29 Oktober Hari Stroke se-Dunia

Jangan Stroke, Bisa Rusak Sendi Kehidupan Kita

Hari Stroke se-Dunia

COWASJP.COMTernyata penderita stroke di Indonesia cukup banyak. Yakni 550.000 per tahun. Penyakit ini tidak terasa, namun mematikan. Berikut tulisan Santoso, wartawan senior di Madiun yang 2 tahun lalu terserang stroke hemoragik (pecah pembuluh darah otak).

***

TANGGAL 29 Oktober adalah Hari Stroke Dunia. Stroke memang harus mendapat perhatian serius. Apalagi di Indonesia yang tercatat setiap tahun ada 550.000 penderita baru. Atau kisaran 45.000 penderita baru per bulan, atau 1.500 per hari.

Prevalensinya: sebanyak 10,9 per 1.000 penduduk Indonesia mengalami stroke per 2018. Angka ini menurun dari lima tahun sebelumnya, 12,10 per 1.000 penduduk dan meningkat dibandingkan tahun 2007, yakni 8,3 per 1.000 penduduk.

Tentu angka itu cukup signifikan apalagi  ditinjau dari tingkat kematian akibat stroke menempati rangking ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Banyak tulisan tentang stroke dari para ahlinya. Kalau saya sekarang menulis tentang stroke, bukan karena saya termasuk ahlinya. Saya hanya penyintas stroke yang ingin mengingatkan  kepada anda,  ‘’JANGAN  SAMPAI STROKE.’’

Mengapa? Karena stroke itu menyakitkan batin.

Stroke bagi saya merupakan penyakit yang sebenarnya sangat menghancurkan sendi kehidupan kita. 

Sayangnya ketika kita sehat, malah jarang berpikir tentang kemungkinan kena penyakit itu. Bahkan tidak pernah ingin tahu apa dan bagaimana stroke. Termasuk saya juga, yang dulu menganggap orang stroke karena  disebabkan post power syndrome pejabat yang pensiun.

Dan ternyata itu salah besar. Siapa pun  bisa kena stroke dari berbagai penyebab. Dari soal makan, merokok, dan pola hidup yang tidak sehat.

Di sini saya tak ingin bicara soal rokok.  Karena pasti banyak pro kontranya. Karena menyangkut pula berbagai kepentingan. Apalagi saya termasuk kaum minoritas, bukan perokok.

1/ BAGI PECANDU ROKOK: Memang sulit untuk lepas dari gulungan tembakau itu.

2/ BAGI PABRIK: Menyangkut hajat hidup pekerjanya.

santoso-Hari-Stroke-2.jpgMenghadap Ibu Inda Raya Saputri membicarakan literasi. (FOTO: Santoso)

3/ BAGI PEMERINTAH: Jelas soal cukai-nya.

Banyak literatur dan penelitian bahwa rokok juga sebagai pemicu stroke. Saya cuplik sedikit saja pendapat ahli yang tentunya juga melalui penelitian sbb: 

Pembuluh darah di otak menjadi lebih cenderung untuk mengalami penyumbatan dan peningkatan pembekuan darah setelah berulang kali terkena paparan bahan kimia yang dihirup melalui rokok. 

Asap rokok juga menghasilkan variasi detak jantung dan fungsi jantung yang pada akhirnya dapat menyebabkan stroke.

Sekali lagi saya tak ingin membahas soal rokok. Karena banyak hal lain sebagai pemicunya, pola hidup tidak sehat, pola makan tidak sehat. Bahkan makanan yang kita konsumsi sehari-hari pun bisa dikatakan makanan tidak sehat.

Buah dan sayur yang mestinya menyehatkan, malah mengandung pestisida. Bahkan agar kelihatan segar masih ditambah semprotan sejenis zat kimia. 

JANGAN STROKE

Saya dulu juga mengabaikan stroke. Tapi begitu mengalami saya bisa katakan, ‘’JANGAN STROKE’’. Karena stroke penyakit yang menjengkelkan, bahkan bisa membuat kita stress berkepanjangan. Bagaimana tidak. Kita yang biasa aktif tiba-tiba mengalami kelumpuhan

santoso-Hari-Stroke-3.jpgTampil  di depan murid SMPN 12 Madiun, merupakan terapi psikis yang menguatkan semangat. (FOTO: Santoso)

Sedang pemulihannya tidak hanya sekadar obat. Kayak sakit kepala diberi paracetamol langsung hilang sakitnya. Bahkan tak jarang berimbas pada ekonomi keluarga. 

Dari beberapa grup stroker di media sosial, saya melihat banyak yang sambat (mengeluh) harta bendanya terkuras habis gara-gara pengin sembuh dari stroke. 

Yang lebih parah, ada yang istrinya minggat termasuk dijauhi keluarga juga. 

Apalagi kalau sudah kena para avonturir tukang obat dan tukang terapi. Bayangkan mereka banyak menawarkan obat herbal, dengan iming-iming bisa menyembuhkan. Termasuk saya juga sering ditawari, harganya bisa ratusan ribu sampai jutaan. Makanya kalau sudah harta kesedot habis baru merasa bahwa sehat itu tak bisa diukur dengan harta.

Beruntung saya termasuk literat. Begitu sakit saya langsung mencari literatur tentang stroke. Karena itulah saya lebih fokus dengan upaya mandiri. Khususnya bagaimana saya bisa mengendalikan depresi. Meski tak ada hubungan dengan penyakitnya, namun depresi mental pasti dialami para stroker. Yah karena sudah tidak bisa bergerak itu. Dan itulah yang menurut pengalaman saya, justru membuat kita bisa berlama-lama menderita tidak bisa apa-apa. 

Orang Jawa bilang, ‘’jadi kembang bayang’’ (bunga di tempat tidur). 

Sebab yang saya rasakan, stroke itu enaknya tiduran. Dan kalau sudah begitu, membuat kita malas gerak hingga membuat otot kita  semakin parah, lantaran tidak digerakkan. Lama kelamaan masa otot kita mati, hingga semakin sulit digerakkan.

Coba bayangkan kalau diri kita sampai bertahun-tahun tidak bisa beraktivitas, apalagi gerak saja sulit.  Karena itulah saya ingin ingatkan, JANGAN STROKE bagi pembaca yang masih sehat. Jangan meniru saya yang dulu mengabaikan. 

santoso-Hari-Stroke-4.jpgBelajar berjalan, hingga bulan kedua sudah bisa jalan keluar rumah tanpa dikawal. (FOTO: Santoso)

Padahal sebenarnya stroke bisa dicegah.

Syarat dan ketentuan berlaku, baca pengetahuan tentang stroke yang banyak bertebaran di Google. Selain mencegah, kita juga tahu, apa yang harus kita lakukan kalau tiba-tiba terserang.

Menurut saya harus segera dilarikan ke Rumah Sakit, jangan ke dukun. Karena golden hour-nya maksimum hanya 8  jam, lebih cepat lebih baik.

Seperti yang saya alami, tidak sampai 2 jam sudah sampai rumah sakit. Itu pun setelah di CT Scan, tingkat kerusakan sudah 11 mili. Coba bayangkan, semakin lama ditangani, pasti lebih luas lagi kerusakannya. Ibaratnya stroke berpacu dengan waktu

Ayo jangan abaikan stroke. (*)

Pewarta : Santoso
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda