Gus Yaqut: Kader Ansor Harus Bermental seperti Kereta Api, Jangan Mental Kepiting.

Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas (tengah) saat memberikan sambutan di acara Harlah ke-88 GP Ansor. (FOTO: istimewa)

COWASJP.COM – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (PP-GP) Ansor H Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan seluruh kader Ansor di seluruh Indonesia tentang filosofi kepiting, barisan, dan kereta api. Ia kemudian meminta agar kader Ansor tidak bermental seperti kepiting.

“Kader Ansor harus keluar dari mentalitas kepiting. Mentalitas kepiting itu kalau sudah di dalam kotak, ada temannya mau naik, maka yang di bawah itu bukan mendorong temannya supaya tbisa naik. Tetapi malah ditarik-tarik supaya temannya nggak bisa naik dan turun lagi ke bawah,” ujarnya dalam Peringatan Hari Lahir (Harlah) GP Ansor di Kantor PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya 65,Jakarta Pusat, Ahad (24/4/2022) malam.

Ia menegaskan, kader Ansor di mana pun harus menyiapkan punggungnya bagi kader Ansor lainnya yang ingin menapaki pucuk kepemimpinan di negeri ini. 

Teman yang mau naik harus didukung. Hal ini sebagai bagian dari upaya berkhidmat tanpa batas, sebagaimana tema yang diangkat dalam Peringatan Harlah ke-88 Ansor sekarang. 

Gus Yaqut memastikan bahwa kader Ansor bersama Barisan Ansor Serbaguna (Banser) selalu patuh pada instruksi dan perintah  pimpinan. Hal ini sebagaimana filosofi barisan yang kerap diungkapkan.

Di dalam barisan, langkah kaki yang berada di depan dengan langkah kaki yang ada di belakang harus seirama. Kalau orang yang ada di barisan depan melangkahkan kaki kanan, maka orang yang di belakang juga harus melangkah dengan kaki kanan. Begitu pula jika melangkah dengan kaki kiri.

“Sekali dua kali kita ingatkan kalau ada yang salah dalam melangkah. Tetapi kalau terus-terusan salah, padahal sudah kita ingatkan terus, maka pilihannya dia harus keluar dari barisan,” tegas Gus Yaqut disambut tepuk tangan gemuruh hadirin.

Filosofi barisan itu berlaku untuk semua struktur Ansor dan Banser, dari pusat hingga ranting.

Ketika sudah menjadi barisan, maka seluruh kader harus mengikuti filosofi kereta api. Gus Yaqut kemudian menjelaskan filosofi kereta api yang berangkat tepat waktu dan hanya berhenti ketika sudah tiba di tujuan.

“Kader Ansor harus seperti kereta api. Kereta api itu berangkat tepat waktu, siapa yang menghadang pasti akan ditabrak dan hanya berhenti ketika sudah sampai tujuan. Tujuan kita tetap sama, tidak pernah berubah: menjaga para kiai, ulama, dan NKRI,” jelasnya.

Senada, Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori mengungkapkan bahwa kader Ansor dan Banser sejak awal didirikan selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga tanggung jawab kebangsaan (amanah wathaniyah).

Menurutnya, Indonesia dengan keberagaman yang dimiliki menjadi sebuah karunia besar yang diberikan Allah. Karena perbedaan yang ada, masing-masing masyarakat secara natural bisa saling memahami dan saling menghargai.

“Ini bagian dari menjaga persatuan dan kesatuan. Kita diberi karunia luar biasa. Negara yang bukan berdasarkan agama tapi juga bukan sekuler. Negara berdasarkan ideologi Pancasila yang bisa menyatukan seluruh warga Indonesia. Ini bagian tanggung jawab yang harus kita jaga bersama-sama. Di sini Ansor-Banser menjadi garda terdepan,” tegas Kiai Said Asrori yang juga alumnus Pesantren Raudlatul Ulum Kencong Kediri Jatim itu.

KONGRES XVI ANSOR PALING LAMBAT TAHUN DEPAN

Gus Yaqut yang juga  Panglima Nasional Banser itu mengaku sering ditanya tentang kapan pelaksanaan Kongres XVI GP Ansor yang sempat tertunda dua tahun akibat pandemi Covid-19. 

Ia mengungkapkan, kongres akan dilaksanakan paling lambat tahun depan.

Gus Yaqut mengatakan, sebenarnya ia ingin agar kongres segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Namun ia melihat para kader di tingkat pimpinan wilayah, cabang, hingga ranting belum siap. Sebab, secara keorganisasian belum tertata rapi akibat pandemi Covid-19.

“Jadi saya katakan, kita perbaiki dulu struktur organisasinya supaya rapi. Kemudian baru kongres agar hasilnya legitimate (sah),” ungkap Gus Yaqut.

Gus Yaqut tidak mau Kongres XVI dilaksanakan secara asal-asalan. Ia tidak ingin kongres dihadiri oleh para peserta yang SK kepengurusannya sedang dalam masa perpanjangan atau caretaker.

“Kita ingin dalam kongres nanti yang hadir adalah pengurus legitimate (sah) dan membawa suara kader dari bawah. Mudah-mudahan paling lambat tahun depan. Kalau kongres bisa digelar, ini sekaligus Harlah perpisahan saya sebagai ketua umum GP Ansor,” kata mantan Wakil Bupati Rembang Jateng itu.

Ia melaporkan bahwa saat ini GP Ansor telah memiliki kepengurusan cabang di luar negeri. Di antaranya Malaysia, Arab Saudi, Korea, Taiwan, Mesir, dan Jepang. Para kader Ansor yang berada di luar negeri itu bergabung dengan tujuh juta kader yang lain untuk bersama-sama bahu-membahu menjaga NKRI dan mengawal kiai-kiai NU.

Sebagai informasi, acara Peringatan Harlah ke-88 dengan tema Berkhidmat Tanpa Batas ini juga dihadiri Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori, Menteri BUMN Erick Tohir, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari, Komisioner KPU Mochammad Afifuddin, Ketua Pemuda Muhammadiyah Sunanto, dan Ketua Umum KNPI Muhammad Ryano Panjaitan. Juga perwakilan organisasi pemuda keagamaan lainnya.(*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda