Dahlan Iskan Larang HPN Bisnis "Musyrik"

Para pengusaha muda HPN (Himpunan Pengusaha Nahdliyin) Surabaya bersama Dahlan Iskan. (FOTO: istimewa)

COWASJP.COM – Ada yang menarik dari statement Dahlan Iskan kepada para pengusaha muda yang hadir kediamannya, Sakura Regency, Selasa 21/12/2021. "Jika ingin jadi pengusaha dan sukses, jangan sekali-sekali musyrik," tegasnya berapi-api.

Alasannya: "Musyrik dalam berbisnis bisa berakibat fatal. Gagal total," katanya penuh penekanan.

Wejangan itu disampaikan mantan menteri BUMN kepada sejumlah pengurus Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Surabaya yang melakukan audiensi di kediamannya Surabaya. 

Sebagai dewan pakar organisasi pengusaha kaum santri, Dahlan Iskan merinci secara detil arti makna musyrik yang bermakna mempersekutukan.

"Ya, sama dengan berkeTuhanan. Kalau musyrik dosa tak termaafkan. Harus segera taubatan nasuha," katanya. Maka dari itu, keesaan dalam berbisnis harus dilakukan secara fokus pada bisnis yang ditekuni. Jangan pernah menduakan. Apalagi, jika disambi dengan kerja politik. 

hpn1.jpgDahlan Iskan (tengah). (FOTO: istimewa)

"Walah, sudah tutup saja. Dari pada bangkrut," tandasnya seraya menyampaikan, jangan pernah meniru dirinya yang kini bisa disebut sukses.

Sebelumnya, Dahlan mengawali usaha dari minus dan berdarah-darah. Makanya, saat usahanya mulai maju, begawan media asal Takeran, Magetan ini memilih enggan menghadiri berbagai undangan acara apapun. "Saya gak mau hadir karena pasti dipuja-puji. Disuruh pidato. Semua itu saya anggap syaiton atao godaan. Saya memilih di kantor. Fokus. Kerja kerja kerja," katanya lagi.

Makanya, ketika ada pengusaha yang nyambi kerja politik, Dahlan prihatin. Sebab, tujuan utamanya berbisnis pasti terabaikan.  

Adanya HPN Dahlan mengaku gembira karena santri mau memikirkan ekonomi. "Saya suport HPN asal bisnisnya kaffah," tambahnya seraya mencontohkan produk gagal dari sebuah gerakan ekonomi berbasis politik.

Sebelum audiensi ke Dahlan Iskan, HPN Surabaya dipimpin Alaik Hadi sowan pada ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwiyono.(*)

Pewarta : Ita Nasyiah
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda