Sang Begawan Media

Bumi Panas

Greta Thunberg tahun 2019 ketika usianya masih 16 tahun. Aktivis pejuang iklim. (FOTO: firstpost.com)

COWASJP.COMGADIS 18 tahun ini menilai: para pemimpin negara di dunia belum dewasa. Buktinya, mereka tidak juga ambil putusan soal penanganan perubahan iklim. Padahal, katanyi, kondisi iklim sekarang ini sudah ibarat ”rumah kita sedang terbakar”.

Anda sudah tahu: dia adalah Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg. Lahir di Swedia, 3 Januari 2003.

Greta akan kembali jadi bintang dunia hari-hari ini. Yakni, ketika di Kota Glasgow, Skotlandia, sedang diselenggarakan KTT perubahan iklim. Mulai kemarin sampai minggu depan.

Presiden Jokowi ada di sana –setelah menghadiri KTT G20 di Roma, Italia. Joe Biden hadir. Barack Obama juga.

Di sanalah tokoh-tokoh dunia bakal memutuskan: langkah konkret apa yang akan dilakukan semua negara. Untuk mencegah terjadinya pemanasan global.

Presiden Tiongkok Xi Jinping tidak hadir. Inilah KTT yang menakutkannya: Tiongkok dianggap juara penyebab terjadinya pemanasan global. Tiongkok –meski sudah menghapus PLTU kecil-kecil– masih dianggap belum cukup.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga tidak datang. Ia juga takut menghadapi forum Glasgow itu. Presiden Jokowi bisa gagah di sana: Indonesia paru-paru dunia.

Memang akan ada demo besar-besaran di sana. Demonya juga internasional. Aktivis lingkungan sedunia kumpul di sana: untuk menekan para pemimpin dunia.

disway-Greta-Thunberg-2.jpgGreta Thunberg. (FOTO: countryliving.com)

Mereka kecewa berat atas hasil KTT G20 di Roma. Yang tidak memutuskan apa-apa di bidang itu. Apalagi, presiden Brasil juga tidak hadir. Tanpa komitmen Tiongkok, Rusia, dan Brasil, apalah arti keputusan itu.

Apalagi, negara-negara maju sendiri juga gagal-janji. Tahun 2020, mereka semestinya mengumpulkan dana lingkungan untuk negara berkembang. Yang dijanjikan sampai Rp 1.500 triliun. Atau sekitar itu. Dana tersebut ternyata belum tersedia. Amerika Serikat belum membayar porsinya. Itu karena Presiden Trump memang menarik diri dari kesepakatan Paris. Trump juga terang-terangan mengizinkan penggunaan kembali batu bara di Amerika. Bahkan mendorongnya.

Padahal, dua hal utama itu harus diputuskan:

1) Kapan para pemimpin dunia memutuskan penggunaan batu bara harus diakhiri.

2) Kapan diputuskan, dunia hanya boleh lebih panas 1,5 derajat Celsius dari zaman sebelum ada industri (tahun 1.700).

Keputusannya: saya kira masih akan mengambang.

Di dunia diplomasi internasional, keputusan mengambang itu biasa. Yang penting: dua agenda tersebut masih terus dibicarakan. Itu saja sudah dianggap kemajuan. 

Apalagi, setiap negara terlihat terus melangkah maju. Membongkar ratusan PLTU batu bara di Tiongkok itu, misalnya, kemajuan yang sangat besar. Sampai pun Tiongkok kekurangan listrik hari-hari ini.

Masih dibicarakan berarti masih baik. Jangan sampai agenda tersebut dihapus. 

Karena itu, gadis Greta mungkin masih harus terus berkibar ke mana-mana. Dia sudah mendapat berbagai penghargaan dunia. Sampai pun gelar doktor honoris causa. Dia juga sudah pidato di PBB. Tiga tahun terakhir nama Greta juga selalu diusulkan untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian.

Greta hadir di Glasgow sudah jauh lebih dewasa jika dibandingkan kali pertama mogok sekolah: usia 11 tahun pada 2014. Tiga minggu lamanya Greta mogok sekolah. Dia pilih berdiri di depan parlemen Swedia: memegang poster. Waktu itu Swedia dilanda musim panas yang terburuk. Dalam 200 tahun terakhir. Juga, terjadi kebakaran hutan yang luas.

”Mereka telah mencuri masa depan saya,” katanyi berkali-kali. Setelah mogok tiga minggu itu, Greta terus mogok sepanjang tahun: tiap hari Jumat. Itulah Jumat keramat bagi Swedia. ”Jumat untuk masa depan,” bunyi poster Greta.

Greta sendirian melakukan itu. Secara konsisten. Sesekali temannyi bergabung. Tapi, pemberitaan luas di medsos membuat bermunculan Greta-Greta lain di banyak negara.

Di usia 8 tahun Greta sudah minta ibunyi untuk mengambil langkah konkret: jadi vegetarian. Dan untuk sehari-hari sang ibu diminta naik sepeda saja.

Berikutnya lagi, Anda sudah tahu: Greta minta ibunyi untuk tidak lagi naik pesawat. Sang ibu juga menuruti permintaan itu. Dia begitu sayang pada putri tunggalnyi tersebut. Sang ibu tidak lagi naik pesawat. Dengan risiko, kariernyi sebagai artis sangat terhambat.

”Dia tidak naik pesawat bukan karena cinta lingkungan. Dia terlalu cinta anaknyi,” komentar suaminyi secara berseloroh.

Waktu dia mogok sekolah sambil demo itu, orang tuanyi berusaha mengatasi persoalan anak itu. Greta nurut. Tidak pergi demo. Tapi, juga tidak mau sekolah. Di rumah saja. Dengan wajah yang sangat tidak menyenangkan.

Akhirnya orang tua mendukung demonyi. Termasuk memenuhi permintaannyi.

”Guru saya, sebagai pribadi, mendukung saya. Tapi, sebagai guru, minta agar saya tetap sekolah,” ujar Greta seperti ditulis di berbagai media Barat.

Yang problem adalah: ketika Greta diundang ke New York. Untuk berpidato di PBB. Greta tidak mau naik pesawat. Akhirnya dia naik perahu layar. Lintas benua. Perahu itu dilengkapi solar cell. Untuk memutar turbin penggerak. Greta berangkat dari Pelabuhan Plymouth, Inggris –daratan ”paling dekat” dengan New York.

Pulangnyi pun dia naik perahu lagi. Dari Florida ke Porto.

Greta percaya pesawat terbang menjadi penyumbang besar memanasnya bumi. Tapi, para ahli masih terus berdebat: seberapa tambah panas sih bumi saat ini? Dibanding tahun 1.700-an?

Meski angkanya berbeda-beda, para ahli hampir sepakat: saat ini panas bumi kita 1,3 derajat lebih panas daripada tahun 1.700.

disway-Greta-Thunberg-3.jpgAktivis Swedia Greta Thunberg berpidato saat demonstrasi tentang "Fridays for Future" di Berlin. (FOTO: gulftoday.ae)

Kalau itu tidak distop, bisa jadi panas tersebut akan terus bertambah. 

Maka, diusulkan agar panas bumi harus distop pada angka 1,5 derajat lebih panas dari tahun 1.700. Puncak panas itu akan terjadi kira-kita pada 2035.

Ada juga ahli yang berpendapat lain. Bisa jadi meski kita sudah berusaha keras, justru matahari yang berubah lebih panas. Terus bagaimana? 

Greta sendiri memang mengaku punya sakit sindrom diam. Gejalanya: hanya mau bicara kalau ada hal yang dia anggap sangat penting.

Sang ibu menyadari putrinyi punya problem kejiwaan. Tapi, aktualisasinyi ternyata begitu banyak mengandung kelebihan. 

Di antara planet, Bumi memang jauh beda dari Mars ataupun Bulan. Suhu di Bulan minus lebih dari 150 derajat. Maka, jangan dulu pindah ke Bulan. 

Tapi, juga jangan dulu pindah ke Mars. Musim dinginnya minus 200 derajat, sedangkan musim panasnya mencapai 70 derajat. 

Saya memilih tetap di rumah saya. (*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media.

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Di Artikel Berjudul Klub 1 Triliun

donwori

bikin juga dong group of 20 disway commentator. kita bikin acara G20 tandingan.

Co Ba

Bagi yg ga paham maksud Abah Dahlan bilang ampuuun ganteng di luar, mendidih di dalam... itu kalo pake jas, jas yg sesuai aturan loh ya... three pieces maupun two pieces... itu bikin ganteng... Apalagi yg three pieces, kan perut disingsetin tuh, walopun ngga sesingset kalo pake korset buat cewek2, tapi tetep tertarik tertata lah perut cowok yg ngga flat itu kalo pake jas yg sesuai aturan itu... Kalo cowoknya perutnya udah flat sih, kalo pake jas sesuai aturan itu, juga bakal makin kelihatan ganteng... soalnya bahu nya kan jadi kelihatan makin gagah dengan cutting jas itu... Tuh kan ngga ada habisnya kalo ngomongin body. Trus maksudnya mendidih di dalam itu, sumuk rek pake jas yg sesuai aturan itu. Oh iya jas yg sesuai aturan itu beda ya ama jas2 casual yg dijual di uniqlo2. Kalo jas2 casual yg dijual di uniqlo2 itu mah sejuk semriwing.

Alexs sujoko sp

deforestasi artinya besok - besok hutannya habis jadi tambang, Kalau reboisasi bener - bener lelet ( jawane ), saya ada perrnah keliling 17 site nengok Tambang kok yang bagus reboisasinya cuman adaro sama KPC. apalagi yang tambang ilegal ya lubang saja sisanya plus lahan kosong kering kerontang

Mirza Mirwan

"Di situlah Indonesia menjadi penting. Sebagai pemilik lahan hijau yang menjadi paru-paru terbesar dunia." Yg dimaksud "lahan hijau" oleh Pak DI tentulah hutan. Tetapi Indonesia bukanlah pemilik hutan terbesar (baca: terluas) di dunia. Saya lihat Global Forest Resources Assessment 2020 yang dikeluarkan FAO, Indonesia menempati urutan ke-8. Tetapi untuk deforestasi Indonesia 'sukses' menjadi runner up. Saya kutipkan luasan hutan tahun 1990 dan 2020 dalam hektar. 

1. Rusia. 

1990 : 808.950.000. 

2020: 815.312.000. (bertambah 6.362.000 ha) 

2. Brazil. 

1990 : 588.898.000. 

2020: 496.620.000. (deforestasi 91.970.000 ha) 

3. Kanada. 

1990 : 348.270.000. 

2020 : 346.928.000. (deforestasi 1.342.000 ha) 

4. Amerika Serikat. 

1990 : 302.450.000. 2020 : 309.795.000. (bertambah 7.345.000 ha) 

5. Tiongkok. 

1990 : 157.141.000. 

2020 : 219.978.000. (bertambah 62.837.000 ha) 

6. DRC ( Kongo). 

1990 : 150.629.000. 

2020 : 126.155.000. (deforestasi 24.474.000 ha) 

7. Australia. 

1990 : 133.882.000. 

2020 : 134.005.000. (bertambah 123.000 ha) 

8. Indonesia. 

1990 : 118.545.000. 

2020 : 92.133.000. (deforestasi 26.412.000 ha). 

Itulah, selama 30 tahun kita kehilangan 26,4 juta hektar hutan. Sementara capaian reboisasi dari 2010-2019, kata Pak Jokowi, hanya tiga juta hektar. Oh iya, definisi hutan menurut FAO adalah "lahan lebih dari 0,5 hektar dengan tutupan tajuk pohon mencapai 10 persen, yang terutama bukan di lahan pertanian atau perkotaan" -- land more than 0,5 hectares with a tree canopy cover of more than 10 percent, which are not primarily under agricultural or urban land use. Jadi kebun sawit (hasil deforestasi), kebun jeruk, duren, mangga, meski jutaan hektar bukan termasuk hutan. Berapa luasan hutan di semua negara untuk saat ini bisa dilihat di worldometer. Angka yg saya kutip di atas ada yg bertambah, ada yg berkurang

Mbah Mars

Untuk menyemarakkan KTT G20 tahun depan di Bali, Perlu digalakkan gerakan "reboisasi". Senin, Selasa, Kamis, Jum'at, Sabtu dan Ahad semua diubah menjadi Rebo. Yg sudah mempraktekkan Reboisasi alias Rebo oriented itu Bung Azrul Ananda. Anaknya siapa itu lho.

Komentator Spesialis

Lokasi sangat strategis antara dua benua dan dua lautan. Nggak taunya kapal pada lewat Singapura. Mana strategisnya ?

Sadewa

Perubahan Iklim cepat atau lambat akan menyebabkan kelangkaan pangan. Saran saya, KTT dilaksanakan pada saat musim panas & bulan puasa. Wajibkan semua kepala negara peserta KTT untuk berpuasa sejenak & berjemur dibawah teriknya matahari. Percuma jika membicarakan perubahan Iklim & kelangkaan pangan namun dilakukan di ruangan ber AC dengan perut kenyang.

Pryadi Satriana

Saya komen, pakai ungkapan Mas Achmad, dlm rangka "kebangsaan, nasionalisme, dan kerakyatan," pakai ungkapan Cak Nur, urun rembug utk mewujudkan "masyarakat madani", atau pakai ungkapan Megawati, untuk " Indonesia Raya". Kalau pun ada yg dipilih Abah, ga ngaruh, lha wong Abah milihnya "semena-mena," komen Mas Leong dipilih, mgkn Abah minta yg pilih penjual jamu langganan Abah, komen Anak Alay dipilih cucu Abah, yg kebetulan sama2 "Alay", komen Bung Kliwon dipilih pawang hujan langganan Abah, komen Mas Lukman dipilih tetangga Abah yang " sukak nganalisis", komen Mas Achmad dipilih tetangga Abah yang "berkiblat neo-Wahabi", komen Mbah Mars dipilih Abah krn sama2 " Mbah", sama2 NU, dan sama2 pangsiunan, komen Pak Mirza dipilih krn ilmiah, rasional, dan elegan. Ada jg komen yg dipilih krn "antagonis", tapi kata Bung Leong itu yg jadi bikin "seru", sampai " Dapurmu!" di-screenshot: itu inovasi utk memberi penekanan. Dan berhasil. Heboh. Kira-kira begitu. Salam.

Komentator Biasa

maaf sy kadang keliru sebut Mbah Mars dg Mbah Miras... ma'ap...

Mbah Mars

Jurnal komen terpilih Oktober 21 Jumlah komentar terpilih: 234. Mengalami peningkatan dari Agust: 172 dan Sept: 214. Ada dua raja di Oktober ini. Raja komen: Leong Putu. Raja pertamax: Fadil Wira. Berikut ini kolektor komen terpilihnya: 

1. Leong Putu: 18 

2. Mbah Mars dan Pryadi: 13 

3. Ahmad Zuhri: 8 

4. LBS: 7 

5. Anak Alay dan Komentator Spesialis: 6 

6. Robban Batang dan U.G Abot: 5 

7. Amat, Dedi Juliadi, Disway Reader, Sadewa, Udin Salemo: 4. 

Komen yg terpilih, seperti kata Om Leong belum tentu yg terbaik. Komen yg terpilih juga tdk ada yg memuji Abah DI. Yg pedas2 seperti komen Pak Pry justru yg mejeng. Ini seperti yg dibilang Robban Batang. Sering kali yg dipilih adalah komen reply. Jika ingin komen dipilih maka bikinlah komen yg: cerdas (kecerdasan intelektual), religius (kecerdasan spiritual), human interest (kecerdasan sosial), lucu dan berbau dikit2 “saru” (kecerdasan seksual hahahaha). Komen Disway sangat didominasi kaum laki-laki. Mungkin kaum hawa tidak nyaman dengan guyonan2 para lelaki. Rasanya seperti gadis di sarang penyamun kali ya. Apalagi sekalinya muncul digombali sama Pak Dhe Kliwon dan Om Leong. Ada surprise juga di Oktober ini. Yaitu komen terpilih berupa screenshot. Oia, spirit filantropis artikel kemarin hrs kita dukung. Setidaknya dg like dan subscribe Youtube nya Mas Tubi. Ditunggu.

Ilas 1925

KTT G20 2022 di Bali - Indonesia. semoga ke depan Indonesia juga bisa menyelenggarakan acara internasional bukan hanya di Bali. semoga juga bisa di Flores, Sumba, Sumbawa, Alor, Maluku, Papua, Kupang, Madura, Belitung, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Buton, P Buru. dan masih banyak ribuan pulau yang indah yang tersebar di Nusantara ini. supaya mereka juga merasakan dan menikmati kemajuan Indonesia tercinta ini. salam.

Heman

Abah Gapapa KTT G20 di Bali di bulan oktober-november. Sepanas-panasnya cuasa masih belum apa-apanyi dibandingkan dengan hati yang terbakar cemburu ...

Tukang Nggambar

Gmn kalo KTT G20 para hadirin diwajibkan sarungan saja, atasannya ote2 kayak busana paes ageng raja2 Mataram n Majapahit dulu. Sumpah dijamin anti gerah dan sesuai kultur lokal juga. Hahaha

Anak Alay

ohh . .. . mungkin itu mereka gèlèng² krena jas hujan pink nya transparan . .. . dan elo cumak paké jas hujan doang . .. .

Leong Putu

Saya pakai jas merek apapun gak ada yang mau noleh. Pun saya gonta ganti warnanya.... Akhirnya saya jengkel juga... Bulan Oktober yang panas panasnya kemarin itu, saya pakai yang warna pink. Banyak yang lihat sambil geleng2 kepala.... mungkin pikir mereka.... iki wong ediaaaan... gak ada hujan kok pakai jas hujan....

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda