Laporan Okky dari Portugal (5)

Euforia Weekend di Lisbon Tidak Menggebu Lagi, Mengapa?

Salah satu alasan Zirco suka ke mall di Lisbon karena ada playground. (FOTO: Fariz Hidayat)

COWASJP.COM – Liburan keluarga pada umumnya memakan waktu 3 – 4 hari atau mungkin maksimal 1 minggu. Tergantung dari keberhasilan mengajukan cuti ke atasan. Dan, ini yang sering terjadi, atasan kita akan sedikit geram karena semua karyawannya mengajukan cuti di waktu yang bersamaan. 

Terutama di hari kecepit (terjepit). Jumat tanggal merah Sabtu tidak tanggal merah. Nah, hari Sabtu itulah yang jadi hari kecepit, karena hari Minggu wajib libur. Nah berikutnya, para karyawan biasanya minta cuti/libur juga di hari Sabtu. So, liburnya bisa jadi 3 hari: Jumat, Sabtu dan Minggu. Hahaha. 

Tapi kalau perusahaannya milik sendiri bebaslah yaa. Mau cuti kapan saja. Hehe. Keluarga kecil kami selama 9 bulan silam (Juli 2021 – Maret 2022) berasa sedang liburan tiap hari. Kok bisaaaa???

BACA JUGA: Wisata Pantainya Terkenal, Pesan Steak Selalu Ada Nasinya​

Switzerland (Swiss) adalah negara tercantik di dunia. Beberapa orang menuliskan bisa liburan ke Swiss sebagai wishlist (daftar keinginan). Termasuk saya! Setiap hari aura ingin pergi ke Swiss sudah di angan-angan. 

Hari weekend sudah dinanti karena setiap minggu pasti pergi ke tempat baru. Kecuali saat musim dingin. Hampir 2 bulan kita off traveling mingguan karena tidak kuat dengan temperatur minus derajat Celcius. Dan kala itu kasus Covid-19 sedang melonjak di Eropa. 

weekend6.jpgPizza Hut kesukaan Zirco. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Ada hikmah di balik itu semua, sehingga kami memutuskan untuk menikmati hangatnya di balik selimut. 

Kalau dulu saya pernah bercerita ingin melanjutkan sekolah S3 di Swiss, berbeda halnya dengan suami. Papi Fariz -- papinya Double Z -- ingin sekali melanjutkan sekolah S3 ataupun mengambil S2 di bidang yang lainnya di Amerika. 

Saya dan suami punya background sama: teknik kimia. Di mana cinlok-nya saat sedang menempuh pendidikan S2. Nostalgia dikit boleh ya moms. Pernah berangan-angan enak juga nih kalau misal kuliah di Amerika dan tetap bisa kerja di Philip Morris International di Amerika. Tapi realitanya, impian ke Amerika bergeser dulu ke Eropa.

BACA JUGA: Senikmat-nikmat Lebaran di Manca Negara, Nuansa Indonesia Tak Terjumpai​

Oh ya for your information (FYI), di Amerika itu ada 2 pabrik Philip Morris yang berbeda lho. Yang pertama adalah Philip Morris USA terletak di Virginia, dan yang kedua adalah Philip Morris International (PMI) terletak di New York. Produk rokoknya juga sama-sama Marlboro. Philip Morris USA adalah tobacco company terbesar di USA. 

Semua produk rokok impor yang ingin masuk market US harus melewati izin Philip Morris USA. Termasuk produk dari PMI yaitu IQOS (alat rokok elektrik). PMI di New York hanya cabang saja. Kantor pusatnya ya berada di Lausanne – Switzerland (tempat Papi Fariz mendapatkan penugasan).

weekend2.jpgDoubleZ yang sudah mengenal mall. (FOTO: Fariz Hidayat)

Kembali lagi dengan berasa liburan 9 bulan. Secara psikologis, alam bawah sadar mendorong untuk terus dan terus liburan meskipun kantong harus megap-megap ya, hahaha. Tapi kapan lagi bisa melihat keindahan negara Swiss. 

Keadaan ini berbeda dengan di Lisbon – Portugal. Euphoria liburan setiap weekend tidak begitu dirasakan. Tidak menggebu-gebu lagi? 

Mengapa?

Sebab, kepindahan kami ke Portugal adalah relokasi. Hal inilah yang membuat kami berpikir: “Liburannya nanti-nanti dulu deh. Tinggal di sini masih lama kok!” 

BACA JUGA: Di Lisbon Hanya Ada Satu Toko Asia

Kesibukan Papi Fariz di kantor sudah semakin padat. Dalam seminggu diwajibkan WFO (Work From Office) selama 2 sampai 3x. Itu harus booking ruangan dan izin masuk beberapa hari sebelumnya. 

Pemerintah Portugal masih memberi kelonggaran untuk karyawan kantor. Tapi, meskipun WFH (Work From Home) juga tidak bisa santai-santai. Papi Fariz bisa betah di meja kerjanya dari pagi hingga sore. Keluar ruangan hanya untuk makan siang dan ke kamar mandi. Paling hanya bisa dititipi anak-anak sebentar saat saya ada meeting atau kegiatan kantor online, sebelum akhirnya harus segera kembali meeting. Benar-benar padat. 

Matahari tenggelam masih jam 21.00 WEST (Western European Summer Time), pulang kerja sebenarnya masih ada waktu kalau ingin jalan-jalan. Namun tidak tega karena pulang kantor menyetir sendiri pasti sudah lelah. 

Kalau di Lausanne, Swiss, tinggal jalan kaki 800 meter atau naik bus yang cuma 2 menit. Tapi sekarang harus menyetir sendiri sejauh 6,6 kilometer. Kalau cepat ya 10 menit, kalau lama 20 menit karena macet jam pulang kantor.

weekend3.jpgZygmund bermain di taman saat singgah ke Oriental Supermercado (Supermarket Asia). (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Agenda saat weekend sudah pasti pergi belanja mingguan dan bersih-bersih apartemen. Untuk belanja mingguan, Zirco selalu memilih untuk pergi ke mall. Sambil jalan-jalan, katanya. Biasanya Zirco minta dibelikan 1 slice Pizza Hut seharga 2 Euro. 1 Euro = Rp15.600. Di sini kami jarang membeli 1 pan pizza ukuran besar, kecuali kalau lagi promo Buy 1 Get 1, hihihi. 

Pernah kami juga mendapatkan diskon dari aplikasi Too Good To Go, cukup membayar 4 Euro sudah mendapatkan banyak jenis kue. Senangnya bukan main, kue enak kantong aman. 

Too Good To Go ini adalah aplikasi online yang tersedia beberapa restoran atau toko kue yang menjual makanannya sebelum tokonya tutup. Mending dibuat diskon daripada kuenya dibuang. 

Konsepnya adalah makanan tidak (jangan sampai) berakhir di tempat sampah. Menarik sekali bagi kami! Kue yang pembeli dapatkan berupa Magic Box, artinya kita tidak bisa memilih varian kue apa saja, jadi terima apa adanya. Jumlahnya pun misteri, karena tergantung ada berapa sisa makanan di toko tersebut pada hari itu. 

Tapi jangan ragu terkait kualitasnya, karena kondisi makanan masih benar-benar baik dan enak. Bukan kue kemarin-kemarin yang sudah basi. 

Hari Minggu biasanya kami bersantai di rumah, bermain Nintendo dan juga berolahraga dengan Nintendo. Pergi sebentar menyusuri pantai. Bukan untuk bermain pasir tapi hanya di dalam mobil melihat keindahan laut dari jalan raya. Angin masih begitu kencang. 

Bagi orang berdarah Jawa tetap takut masuk angin. Dan pergi ke tempat favorit, yaitu ke taman dekat apartemen. 1 jam saja bermain di taman sudah membuat DoubleZ happy dan tidak mau pulang. Padahal sudah keringatan gobyos setelah lari sana lari sini. 

Lisbon yang banyak dikunjungi para turis juga belum sempat kami explore dengan serius. Lisbon kotanya lebih padat, sangat padat. Sudah seperti Surabaya atau Jakarta. 

Transportasi umum dan kendaraan pribadi sudah bikin macet. Kalau bawa mobil sendiri harus siap mental dulu untuk bertemu kemacetan. Kalau naik kereta malah belum pernah karena sudah pesimis duluan, apakah keretanya bakal kids or stroller friendly gak yaa?

weekend5.jpgBerkat Too Good to Go, kue sebanyak ini cukup bayar 4 Euro. Padahal harga asli per biji 2 Euro. (FOTO: Okky Putri Prastuti).

Kami pergi ke Lisbon hanya untuk belanja ke Oriental Supermecado atau Supermarket Asia yang pernah saya ceritakan sebelumnya. Setelah itu juga langsung kembali ke rumah. 

Kami was-was dengan peraturan di Lisbon yang limited akses kendaraan pribadi. Ada stiker-stiker tertentu yang belum kami pahami. Jadi masih takut kalau mau ke mana-mana. Kami akhirnya menemukan parkiran di dekat supermarket. Sehingga memudahkan dalam berbelanja. Meskipun juga tetep harus angkat-angkat troli belanja melewati banyaknya anak tangga.

Kami sempat mendapatkan pengalaman buruk saat berada di tempat parkir. Ada seorang nenek yang menyetir mobil sendiri. Kami berempat ada di posisi depan mesin loket membayar parkir (self service dalam membayar parkir). Ada seorang bapak berwajah Asia yang sedang antri di belakang saya. Tiba-tiba si bapak tersebut ditabrak oleh nenek yang sedang mengebut. Padahal hanya mau parkir. Bukannya meminta maaf malah si nenek tertawa sambil tangannya memberi jempol. Si bapak hanya geleng-geleng. Segera saya menarik DoubleZ takut terjadi apa-apa. 

Malah si nenek berteriak sambil marah: “calma calma” artinya santai santai. 

Kami tidak bisa berkata satu patah kata pun dengan kejadian tersebut. Ingin marah ku tak sanggup. Ya Allah.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda