Sang Begawan Media

Mencuri Ninja

CEO Cyber Ninjas, Doug Logan. (FOTO: BENJAMIN CHAMBERS/THE REPUBLIC - azcentral.com)

COWASJP.COM – MENDENGAR nama Cyber Ninjas siapa pun akan bilang wow. Mirip ketika saya mendengar ada orang yang tiba-tiba bikin koran dengan nama Buser —Buru Sergap. Atau Harian KPK —lupa kepanjangan dari singkatan itu.

Apalagi CEO Cyber Ninjas itu, Doug Logan, pernah mengatakan ada 30.000 suara yang sangat mencurigakan di dapil Maricopa, Arizona. Logan pun mendapat kontrak: untuk meninjau ulang surat suara di Pilpres November 2020. 

Yang memberi order adalah Senat negara bagian Arizona —yang dikuasai Partai Republik.

Sebenarnya hitung ulang sudah pernah dilakukan di distrik itu. Tapi hasilnya tidak memuaskan pendukung mantan Presiden Donald Trump: tetap kalah.

Setelah gagal lagi dan gagal lagi itu perlu usaha yang lebih serius. Jangan lagi sekadar dihitung ulang. Harus dilakukan tinjau ulang sampai detail. Sampai ke sistem komputer penghitungan suara.

Ditunjuklah kontraktor untuk meninjau hasil Pemilu: Cyber Ninjas. Kontraktor mengangkat juga sub-sub kontraktor.

Secara resmi Cyber Ninjas hanya dapat anggaran USD 150.000. Tapi dukungan dari perorangan jauh lebih besar dari itu. Media di Amerika menyebut sampai angka USD 1,5 juta. 

BACA JUGA: Solid Hebat

Cyber Ninjas adalah perusahaan swasta. Memang bergerak di bidang keamanan cyber. Sebelum dapat order dari Arizona itu praktis tidak ada yang kenal nama Cyber Ninjas. Tapi begitu ditunjuk Arizona, namanya melangit. Termasuk nama Logan sendiri.

Maka semua daerah yang ingin mempersoalkan hasil Pilpres menunggu dengan degup hasil kerja Cyber Ninjas di Arizona. Mereka sudah ancang-ancang untuk juga minta Cyber Ninjas turun tangan di daerah mereka.

Saya kenal baik distrik ini. Kantor pusat Freeport ada di sini. Kota Tempe sangat menyenangkan —tetangga Phoenix itu. 

Pokoknya Trump dan pendukungnya di Arizona tetap belum bisa move on. Mereka ngotot Pilpres yang lalu itu penuh kecurangan. Kemenangan Trump telah dirampok. Puluhan ribu suara misterius, ikut memenangkan Joe Biden. 

Padahal dari penghitungan ulang di berbagai negara bagian tetap saja sama: Trump kalah. Demikian juga upaya gugatan ke pengadilan di banyak kota: tetap kalah.

Kali ini lain: ninja yang turun tangan. Waktu yang diberikan kepada Cyber Ninjas pun panjang: sejak April tahun 2021.

BACA JUGA: Rejeki Boy

Hasilnya baru keluar dua hari lalu: Trump kalah.

Tapi Cyber Ninjas tidak mengatakan begitu di laporan akhirnya. Yang dilaporkan adalah: perlunya penyempurnaan sistem Pilpres yang akan datang.

Hasil laporan Cyber Ninjas itu diberikan ke Senat yang memberinya kerja. Tapi beredar juga versi yang sudah ditukangi: Cyber Ninjas telah menemukan berbagai kecurangan sehingga sistem Pilpres mendatang harus disempurnakan.

Saya kagum pada dua-duanya: begitu gigih pihak Trump mempersoalkan hasil Pilpres. Tapi begitu jujur juga Pilpres di sana. Sampai pun diselidiki tingkat ninja tidak juga ditemukan kecurangan.

Padahal sebagian besar surat suara itu dikirim lewat pos. Kok ya jujur semua. Padahal surat suara yang mencurigakan itu sudah disisihkan. Dipilah. Dicocokkan dengan alamat, nomor penduduk sampai pun diselidiki nama orang tua mereka.

Jujur kok sampai segitunya.

Saya pun ingat perbuatan memalukan yang pernah saya lakukan di Amerika. Yang berhubungan dengan ketidakjujuran itu.

Kejadiannya 40-an tahun lalu.

Saya lagi belajar bahasa Inggris di Santa Barbara, pertengahan San Francisco —Los Angeles. Saya tinggal di rumah orang Amerika —kulit putih.

Kejadiannya sendiri di kelas —waktu belajar. Teman sekelas saya dari berbagai negara yang berbahasa non-Inggris.

Saya naik bus kota ke kelas itu. Hari itu saya tidak membawa buku atau kertas. 

Ketika ada tugas menulis saya celingukan. Gurunya lagi keluar kelas. Saya lihat begitu banyak kertas di meja guru itu. Saya berdiri untuk mengambilnya satu lembar.

Saat mengambil kertas itulah guru saya masuk kelas. Ia berhenti. Seperti tertegun. Matanya melihat saya. Tatapannya penuh keheranan.

"Anda mengambil kertas dari meja saya?" katanya.

"Iya. Hanya satu lembar," jawab saya.

"Kenapa tidak minta izin?" katanya lagi.

"Anda lagi tidak ada tadi," jawab saya.

"Tapi itu kan bukan milikmu?" katanya lagi.

Saya lemas.

Kalimat terakhirnya itu menyadarkan saya bahwa saya telah mencuri. Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Saya tahu perbuatan seperti itu tidak bisa dimaafkan. Ditonton pula orang satu kelas.

Mencuri adalah mencuri. Pun satu lembar kertas. Pun saya sudah membayar mahal kursus itu —termasuk membayar mahal guru itu.

Mencuri adalah mencuri.

Pun untuk satu lembar kertas.

NINJA1.jpgTim audit Senat menyampaikan laporannya 24 September 2021. (FOTO:  Jeremy Duda | Arizona Mirror)

Kata-kata itu, peristiwa itu, filsafat kejujuran di baliknya membekas sangat dalam. Melebihi pelajaran fikih Islam yang diajarkan selama 6 tahun di madrasah. 

Itu bukan soal dosa. 

Itu masalah mengambil barang yang bukan milik saya.

Mencuri adalah mencuri. 

Sejak peristiwa itu saya tidak bisa konsentrasi dalam belajar. Pun sampai pulang. Adegan itu begitu hidupnya di benak saya —sampai pun 40 tahun kemudian. 

Saya gagal belajar bahasa Inggris. Saya tetap tidak bisa tahu apa arti hotel yang dimaksud dalam syair lagu Hotel California. 

Berkali-kali, selama kursus itu, saya harus mendengarkan lagu tersebut. Di lab bahasanya. Pakai earphone. Tetap tak bisa tahu apa arti kata itu.

Untunglah belakangan ada lagu Hotel Kalioso yang dinyanyikan sebagai Hotel California. Saya mengerti sepenuhnya artinya: kan pakai bahasa Jawa. (*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media. 

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar di http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Disway di Tulisan Berjudul: Solid Hebat

Alexs sujoko sp

Cerita lucu zaman SMA dulu. Guru bahasa inggris kami masih gadis, ngekos pas diseberang rumah kos - kosan kami. Jadi kalau pas malam minggu si pacar datang, rumah kan berpagar yang ada bell di pintunya. Saat sebelum bell berbunyi saya dan teman - teman sekos sudah koor " Ting Tong ". Ibu guru sebenarnya marah pada kami, tapi kami tak kurang akal..... pulang sekolah kami selalu tunggui pulangnya, kita bawakan buku - buku paketnya yang selalu banyak itu tiap hari karena sekolah dengan kos - kosan tidak begitu jauh. Satu kayuh dua pulau terlampaui, nilai bahasa inggris yang tidak pernah dapat nilai enam....... itu, karena kebaikan kami tadi di raport dan di ijasah akhirnya dapat nilai biru. Selamat ya Ibu guruku yang cantik, dah dapat pendamping Pak Guru Kimia dan momongan yang cantik pula. Maafkan kenakalan kami. 

Mirza Mirwan

Gegara Pak DI menyebut Prof. John (Bannister) Goodenough, sontak saya teringat cerita si sulung saat SMP nun belasan tahun yang lalu. Guru bahasa Inggris-nya (perempuan) selalu melafalkan "enough" dengan "enoh". Tentu saja si sulung mengoreksinya, karena ia tahu pelafalan yang benar adalah "inaf". "Yang jadi guru itu saya atau kamu? Sok tau!" kata Bu Guru. Dasar si sulung suka protes kalau tahu ada yang salah, ia menjawab: "Yang jadi guru ya ibulah, masak saya! Tapi coba ibu cek di kamus, perhatikan tanda fonetiknya: enoh atau inaf!" Itu kali kedua si guru diprotes si sulung. Yang pertama si guru lantas dikoreksi guru bahasa Inggris lain -- lelaki, yang di-curhati si sulung -- yang membenarkan protes sisulung. Makanya si guru tak memperpanjang kemarahannya. Dan minggu berikutnya si guru tak berani mengajar di kelas anak saya (kelas IIA/VIIIA) dan digantikan si guru lelaki yang mengajar di kelas III/IX. Oh, iya, Prof. Goodenough (Gudinaf) itu akan genap berusia satu abad 25 Juli 2022 mendatang. Beliau memenangi Nobel Kimia tahun 2019 kemarin.

yea aina

Mengapa anda bertanya seperti itu? Toh sehebat-hebatnya Korea Selatan yang mengongkosi penemuan sekaligus memproduksi batery SS-bahan baku dan pabriknya di sini juga. Hebat kita kan 

Demi Ko

Di sana Kalau sakit ya kerumah sakit Kalo ingin duwit ya kerja Kalo ingin pintar ya belajar Begitu simpel hidup disana. Catatan  Penulis pernah nguli di sana 5 tahun

Alexs sujoko sp

Ini saya alami sendiri, sampai pada kesimpulan bahwa ada beda antara yang SIPIT dengan yang LEBAR matanya. Ini berdasarkan pengalaman bertahun - tahun ketika masih kerja jadi sesuatu di perusahaan Kontraktor Tambang terbesar di Indonesia dulu. Ketika diberi tugas oleh Head Office ( HO ) dan dikirimi anak D3 atau S1 baru ( fresh ) untuk dididik selama satu tahun sebelum menjadi karyawan tetap. Selama sepuluh bulan target harus sudah lulus presentasi atas project yang ditentukan atasannya, atau atas ide dan inisiatifnya sendiri. Nah ketemulah dari sekian banyak mungkin ratusan, bahwa yang matanya SIPIT bisa lebih tepat waktu atau bahkan bisa kurang dari sepuluh bulan dari target presentasi sudah lulus. Sementara yang mata LEBAR, rata - rata hanya pas di sepuluh bulan itu, itupun harus dikejar - kejar. Padahal itu buat kepentingannya mereka. Dari pengalaman itu sampai jadi standard materi buat wawancara saya ke Anak Baru ( Fresh Graduate Development Program ). Ini jadi pertanyaan baku ke anak baru : apa beda mata sipit dengan mata lebar........Mata sipit lebih fokus, sementara mata lebar terlalu banyak yang yang dilihat. Ha haaaaaaaaaaa ........ mungkin ini yang membikin Korea Selatan lebih hebat dari kita?

Sadewa

Korea Selatan, mengapa begitu hebat ? Mereka baru merdeka 15 Agustus 1948, 3 tahun setelah kita. Apa rahasianya ? Maaf ini bukan rasis, ini dugaan saya, orang-orang yg bermata sipit bisa melihat sesuatu lebih fokus, sehingga mereka lebih cepat sukses mencapai impiannya. Dalam kisah Mahabharata, Guru Drona, meminta murid-muridnya memanah sesuatu. Ia bertanya kepada mereka. Apa yg kalian lihat ? . Murid-muridnya menjawab: aku melihat burung, aku melihat burung berparuh besar, aku melihat burung berjambul indah, burung di atas pohon dll. Lalu Drona bertanya kepada Arjuna. "Apa yang kamu lihat, hai Arjuna?" "Mata burung, Guru..!!! Dalam pelajaran memanah itu, hanya Arjuna yang lulus. Yap.... sama seperti Arjuna, Korea FOKUS pada tujuannya.

Buzzer NKRI

Jadi inget dulu saya seneng sekali Jokowi mencanangkan sekolah SD sd SMP tidak akan diisi dg mata pelajaran yg nurut saya ndak banyak gunanya tetapi akan diisi dg pembentukan karakter yg pasti kedepan akan mempengaruhi dan membentuk etos kerja para generasi akan datang sayang menteri pendidikannya, yg mungkin juga yg punya ide bagus ini, gak becus kerja, implementasinya nol besar akhirnya kurikulum kita gak banyak berubah Ex boss Gojek kayaknya juga gak kearah sana

Nasikuni

korsel hebat lagi bisa merubah yang jelek jadi bagus, yang cantik jadi lebih cantik dan yang ganteng jadi cantik... ehhhh......

Disway 1509122

Kasihan dgn pak Dis, ga berani lagi menulis berita tentang Tiongkok. Banyak sekali sebenarnya yg layak di tulis..seperti chip terbaru dr Huawei, yg akan buat mesin litographi jadi sejarah... Juga astronot China mengajar dr ruang angkasa... itu sangat keren...

Aryo Mbediun

Kenapa orang Korea, Jepang dan Tiongkok lebih hebat dari orang Indonesia....?!  Setelah melalui analisa mendalam dapat disimpulkan, mereka2 itu kalau naik mobil atau sepeda motor cukup merem saja dah nyampe kecepatan 100 km/jam. Lha kita terutana orang jawa, karo mlorok lagi iso 100 km/ jam. #Aryo, itu bukan merem, trah mereka sipit. #Peace yaa

Denik

Bagaimana dng korut ? Mereka satu ras. Tapi beda hasilnya. Berarti masalahnya bukan di orang nya.

Kalils Kalists

9 tahun yg lalu adlh sejarah , karena terjadi kecelakaan pertama mobil listrik di indonesia

Johan

Buat apa juga hebat kalau tidak masuk surga. (balik masuk kamar lagi baca kitab suci)

Untuk media penyimpanan di PC atau Laptop, SSD (Solid State Drive) tinggal menunggu waktu untuk menyalib penggunaan HDD (Hard Disk Drive). Dengan kecepatan 10x lebih unggul dari HDD, masuk akal SSD ini akan lebih dipilih daripada HDD, walaupun untuk sekarang ini secara harga masih lebih mahal SSD. SSD diperkenalkan sekitar 31 tahun yang lalu. Jadi ada rentang waktu yang cukup lama untuk sampai pada kondisi siap menyalib penggunaan HDD. Bagaimana dengan Solid State Battery? Prediksi saya dalam 10 tahun ke depan, baterai Lithium masih akan mendominasi penggunaan baterai di dunia. Ditambah pengembangan teknologi Lithium seperti hasil riset John Goodenough, akan memperpanjang nafas Lithium sebelum sampai pada kondisi bakal disalib penggunaan nya oleh Solid State Battery. Seperti halnya SSD vs HDD.

Open MINDED

di filipina ada tuh pangkalan militer us, bahkan banyak orang filipin jadi tentara us kok nasib negaranya gak lebih hebat dari kita ?

Bapaknya Kembar

Korea selatan maju, karena terus merasa terancam oleh korea utara, hal yg sama terjadi pada israel yg terus merasa terancam oleh tetangganya, begitu juga dengan taiwan terus terancam cina daratan, beda kita merasa negara yg pagar aja jadi tanaman, bukan lautan tapi kolam susu kata penyanyi

Anak Mama

Gapapa Aat, orang baik punya masa lalu, yang buruk juga punya masa depan.

Sea Lead

-LBP : "Sodara sodara,,,sekarang sudah ditemukan battery non nikel,,, yang lebih unggul. Siapa yg sudah tau,, ayo tunjuk jari !!"  -Abah : "Saya Pak,,, saya tahu,, itu adalah Solid State Battery"  -LBP : "Yap,,,betul,,, coba Mr. Xi Jelaskan,,,baterai apa itu?"  Inyong : "Solid artinya Padat, State artinya negara,,, jd itu adalah....,,,,,, adalah.......,,, batery yg dipake di negara padat penduduk,,,, itulah baterai ABC Radio transistor yg sering dijemur di atas genteng biar tambah strumnya." -LBP :"Boasa ho songoni mister Shi??" @@@ kabooor yuuk

Aat

Waaah itu beda lagi, Pak MS. Dulu, di kelas, pernah ada yang ngelempar surat ke saya. Pas dia ngelempar ada guru masuk, ketahuan, terus dibaca di depan kelas sama gurunya. Wkwkwk

Sin

battery rechargeable yang saya tau : 

1. accu basah dan accu kering 

2. alkaline 

3. Ni-Cd 

4. Ni-MH 

5. Li-Ion 

6. Li-Po semuanya masih beredar di pasaran.. dan kemungkinan tetap akan bertahan meskipun mungkin cuma dipakai buat HP Kentang, RC atau Tamiya..

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda