Pasar Jajanan Tradisional Khas Jawa

Dollar Bambu, Sarana Transaksi Pasar Pundensari

Gerbang Pasar Pundensari. (FOTO: Istimewa)

COWASJP.COMPPKM mulai longgar, membuat kehidupan pun mulai menggeliat. Termasuk juga Pasar Pundensari. Pasar wisata yang hanya dibuka hari Minggu itu pun mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal. Berikut tullisan Santoso, wartawan senior di Madiun.

***

Bernuansa tradisional Jawa, unik dan menarik. Itulah Pasar Wisata Pundensari, sebuah tempat wisata kuliner di Gunungsari, Kabupaten Madiun. Pasar yang sejak Juli lalu ditutup sementara akibat PPKM, kini mulai dibuka kembali.

Dengan semakin longgarnya kegiatan masyarakat, berdampak positif bagi geliat hidup masyarakat. Euforia masyarakat setelah cukup lama terkungkung dalam pembatasan, berimbas pula dengan banyak sektor. 

Khususnya sektor ekonomi yang mulai menggeliat.
Termasuk juga Pasar Pundensari, begitu dibuka beberapa minggu lalu, langsung menjadi jujukan wisatawan lokal pecinta kuliner tradisional. Pun pedagang di pasar yang mengususkan diri sebagai pasar kuliner tradisional ini sangat merasakan dampaknya.

Pasar-Jajanan-Tradisional-Khas-Jawa-2.jpgSuasana serba tradisional di Pasar Pundensari. (FOTO: Istimewa)

Wisata kuliner tradisional, itulah yang menjadi ikon Desa Gunungsari, Kecamatan Nglames ini. Bukan hanya yang dijual saja yang tradisional, tapi tampilannya pun beraroma tradisional pula.  Bangunan lapak dari bambu beratap daun kelapa kering. Sangat harmonis dengan penjualnya yang berkebaya / berbaju lurik atau batik. Berasa sekali nuansa tempo doeloe.

Ada yang unik juga di situ. Semua transaksi dilakukan dengan Dollar Bambu, yang terbuat dari potongan bambu. Ada yang nilai nominalnya Rp 2.000 sampai Rp 20.000. Untuk itulah juga disiapkan ‘’money changer’’ atau tempat penukaran uang di situ.

Selain menjadi ciri khas yang unik, juga gampang menghitung berapa omzet masing-masing pedagang yang semuanya warga setempat. Dapat dimaklumi, keberadaan Pasar Pundensari juga sebagai upaya pemberdayaan UMKM di wilayah itu. Dengan demikian, bisa diketahui seberapa besar peningkatannya.

Daya tarik yang paling menyolok adalah ciri khasnya. Yakni hanya menyediakan kuliner tradisional. Meski juga tersedia jajanan kekinian, untuk kawula muda.
Jajanan tradisional lengkap tersedia di situ untuk memuaskan selera pecinta jajanan tradisional Nusantara. Seperti es dawet, gempol, serabi, cucur, mendut, sampai klepon pun ada. Mau sarapan pagi sego brokohan, ada di sini.

TANPA PLASTIK

Yang istimewa di pasar ini sengaja tidak menggunakan plastik sekali pakai, untuk mengedukasi masyarakat.  Ini menjadi langkah kecil untuk mengubah perilaku masyarakat yang sangat bergantung pada penggunaan plastik. 

Pasar-Jajanan-Tradisional-Khas-Jawa-3.jpgDolar Bambu ala Pasar Pundensari. (FOTO: istimewa)

Maka daun jati atau daun pisanglah yang digunakan penjual sebagai pembungkus. Sedangkan wadahnya dari batok kelapa untuk penyajian.

Lokasi Pasar Pundensari, terdapat di Jalan Golek, Gunungsari, Kecamatan Nglames, Kabupaten Madiun. Dari arah Kota Madiun hanya berjarak sekitar 6 km, arah Surabaya. Sampai di SMAN 1 Nglames masuk menuju ke arah Barat, melalui Jalan Pelem Payung.

Pasar ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Gunungsari yang dipandegani oleh Bernadi Sabit Dangin.

Pasar Pundensasi hanya dibuka setiap hari Minggu, mulai pukul 06.00 hingga pukul 10.00. Pengunjung yang datang ke sini adalah warga yang ingin berwisata di pasar dengan nuansa yang berbeda. (*)

Pewarta : Santoso
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda