Mak Inem di Simpang Mawar

Pecel tumpang Mak Inem di Kota Blitar. (Foto-Foto: Roso Daras/CoWasJP)

COWASJP.COMIlustrasi-cak-ROSO-DARAS-TIN2cr4N.jpg

JANGAN pernah ke Blitar tanpa mampir di warung pecel tumpang Mak Inem. Tidak terlalu jauh dari stasiun kota Blitar. Orang mengenalnya Simpang Mawar. Rasanya, wong sak mBlitar tahu lokasi kuliner yang yahud ini.

Menu utama kedai ini memang “nasi pecel tumpang”. Di beberapa daerah di Jawa Timur, terutama di Kediri, menu ini menjadi icon. Sajian kuliner khas. Setiap malam, area Jalan Dhoho penuh jajanan nasi pecel tumpang.

Dus, menu ini bisa jadi diklaim sebagai menu khas Kediri. Tetapi, tidak salah kalau Blitar juga memiliki menu yang sama. Selain letak Blitar dan Kediri relatif dekat, lebih dari itu, menu “sego pecel” bukan menu eksklusif. Madiun, bahkan, dalam khasanah perpecelan, lebih populer dibanding Kediri atau Blitar.

Meski begitu, sama-sama pecel, taste-nya bisa berbeda. Ragam sayuran juga aneka-rupa. Tekstur dan cita-rasa sambal-nya pun berbeda pula. Karena indra pencicip bernama lidah bersifat universal, maka secara objektif dia bisa saja memberi apresiasi yang sama terhadap aneka jenis pecel dan bumbunya. Pecel Madiun enak, pecel Kediri enak, pecel Blitar enak. Sama-sama enak, dalam balutan rasa yang berbeda.

PECEL-TUMPANG-17U9uS.jpg

Nah, ihwal kata “tumpang” dalam nasi pecel Blitar, memang menjadi unsur pembeda. Di atas nasi putih pulen, diletakkanlah sayur-sayuran khas seperti tauge, daun bayam, kol, labu siam, dan lain-lain (masing-masing daerah punya kekhasan tersendiri). Di atas sayur-sayuran itu kemudian disiram bumbu pecel. Konon, tingkat kelezatan bumbu pecel, sangat dipengaruhi oleh bahan dasar kacang tanahnya. Semakin berkualitas kacang tanah yang digunakan, semakin leker saja rasanya.

Nah, di sisi bagian yang lain dari nasi berbalut pecel itulah dituang atau disiramkan sayur tumpang.“Penumpang” ini, sangat khas dengan sengatan aroma tempe bosok, atau tempe semangit. Kuah bersantan dengan parutan kelapa, adalah tempat “berenang” tempe-tempe bosok tadi, yang kemudian membaru menjadi satu cita rasa yang sangat-sangat ngangenin.

PECEL-TUMPANG-2rHUd3.jpg

Sajian Mak Inem, benar-benar laksana magnet yang mampu menarik langkah kaki untuk tidak berhenti di restoran hotel, tempat breakfast disediakan. Free, pula. Lidah puasa kuasa. Dia bisa spontan memutuskan untuk ngeloyor ke kedai Mak Inem... lagi. 

Jika kemarin pagi, sajian nasi pecel tumpang yang menjadi modal stamina pagi hari, kali ini sayur tumpanglah yang menjadi primadona, tanpa pecel. Ya, nasi putih lauk sayur tumpang. Gorengan ati-ampela ayam sangat padu dengan kuah santan dan tempe semangit yang lezat.

Berapa harga per porsi? Sudahlah. Tidak baik menyebut angka untuk sebuah cita rasa yang luar biasa. Pergi saja ke sana. ***

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda