirwan

Bertambah tua Raja Charles III kelihatan bertambah bijak. Lihatlah pidato pertamanya sebagai Raja Inggris Raya sepanjang 9 menit Jumat kemarin. Bagi anda yang paham Bahasa Inggris, barangkali, tidak mudah untuk tidak tersentuh hati saat mendengarnya. "Saya berbicara kepada anda (semua) hari ini dengan perasaan duka yang mendalam. Sepanjang hidup beliau, Yang Mulia Ratu -- ibunda tercinta -- adalah inspirasi dan teladan bagi saya dan seluruh keluarga saya, dan kami berutang kepada beliau utang-paling-tulus-yang-bisa-diutang (the most heartfelt debt) keluarga manapun kepada ibu mereka: atas cinta, kasih sayang, bimbingan, pengertian dan teladan beliau. (Hidup) Ratu Elizabet adalah kehidupan yang dijalaninya dengan baik (a life well lived), sebuah janji dengan takdir yang ditepatinya, dan kami sangat berduka atas kematian beliau. Janji layanan seumur hidup itulah yang saya perbarui untuk anda semua hari ini. ..... Itu tadi baru bagian awal pidatonya. Pembatasan karakter tidak memungkinkan untuk saya kutip selengkapnya. Apakah rakyat Inggris Raya akan mencintai Raja Charles III sebagaimana cinta mereka kepada mendiang Ratu Elizabeth II, semuanya terpulang kepada Raja Charles III sendiri. Asalkan ia mau belajar dari Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn yang "urakan", dan tidak mencontohnya, niscaya Raja Charles III akan mendapatkan cinta rakyatnya. Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej dulu sangat dicintai rakyatnya. Kematiannya, 2016, menyebabkan hujan airmata di seluruh negeri. 

*) Dari komentar pembaca htp://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda