Grow & Glow Joglo Palereman Kelun

Joglo Palereman, window display wilayah timur Kota Madiun makin tumbuh dan kinclong. (FOTO: Saran San)

COWASJP.COMKelurahan Kelun, Kota Madiun disiapkan oleh Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi S.H. MM. M.Pd sebagai window display wilayah timur kota. Ini menyongsong pembangunan jalan lingkar timur yang melewati sebagian wilayah kelurahan itu. Termasuk tentu saja Joglo Palereman Kelun yang menjadi unggulannya. Berikut catatan Santoso, wartawan senior Madiun.

***

DALAM kesempatan meresmikan Joglo Palereman Kelun, 1 Januari 2021 lalu, Wali Kota Madiun Maidi mencanangkan, Kelun merupakan window display kota bagian timur. Menyongsong pembangunan jalan lingkar timur. 

‘’Karena itu saya akan mengawal sendiri pembangunan joglo ini,’’ begitu katanya.

Joglo ini merupakan salah satu dari lapak-lapak UMKM yang dibangun di 27 kelurahan di Kota Madiun. Setelah lebih 1 tahun ini, Joglo Palereman Kelun tampak semakin moncer. Grow and glow ( tumbuh dan bersinar). 

Selain lokasinya strategis, juga lahan yang digunakan —eks tanah bengkoknya—cukup luas. Selain dilengkapi kolam pancing, kini mulai dikembangkan sayap kirinya. Dilengkapi lapak-lapak baru dan juga ditambah joglo baru. 

Sayangnya kolam pancing yang diswastakan itu, beberapa minggu terakhir tak diminati mancing mania. ‘’Wis gak onok iwake (sudah tidak ada ikannya),’’ katanya.

Yang semakin ramai justeru kulinernya. Menjadi destinasi wisata kuliner, dan membuat para pelapak yang terdiri dari UMKM Kelun semakin bergairah. 

Kalau sebelumnya setiap Senin para pedagang meliburkan diri, kini satu per satu mulai membuka lapaknya. Senin tetap buka! 

joglo1.jpgTampak dalam Joglo Palereman Kelun Kota Madiun. (FOTO: Santoso)

Dalam peringatan setahun lalu telah membukukan omzet sekitar Rp 1,4 miliar per bulan, saya yakin sekarang omzet itu lebih meningkat lagi.

Demikin pula hiburan electone yang disediakan oleh warga Kelun juga semakin menarik perhatian pengunjung. Kalau semula hanya Sabtu dan Minggu saja, kini bertambah menjadi Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu dan Minggu. 

BANGUN FISIK, BANGUN MINDSET

Upaya pak Maidi menyiapkan Kelun sebagai window display tak sekadar pembangunan fisik saja. Pun pembenahan mindset mulai dilakukan. Mahasiswa diterjunkan. Termasuk KKN mahasiswa Universitas Widya Mandala (Wima) Surabaya Kampus Madiun, diminta untuk diterjunkan di Kelun. 

‘’Di antaranya menularkan manajemen dan higienisasi,’’ kata Stefani Ayu Christiarti, ketua Kelompok KKN  Kelun.

joglo2.jpgBerjogetria bersama pun sering tampil. (FOTO: Santoso)

Higienisasi memang perlu. Apalagi sebagai destinasi wisata kuliner. Tentu bukan hanya higienisasi makanan dan peralatan saja yang perlu. Saya yang setiap hari makan dan menghibur diri di joglo melihat ada beberapa hal yang perlu mulai dibenahi. Salah satunya meja yang sudah mulai kusam dan penuh bercak hitam. Tentu tidak nyaman bagi orang yang perfect dalam hal makan.

Seandainya meja itu diberi alas kaca 5 mili, pasti tidak seperti itu  kondisinya. Belum lagi sandaran tangan di kursi yang juga mulai memudar peliturnya terkena keringat.

KEBERSIHAN DAN PARKIR MASIH BERANTAKAN

Belum lagi meja yang belum bersih dari peralatan makan. Bahasa Jawa-nya kemproh. Saya sering melihat pengunjung harus membersihkan sendiri meja dan menyingkirkan alat makan habis pakai. 

Sebetulnya bisa dimaklumi karena penjual single fighter dalam melayani pembeli. Dari penyajian sampai korah-korah (mencuci alat makan. Sepertinya sudah harus dipikirkan management service secara  keseluruhan. Cleaning service-nya itu loh. Agar apik, makin laris, bersih dan menyenangkan. Gitu loh. 

Karena masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan. Termasuk soal parkir yang masih berantakan. Padahal sudah dibuatkan tempat parkir di sayap kanan joglo. Tapi sering kosong. 

Pengendara motor semau gue. Sak karepe dhewe. Lebih suka parkir di depan gate (pintu masuk) joglo yang diportal setinggi lutut. Jelas mengurangi keindahan dan kenyamanan pengunjung.

Tahun 1995, saya ke Hong Kong atas undangan Hong Kong Tourism Assosiation (HKTA) yang kini berubah menjadi Hong Kong Tourim Board (HTB). Di sana tak sekadar mengunjungi destinasi wisata saja, namun juga melihat bagaimana management service. Termasuk pelayanan dalam wisata kuliner. Maklum Hong Kong termasuk surganya kuliner dunia. Tentu tak bisa dibandingkan dengan Madiun. Tapi rentang waktu hampir tiga dasawarsa sejak 1995 tentu bukan waktu pendek untuk belajar. 

joglo2.jpg3.jpgTempat asyik bagi lansia untuk menghibur diri. Hesti Patorangan, penyanyi, player keyboard sekaligus MC di Joglo. (FOTO: Santoso)

Apalagi sejak 1989 telah digalakkan Sapta Pesona Wisata yang dipertajam lagi sekarang dengan sadar wisata. 

Satu contoh kecil di Hong Kong yang saya lihat, baik di resto besar sekelas Planet Hollywood milik Sylvester Stalone bintang  film Rambo, sampai depot-depot kecil. Asbak usai dipakai langsung dibersihkan, dilap atau diganti baru bila sudah tampak menghitam. Selalu bersih kinclong. 

Pengunjung berikutnya baru boleh duduk setelah semua dibersihkan.  Ini sekadar masukan. Sebab kalau sudah berbicara soal wisata maka ukurannya pasti berbeda.. Apalagi Joglo Palereman Kelun sudah jadi tujuan wisata, baik lokal maupun regional. Teman-teman saya dari  luar daerah termasuk Jakarta, Jogya, Surabaya, Malang kalau ke Madiun pasti minta diantar ke joglo. Mereka tahu dari pemberitaan maupun di Youtube.

Madiun sudah cantik. Banyak orang mengakui. Tentu wajib untuk dipertahankan. Bahkan ditingkatkan.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda