Wawancara CowasJP.com dengan Konglemerat Rudy J Pesik

Lima Resep Menembus Pasar Global

Penulis (kanan) saat wawancara dengan Konglemerat Rudy J Pesik (tengah). (Foto: Joko Intarto/CoWasJP.Com)

COWASJP.COM – ockquote>

Oleh: JOKO INTARTO

---------------------------------------------------

Konsultan dan Praktisi Bisnis Media

SIAPA tidak kenal Rudy J Pesik (RJP)? Pria yang masih energik pada usia senja itu adalah salah satu konglomerat Indonesia pemilik 104 perusahaan. Selama 4 jam, kemarin, Selasa 7 Maret 2016, pemilik jaringan coffee shop terbesar di dunia dengan 4.000  outlet Kopi Kamu itu meluangkan waktu menerima Joko Intarto (JTO) dari CowasJP.com Jakarta. Berikut petikan wawancaranya.

JTO: Selamat siang Pak Rudy…. Apa kabar? Tampaknya Anda hari ini senang betul?

RJP: Hallo selamat siang… Yah, seperti yang Anda lihat. Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk menikmati kesenangan bersama Anda dan kawan-kawan.

JTO: Bagaimana bisnis Anda sekarang?

RJP: Bisnis saya berkembang seperti yang diharapkan. Semua berjalan baik. Jaringan Kopi Kamu semakin berkembang. Doakan saja, Kopi Kamu tahun ini genap mencapai 5.000 outlet.

JTO: Di mana saja itu?

RJP: Di dalam dan luar negeri. Tersebar di 31 negara.

JTO: Namanya di luar negeri juga Kopi Kamu?

RJP: Ya. Saya cinta Indonesia. Saya tahu kopi terbaik di dunia adalah kopi Indonesia. Karena itu, saya pakai brand Kopi Kamu yang asli Indonesia agar masyarakat dunia paham bahwa kopi terenak yang dia minum di gerai Kopi Kamu di mana pun itu, adalah kopi Indonesia.

titip-FT-BXOvoi.jpg

Foto: Joko Intarto/CoWasJP.Com

JTO: Tidak banyak pengusaha yang berhasil mengembangkan produk lokal di pasar internasional. Apa resep Anda sehingga berhasil menembus pasar internasional yang begitu ketat standarnya?

RJP: Saya beberkan saja beberapa resep yang perlu dimiliki para pengusaha, khususnya generasi muda yang sedang membangun jiwa entrepreneur.

Pertama,  kuasai tiga bahasa utama di pasar internasional, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Arab. Logikanya sederhana. Anda mau jualan di pasar internasional. Pasar yang besar itu menggunakan bahasa yang berbeda. Mereka tidak menggunakan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Inggris, Mandarin dan Arab. Kalau tidak menguasai tiga-tiganya, pilih salah satu. Dari penguasaan bahasa itulah, Anda bisa focus ke pasar ekspor.

Kedua, pelajari budaya pasar internasional. Misalnya, pasar batik di Jepang dan Eropa itu beda dengan Amerika Latin. Di Jepang dan Eropa, batik yang warnanya ‘’ngejreng’’ itu tidak disukai. Mereka menilai desain warna yang ‘’ngejreng’’ itu identik dengan karya seni murahan. Tetapi pasar di Amerika Latin justru sebaliknya. Mereka malah menyenangai desain baju dengan warna-warni yang mencolok dan cenderung norak.

Ketiga, belajar memahami isu global. Sekarang ini kita masuk ke era masyarakat ekonomi Asean atau MEA.

Ada yang tidak setuju. Ada yang menolak.

Nah, kalau mau jadi entrepreneur saya menyarankan agar Anda tidak membuang banyak energi untuk berdebat penting atau tidaknya kita masuk MEA. Lebih baik kita bersikap positif. Oh, kita sekarang masuk MEA. Kalau pasar domestik kita punya 250 juta jiwa, pasar MEA membuat market kita berkembang hingga 560 juta orang. Ini peluang.

titi-foto-Cvs13H.jpg

Foto: Joko Intarto/CoWasJP.Com

Bagaimana memasarkan produk ke 560 juta orang itu? Kemampuan kita menguasai bahasa dan budaya masyarakat internasional yang akan menjadi pasar kita sangat menentukan.

Keempat, jaga kualitas produk. Kita ini sering dibuat susah oleh kita sendiri yang tidak konsisten menjaga kualitas. Produk yang bagus tidak diproduksi dengan standar yang baik. Akhirnya banyak komplain. Contohnya adalah kopi Indonesia.

Kita tahu, kopi Indonesia adalah kopi terbaik di dunia. Tetapi sekarang ini banyak orang mempertanyakan standar kualitas kopi kita, karena ulah beberapa orang yang tidak mau menjaga kualitas kopi dengan standar produksi yang baik. Ini bisa merusak dan menurunkan daya saing kopi asli Indonesia.

Kelima, lindungi potensi asli yang bisa menghasulkan produk lokal yang unik. Contohnya luwak. Saat ini, saya dengar ada beberapa pihak yang mengekspor binatang luwak ke negara tetangga seperti Malaysia, Filipinia dan Tailand.  Ini bahaya. Mereka sebentar lagi akan punya banyak luwak. Dengan standar produksi kopi yang terjaga di sana, Indonesia beberapa tahun lagi bisa kalah dengan kopi luwak negara tetangga.

JTO: Anda masih punya optimisme bahwa pengusaha kita bisa bersang di era MEA?

RJP: Indonesia punya resource lebih banyak dari negara Asean mana pun. Persoalannya, kita harus berubah cara berpikir. Bagaimanaj dengan Anda? Sudahkah Anda berubah? ***

Baca dan Simak Berita-berita lainnya di CoWasJP.Com. Klik Di Sini

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda