Laporan dari Swiss (37)

Kali ini Kami Ingin Melihat Langsung Cantiknya Kota Luzern

Area pesawat di dalam museum. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

COWASJP.COM – Banyak turis bilang kalau kota Luzern sangat cantik. Sering menjadi salah satu destinasi liburan bagi para agen pariwisata dan tempat untuk menginap beberapa malam. Secantik apakah Luzern? 

Luzern dengan luas area 29 kilometer persegi dinobatkan menjadi kota terbesar ke-6 di Switzerland. Kami sungguh penasaran seberapa cantiknya kota tersebut. 

Jarak Lausanne -- tempat kami tinggal -- dengan Luzern sejauh 215 kilometer akan kami tempuh dalam 1 hari pergi-pulang tanpa ada rencana menginap.

Hari masih gelap saat kami berangkat pagi pukul 07.44 CET (Central European Time). Di Swiss matahari belum terbit jam segitu. 

Kami berangkat dari Lausanne Gare (Stasiun Lausanne) pukul 07.44 CET naik kereta IR15 dari platform 1. Kereta IR15 melaju kencang, berhenti 7 kali dan stasiun pemberhentian terakhir adalah Luzern. Kami tidak perlu ganti-ganti kereta. Duduk manis selama kurang lebih 2,5 jam sudah tiba. 

Luzern adalah kota di Swiss yang warganya berbahasa Jerman. Sama seperti Bern (Ibukota Swiss) dan Zurich (kota terbesar di Swiss). Waktu tempuh dari Lausanne ke Luzern hampir sama dengan Lausanne ke Zurich. Namun berbeda arah, kalau Zurich ada di atas Bern. Sedangkan Luzern ada di bawah Bern. 

pesawat10.jpgVariasi harga tiket masuk Museum Transportasi Luzern. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Lausanne adalah kota kecil tempat kami tinggal berada di pinggir selatan. Sehingga kalau mau traveling ke kota-kota besar harus menempuh jarak dan waktu yang panjang. 

Awal tiba di Swiss kami sempat bingung apakah Luzern dan Lucerne itu merupakan kota yang sama atau berbeda. Ternyata setelah dipelajari Luzern adalah penulisan kota dalam Bahasa Jerman. Sedangkan Lucerne merupakan penyebutan dalam Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Asyik kan ya, hehe. Dan ternyata hal ini juga berlaku di film kartun lho. Bunda yang terbiasa mendampingi anak-anaknya saat melihat film kartun Paw Patrol pasti tidak asing dengan nama-nama karakter anjing yang ada di film tersebut. 

Contohnya saja Marshall di anjing putih yang memakai baju merah. Ternyata kalau di Lausanne, karakter Marshall tersebut berubah nama menjadi Marcus (Bahasa Prancis). Harus update lagi nih dengan film kartun yang ditonton oleh DoubleZ (dua anak kami Zirco dan Zygmund). 

Tiba di Luzern masih cukup pagi. Jam 10.17 kami sudah sampai di stasiun. Agenda hari ini tidak banyak, hanya mengunjungi museum, pergi ke Lake Lucerne, dan jembatan terkenal yaitu Chapel Bridge. Kami sudah membeli tiket daypass supaya mudah transportasi naik kereta, bis, maupun trem. 

Kali ini kami mendapatkan tiket daypass cukup mahal. 69 CHF = Rp 1.069.500 per orang. 1 CHF setara dengan Rp 15.500. Hal ini dikarenakan kami tidak membeli tiket jauh-jauh hari. DoubleZ beberapa kali terkena pilek karena cuaca yang dingin. Jadi apabila weekend kondisinya memungkinkan barulah pergi jalan-jalan. 

pesawat.jpg9.jpgMenikmati cantiknya Lake Lucern. (FOTO: Fariz Hidayat)

Tujuan pertama kami langsung mengunjungi Museum Transportasi (Swiss Museum of Transport) atau dalam Bahasa Jerman yaitu Verkehrshaus der Schweiz yang terletak di Lidostrasse 5, 6006 Luzern, Switzerland. Museum ini dibuka sejak Juli 1959 dan hingga sekarang selalu ramai pengunjung. 

Verkehrshaus der Schweiz menjadi salah satu museum favorit di Swiss. Pengunjung dapat melihat berbagai alat transportasi darat, laut, dan udara seperti mobil, kereta, kapal, dan pesawat. Seluruh alat transportasi ini dilengkapi dengan pernak-perniknya. Maksudnya apa itu moms? Jangan terlewat melihat foto-fotonya ya, hehe.

Kami tiba di museum pukul 10.30 CET. Hanya 10 menit dari stasiun cukup naik bis 1x. Dan memang benar pertama kali melihat Luzern kotanya begitu rapi, cantik, dan juga bersih. Meskipun kami berkunjung di hari Minggu, namun kota Luzern masih terlihat ramai dan hidup. Berbeda dengan Lausanne yang cenderung terlihat seperti kota mati saking sepinya di hari Minggu. 

Museum transportasi juga sudah ramai pengunjung yang antri masuk. Museum tetap buka di hari minggu mulai pukul 10.00-17.00 CET. 

pesawat2.jpg

Tiket masuk museum sangat bervariasi, karena wahana yang disajikan begitu beragam. Pengunjung bisa memilih hanya masuk ke museum transportasi saja, atau bisa digabung dengan wahana lain yaitu melihat film bioskop singkat, planetarium, dan museum coklat. Karena sudah jauh-jauh ke sini maka kami membeli tiket daypass yang berarti bisa memasuki seluruh wahana. Dewasa dikenakan harga 56 CHF = Rp 868.000 dan anak-anak dibawah 6 tahun membayar 12 CHF = Rp 186.000. Kalau hanya masuk museum saja, free tiket untuk anak-anak.

Zirco langsung mengunjungi pesawat dan masuk ke dalamnya. Terlihat suasana di sekitar pesawat dilengkapi dengan petugas membawa koper untuk dimasukkan ke bagasi dan juga mempersiapkan keberangkatan pesawat. Di sini anak-anak bisa tahu aktifitas apa saja yang dilakukan sebelum pesawat lepas landas dengan selamat. Dan begitu juga dengan transportasi lainnya.

DoubleZ terlihat happy sekali saat menaiki odong-odong mini dengan model bis. 

pesawat.jpg3.jpgPapi Fariz semangat mencoba game VR. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Mainan anak-anak ini bisa digunakan tanpa menyewa. Sangat cocok untuk mendorong anak untuk mengexplore museum. Bukan cuma anak-anak yang bisa menikmati museum ini, Papi Fariz pun juga excited untuk mencoba wahana VR (Virtual Reality) yang berhubungan dengan transportasi dan terbang di angkasa. Kata Papi Fariz sih capek sekali sudah seperti olahraga. 

Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan, baik outdoor maupun indoor. Banyak permainan transportasi untuk anak-anak seperti mengeruk pasir dengan excavator dan juga mengendarai gokart sepeda. 

Setelah Zirco puas bermain gokart, dia mendapatkan sebuah SIM (Surat Ijin Mengemudi) mini dan juga mainan secara gratis, hehe.  

pesawat4.jpgGokart sepeda, aktivitas outdoor untuk anak-anak. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Sedangkan untuk di bagian museum coklat, planetarium, dan film bioskop mini tentang kehidupan dinosaurus kami tidak boleh merekam ataupun mengambil foto. Ada satu yang menarik perhatian Zirco bahwa nama adiknya yaitu Orion – ya Orion Zygmund sering disebut-sebut. Kami memberitahu Zirco bahwa Orion adalah salah satu rasi bintang yang paling penting. Lebih tepatnya Orion Nebula. 

Orion Nebula ini mengandung sebuah benih untuk membentuk suatu bintang baru di Bima Sakti atau Milky Way – Galaksi tempat kita tinggal. Zirco langsung terheran-heran dan menikmati pemandangan luar angkasa yang disajikan di dalam planetarium. Kalau kawan pembaca masih ingat, Zirco berawal dari nama logam Zirconia yang merupakan material keramik keras. Yang didapatkan dari bebatuan bumi (dalam bumi). Sedangkan Orion berada di luar angkasa. 

Saya dan suami berdiskusi singkat. Pantas saja sifat mereka berdua bagaikan langit dan bumi. Ternyata asal mula namanya pun beda. Nama adiknya dari langit, sedangkan kakaknya dari bumi, hehe.

Tak terasa sudah pukul 16.30 CET, kami menuju arah pulang. Sebelum kembali ke stasiun kami berkunjung ke Lake Lucerne (terletak di depan museum) dan Chapel Bridge – jembatan kayu yang membentang secara diagonal di atas Sungai Reuss. Letak Chapel Bridge ada di jantung kota Luzern. Cukup cepat dan sebenarnya masih banyak tempat lain yang belum dikunjungi. Namun hari sudah sore. Kami harus mengejar kereta kembali ke Lausanne supaya tidak terlalu malam sampai di rumah. Sebenarnya sayang sekali kami tidak menginap di kota Luzern. Semoga suatu saat bisa berkesempatan kembali Luzern lagi karena kotanya sangat cantik dan teratur. Terlebih lagi ketika berjalan di pinggir Lake Lucerne yang indah dan diiringi angin sepoi-sepoi.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda