Dubes Rusia dan Dubes Ukraina Temui Ketum PBNU

Dubes Rusia Ludmila Vorobieva (kiri) menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (FOTO: istimewa)

COWASJP.COM – Dua Duta Besar negara yang kini sedang terilibat perang: Rusia dan Ukraina, sama-sama menemui Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf. 

Waktunya tidak bersamaan. Hari ini Selasa 8/3/2022 Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.

Sehari sebelumnya, Senin 7/3/2022 Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin juga berkunjung ke Kantor PBNU.

Dalam kunjungan tersebut, kedua Dubes baik Ludmila maupun   Vasyl Hamianin disambut langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
 
Dubes Rusia Ludmila Vorobieva dan Gus Yahya bersepakat bahwa perang antara Rusia dan Ukraina harus sesegera mungkin dihentikan. Dengan cara yang damai dan tanpa kekerasan.

"Kami berdua sepakat bahwa penyelesaian damai harus diperjuangkan, dan kekerasan harus dihentikan sesegera mungkin," ujar Gus Yahya dalam Konferensi Pers usai pertemuan di Lantai 2, Gedung PBNU.

Meski begitu, lanjut Gus Yahya, upaya ini tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru. Tetap harus menggunakan pertimbangan yang matang dan pengamatan yang jeli karena persoalan perang Rusia dan Ukraina merupakan masalah yang cukup kompleks.
 
"Tapi jelas bahwa ada masalah-masalah kompleks yang harus diurus di sana," kata pria kelahiran 1966 itu.
 
Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) akan selalu siap dalam membantu mencari solusi terhadap konflik-konflik yang ada demi terwujudnya perdamaian dunia.
 
"NU siap melakukan apa saja yang bisa dilakukan, yang bisa membantu ke arah perdamaian dan penyelesaian masalah," ujar pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah itu.

Gus Yahya melanjutkan, sudah menjadi tugas NU untuk mewujudkan perdamaian dunia dan ketertiban internasional. Prinsip ini, imbuhnya, sama seperti yang dimiliki Rusia.
 
"Terlebih lagi karena NU sangat peduli terhadap terwujudnya ketertiban internasional demi menjamin stabilitas keamanan. Dalam hal ini kami bersepakat dengan Dubes Rusia," ucap Gus Yahya.
 
Pihaknya akan terus menjalin komunikasi dengan Dubes Rusia untuk Indonesia. Ia juga berharap agar kedamaian bisa diraih lagi secara utuh bagi semua umat manusia. Terlebih bagi dua negara, Rusia dan Ukraina yang sedang konflik saat ini.

"Mari berdoa untuk semua orang, untuk Rusia, untuk Ukraina, agar perdamaian segera bisa dinikmati kembali. Yang lebih adil untuk semua pihak," harap Gus Yahya.
 
Dubes Rusia Ludmila menyampaikan banyak terima kasih kepada PBNU atas respons dan sikap yang telah diberikan. Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia.
 
"Kami mengapresiasi Nahdlatul Ulama yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia," ucap Ludmila.
 
"Kami sangat berterimakasih kepada Ketua Umum PBNU yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi banyak hal, terkait isu-isu keamanan global, muslim di Rusia, dan sebagainya," kata Ludmila.

Hal yang sama juga diutarakan kepada Dubes Ukraina Vasyl Hamianin. 

dubes-ukraina.jpgDubes Ukraina Vasyl Hamianin (kiri) dan Gus Yahya. (FOTO: istimewa)

Gus Yahya menyerukan agar kekerasan yang terjadi di Ukraina bisa segera mungkin dihentikan.

“Atas nama NU, saya menyeru kepada Rusia, kepada Presiden Putin, untuk menghentikan segera perang ini. Gencatan senjata sekarang juga,” kata Gus Yahya. 

“NU akan berusaha melakukan apapun untuk membantu,” tegasnya.

Apa yang terjadi di Ukraina bukan hanya persoalan antara dua negara. Tetapi juga ancaman bagi seluruh masyarakat Internasional.

“Saya menyeru kepada masyarakat internasional untuk segera bangkit dan bersama-sama melakukan sesuatu untuk menghentikan krisis ini,” tukasnya.

Dalam lawatannya tersebut, Dubes Hamianin menjelaskan kondisi terkini pasca invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Ia menyebut bahwa konflik yang terjadi di sana merupakan sebuah bencana kemanusiaan.

“Apa yang terjadi di Ukraina saat ini adalah bencana kemanusiaan,” kata Hamianin. 

Dengan alasan apapun perang tidak bisa dibenarkan. Untuk itu, ia meyakini bahwa komunitas dunia harus bersatu demi menghentikan invasi Rusia ke Ukraina. Ia menilai, hanya persatuan yang dapat membawa perdamaian, stabilitas dan pembangunan dunia ini.

“Tidak ada yang bisa membenarkan perang.Tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan warga sipil, tidak ada yang bisa membenarkan kejahatan terhadap kemanusiaan,” katanya.

“Itulah mengapa kami menyerukan kepada komunitas dunia, kepada media, kepada organisasi keagamaan, komunitas agama, untuk berdiri dan mengakhiri perang ini,” imbuhnya.

Secara khusus, ia berharap umat Islam di Indonesia, khususnya NU, mendoakan agar invasi yang terjadi bisa segera berakhir.

“Setiap nyawa berharga. Jadi, saya sangat berharap NU dan umat Islam di Indonesia akan memberikan kami doa untuk segera mengakhiri ini,” ungkapnya.
 
SURAT UNTUK PIMPINAN KRISTEN ORTODOKS RUSIA

Terkait dengan hal ini, Gus Yahya menuturkan bahwa pihaknya telah bergabung dengan para pemimpin agama di seluruh dunia untuk bersurat kepada pemimpin Kristen Ortodoks di Rusia. Surat tersebut berisi permohonan untuk mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan perang.

“Kita masih menunggu apa yang akan dilakukan,” ujarnya.

Sedang dilakukan upaya untuk mencari jalan agar dapat terhubung dengan mufti Rusia. “Nanti kita akan membahas apa yang bisa kita lakukan bersama-sama,” pungkasnya.(*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda