Sang Begawan Media

Dokter Sumpah

Metode digital substraction angiography (DSA) atau Cuci Otak yang ditemukan dokter Terawan Agus Putranto terkenal sampai dunia internasional. (DESAIN FOTO: tribunnews.com)

COWASJP.COMSIAPA yang mengeluarkan izin praktik seorang dokter? Ternyata mudah sekali: instansi pemerintah di kabupaten/kota. Yakni, dinas kesehatan setempat.

Hanya, syaratnya harus ada rekomendasi dari pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat. Untuk mendapat rekomendasi itu, dokter harus menjadi anggota IDI.

Maka, kuat sekali ikatan antara dokter dan IDI –aorta seorang dokter di tangan IDI.

Maka, meski kata ”rekomendasi” itu artinya hanya ”saran penguat”, dinas kesehatan tidak berani mengeluarkan izin tanpa rekomendasi tersebut.

Rekomendasi sudah sejajar dengan izin.

Siapa yang mengharuskan rekomendasi itu? Undang-undang kesehatan? Peraturan menteri kesehatan? Atau apa?

Dari lima dokter ”biasa” yang saya hubungi, tidak ada yang bisa menjawab. Artinya: keharusan rekomendasi sudah dianggap sebagai jalan hidup. Sejak dulu. Sampai sekarang.

Lalu, saya tanya dokter yang ”lebih punya nama”. Ia memastikan keharusan itu bukan berdasar UU. Lalu, ia mengirimi saya kopi peraturan menteri kesehatan. Tahun 2007. Yang ditandatangani Prof Dr Siti Fadilah.

Poin 9 menyebutkan perlunya rekomendasi itu, tapi tidak menyebut kata IDI. Di situ tertulis ”organisasi profesi dokter”. Tapi, karena IDI adalah satu-satunya organisasi profesi dokter, jadilah barang itu.

IDI berdiri pada 1950. Kini anggotanya sudah lebih dari 120.000 orang –lebih 45.000 di antaranya spesialis.

Lalu, siapa yang bisa mencabut izin praktik seorang dokter?

”Kanwil dinas kesehatan provinsi,” ujar seorang dokter. ”Atas rekomendasi majelis etik dokter,” tambahnya.

Jadi, sepanjang Kanwil Kemenkes DKI Jakarta tidak mencabut izin praktik dokter Terawan, ia masih bisa berpraktik. Kita tunggu apakah majelis etik IDI akan minta Dinas Kesehatan DKI untuk mencabut izin Terawan.

Tanpa dicabut pun, Terawan tidak akan bisa praktik. Tidak lama lagi. Izin praktik seorang dokter hanya berlaku lima tahun. Setelah itu, harus mengurus perpanjangan. Berarti, harus minta rekomendasi IDI setempat lagi –apakah Terawan mau. Dan apakah bisa dapat.

Saya tidak tahu: apakah organisasi spesialis juga dianggap organisasi profesi. Atau semata-mata seperti badan otonom di dalam IDI. Misalnya, ikatan dokter jantung, persatuan dokter ginjal, himpunan dokter paru, paguyuban dokter bedah, obgyn, dan banyak lainnya. 

IDI memang sangat solid –tidak pernah pecah.

Di zaman Orde Baru, semua organisasi dilarang pecah. Pemerintah selalu hanya mengakui satu organisasi –pun seandainya yang satu itu bukan yang benar. Itu sebagai cara pemerintah untuk mengooptasi ormas. Agar bisa dipakai –misalnya– untuk deklarasi kebulatan tekad.

Setelah reformasi, pemerintah tidak boleh bersikap seperti itu lagi: dianggap intervensi dalam proses demokrasi. Hak semua warga negara untuk berkumpul, berserikat, berbicara, dan bersuara. Sejak itu hampir semua organisasi punya kembarannya. Kecuali IDI. Ups, ada satu lagi: INI –Ikatan Notaris Indonesia. Tanpa rekomendasi INI –seorang notaris tidak bisa buka kantor notaris. 

Setelah reformasi, banyak juga yang membuat organisasi profesi sejenis dengan maksud semata-mata untuk ”mata pencaharian” –sampai mengorbankan kode etik. Akibatnya: penegakan kode etik menjadi sangat sulit. Bahkan, ada yang tidak punya kode etik sama sekali: bagaimana bisa menamakan diri sebagai organisasi profesi tapi tidak punya kode etik.

Maka, belum tentu banyak organisasi bisa lebih baik. 

Itu di profesi wartawan.

Di pengacara juga begitu.

Untunglah, masih ada organisasi profesi wartawan dan pengacara yang baik –yang peduli pada kualitas dan penegakan kode etik.

Di pengacara, masih ada organisasi pengacara yang mengharuskan calon anggotanya untuk menjalani tes. Biarpun ia sudah sarjana hukum. Lalu, ada keharusan magang. Paling tidak dua tahun: di kantor pengacara. Bukan magang biasa, tapi magang beracara di pengadilan.

Setelah itu, barulah organisasi –seperti Ikadin, Peradi, dan beberapa lagi– mengeluarkan kartu anggota. 

Dengan mengantongi kartu anggota itu, mereka bisa mendaftar ke pengadilan tinggi setempat: untuk disumpah.

otak1.jpgJenderal TNI Purn. Wiranto saat mendapatkan penanganan medis di rumah skait, dan dokter Terawan. (DESAIN FOTO: health.grid.id)

Tidak ada izin praktik. Yang ada pengucapan sumpah itu. Pengadilan tidak akan menerima pengacara yang belum pernah disumpah di pengadilan tinggi (tingkat provinsi).

Di IDI, keharusan rekomendasi itu, saya kira, untuk ”menjamin” dokter tersebut memenuhi kualifikasi sebagai dokter. Tapi, terutama, agar dokter mau mengikatkan diri pada kode etik. Lalu, mau untuk diawasi. 

Kode etik –sesuai dengan namanya– bukanlah UU, peraturan, atau pasal-pasal dalam hukum. Kode etik adalah etika, sopan santun.

Orang di luar IDI –atau di luar anggota organisasi profesi apa pun– tidak boleh mengenakan ukuran sopan santun kepada mereka. Sopan menurut A belum tentu santun untuk B.

Karena itu, kode etik harus lahir dari kesadaran orang yang berprofesi. Lalu, merumuskan kesadaran tersebut secara tertulis: menjadi kode etik. Untuk ditaati semua anggotanya.

Kenapa seseorang yang berprofesi perlu punya kesadaran beretika? Kenapa tidak cukup hanya taat pada hukum dan peraturan?

Karena ini: seseorang yang berprofesi adalah orang yang punya otonomi pribadi untuk melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan. Ia harus melakukannya biarpun dilarang oleh siapa pun –termasuk atasan. Sebaliknya, ia tidak mau melakukan tindakan itu biarpun diperintah atau dipaksa.

Orang yang mempunyai otonomi seperti itu cenderung ”maunya sendiri” –dan itu terbentuk dalam jiwa dan bawah sadar mereka. Kode etik adalah ”pagar diri”. Orang yang mengutamakan profesi akan menempatkan kode etik di atas UU dan peraturan.

Maka, IDI sebaiknya membuka saja: etika mana yang dilanggar Terawan. Kita yang di luar IDI tidak boleh ikut-ikutan. Kita sudah terlalu jauh: sampai ada yang mengaitkan IDI dengan MUI, kadrun, dan sebangsanya –menjadi isu politik, ideologi, bahkan SARA. Kita hanya akan menilai dalam hati: IDI fair atau tidak.

Tanpa penjelasan itu, kita tidak tahu: kode etik mana yang dilanggar berat oleh Terawan. Terkait praktik cuci otak? Atau Vaksin Nusantara? Atau dua-duanya?

Dalam dua hal itu, Terawan bukanlah penemu ilmunya. Soal cuci otak, Terawan belajar ilmu itu secara khusus di California, Amerika Serikat. Yakni, kepada seorang profesor yang menemukan metode cuci otak di sana. Lalu, ia bawa ke Indonesia.

Awalnya, ketika ada seorang menteri menderita stroke, Terawan belum berani menangani sendiri. Ia ajak sang menteri ke California. Ditangani profesornya di sana. Di periode Presiden SBY berikutnya, ia jadi menteri lagi: Sudi Silalahi.

Terawan belajar lagi ilmu lain: cell cure. Di Jerman. Ke seorang profesor Jerman. Di sana cell cure dipraktikkan –semacam stem cell. Ilmu itu ia bawa pulang. Ia praktikkan di Jakarta: cell cure.

Lalu, ia dapat ilmu lagi: cell dendritik. Yang juga dilahirkan dan dipraktikkan seorang profesor di Amerika Serikat. Ia bawa pula ke Indonesia: jadi Vaksin Nusantara.

Yang mana yang dilanggar Terawan? Cuci otak? Cell cure? Atau VakNus? Atau ketiga-tiganya?

Saya tetap salut kepada dokter. Pendidikannya begitu panjang. Yang lulusnya tidak mudah. Juga, harus ”magang” lama di rumah sakit. Begitu lulus, harus mengucapkan sumpah dokter. Lalu, harus mendaftarkan diri ke KKI (Konsil Kedokteran Indonesia). Barulah ia mendapat STR (surat tanda registrasi): bahwa ia sudah terdaftar sebagai dokter Indonesia. Dengan STR itu, ia minta izin praktik ke dinas kesehatan setempat. Dengan melampirkan ijazah, sumpah dokter, STR, dan rekomendasi IDI setempat –yang berarti harus menjadi anggota IDI. 

Saat menjadi anggota IDI itulah, ia  harus mengikatkan diri untuk taat pada kode etik dokter.

Syukurlah, masih banyak yang ingin jadi dokter. (*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media.

Komentar Pilihan Disway

Edisi 29/3: Kolam Ukraina

Bapaknya Kembar

Sesuai ungkapan lebih baik hidup terjepit dari pada mati tergantung

Amat Kaselanovic

Awalan (prefiks) "ke-" yang diikuti kata kerja membentuk ragam percakapan (bukan ragam resmi, artinya tidak sengaja atau dapat/sanggup: ketelan, keangkat, kejepit.  Awalan "ke-" jika diikuti kata benda yang baku : ketua, kekasih contoh lainnya, ulun kada ingat) wkwkwkwk

munawir syadzali

Anak nakal kalo sudah kembali ke jalan yg benar, wah langsung melesat. Pak Kyia2 besar waktu kecilnya biasanya nuakal nuakal. Cowok2 playboy waktu SMA kalo sdh punya istri biasanya setia sekali sama istrinya. Abah DI bisa jadi seperti ini dulunya pasti "nuakal". Hehe

Teguh Wibowo

Di kolom komentar disway jg banyak anak nakalnya. Favorit saya Mbah Mars, Om Leong, Bung Mirza & Prof Pry. Membuat saya tetap netral dan rasional.. Anak nakal terkadang jg ada gunanya. Terkadang melengkapi tulisan Abah. Terkadang mengoreksi dan mengkritik. Terkadang debat sendiri dg sesama komentator. Namun terkadang jg mletre cengengesan ra jelas mlenceng dari topik. Hehehe.. Gara2 para anak nakal ini saya baca disway 2x. Pagi baca setelah diposting. Sore baca komen dan perkembangannya.

Herdiansyah talib

Ending Rusia vs Ukraina mulai jelas, beda dengan mafia minyak goreng (migor). Meski sama-sama menjepit, tapi jepitan mafia migor sangat menyakitkan. Tak ada enaknya sama sekali. Lelah menunggu pengumuman siapa mafia migor yang hobi menjepit itu.

Jeka

Dari komentar pilihan  Nasib Terawan di Disway yang cover both side  sudah terlihat bahwa lebih banyak pasien yang berhasil daripada yang gagal. Sayang tidak ada yang mengulas inti permasalahannya kenapa Dr Terawan  dimusuhi oleh DPP IDI.  Kilas balik ketika Dr Terawan berhasil dengan tehnik DSA nya ada kenalan Dokter SpKJ yang tersinggung karena pangsa pasar mereka di intervensi oleh Dr Terawan yang dari Radiologi. Apakah  pemecatan Dr Terawan oleh  IDI karena alasan ini, silahkan Disway melakukan investigasi . Saat ini sebaiknya DNN kerjasama dengan Dr Terawan melakukan kegiatan "cuci otak" baik  Presiden Putin maupun Presiden Ukrainia. Distel ke frekwensi yang sama dengan aura damai sehingga perang pun usai.

Aryo Mbediun

#98 Kolam Ukraina Menurut ilmu geografi, Indonesia terjepit diantara 2 benua dan 2 samudra.  Menurut ilmu ketata negaraan, pahabibie itu terjepit diantara orde baru dan orde reformasi.  Selat sunda itu terjepit diantara pulau Jawa dan sumatra. Sandal jepit itu penjepitnya terjepit di jepitan jari kaki. Rambut panjang sepinggang yang terjepit di tengah buah dada adalah memori indah tak terlupakan. Perang Rusia - Ukraina sepertinya membikin kewarasan banyak orang terdilusi. #peace

PaxPol

Kalo jaman dulu siapa yang salah dan siapa yang benar tergantung kekuatan politik siapa yang lebih besar, jaman sekarang tergantung gaung sosmed siapa ya lebih keras. Kasus Will Smith dan Chris Rock contohnya, siapa yang lebih salah? Apakah Will Smith bertindak keterlaluan karena melakukan tindak kekerasan di depan umum terhadap Chris Rock hanya karena candaan, atau Chris Rock yang keterlaluan menjadikan penyakit istri Will Smith sebagai bahan candaan? Kemarin opini sosmed masih terombang ambing, sebagian membela Will dan sebagian membela Chris. Hari ini suara salah satu sisi sudah mulai lebih kencang dari sisi lainnya. Sore nanti kita sudah bisa simpulkan siapa yang salah atau benar berdasarkan suara mana yang lebih kencang. Dalam kasus Rusia vs Ukraina, kedua sisi terus menerus meniupkan berita, opini dan hoaks versi mereka. Tinggal kita yang bijak memilah mana yang hoaks, mana yang opini dan mana yang berita.

Er Gham

Dari 273 juta, misal tiap ada 200 juta yg nyumbang dengan dana Rp 5.000 per bulan lewat kencleng. Dalam 1 tahun, akan terkumpul 12 triliun. Duit segitu, cukup buat kantor dengan desain rumah panggung yang murah. Dan tenda tenda buat ASN nya tinggal. Jalan cukup koral dengan perkerasan.

Lbs

Beberapa hari yg lalu kepulauan Solomon mengumumkan kerja sama kepolisian dg China. Selandia baru dan Australia berang. Mengecam. Mengatakan itu ancaman serius di kawasan Pasifik. Tetangga2 Solomon resah. Amerika tergopoh2. Membuka kedutaannya kembali di Honiara, ibu kota Solomon. Padahal itu sekedar kerja sama kepolisian. Bayangkan bagaimana perasaan Rusia saat Ukraina kegenitan masuk Nato yg jelas2 musuh Rusia. Yg akan mengundang militer Nato ke depan hidung Rusia. Tp sy rasa hal ini tdk perlu d jelaskan. Amerika dan Eropa pasti sudah tau reaksi Rusia. Tau akibat logis dr ketololan Ukraina. Tapi entah apa yg ada d fikiran mereka sehingga mengompori Ukraina sedemikian rupa. Sehingga begini jadinya...

Catatan Editorial:  # Konstitusi di Rusia, sejak 2019, mengatakan bahwa = Lebih tepatnya: "menetapkan". Sebab itu hasil sebuah kesepakatan.  # Kita ikut sakit sekali di sini: harga-harga kebutuhan hidup naik sekali = Terasa janggal, akan lebih enak dibaca kalau hanya ada satu kata "sekali".  # Syria dan Afghanistan = Menurut KBBI, ejaan yang berterima adalah "Suriah" dan "Afganistan".  # kejepit = Bentuk nonformal. Bentuk formalnya--sesuai prediksi Abah--dengan awalan "ter-".  # full doa = Maksudnya, doa sepenuh hati. Dengan pengharapan penuh.  # banget = Seperti halnya "kejepit". Termasuk ragam lisan populer.  # Jokowi begitu marahnya dengan Pertamina = Kata ganti "-ny…

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda