Bisnis Media Digital

Ayo Kuliah dengan Aplikasi ‘’Mbah Surip’’

Tampilan aplikasi Mobile Class Room di android atau HP. (Foto: CowasJP.com)

COWASJP.COM – ockquote>

JOKO INTARTO

Konsultan dan Praktisi Bisnis Media

Menjadi peserta seminar jarak jauh melalui media online sekarang sedang menjadi tren di kalangan eksekutif muda Ibukota. Seminar jarak jauh itu diikuti dengan menjadi member pengelola program yang memanfaatkan aplikasi ‘’webinar’’ atau ‘’web for seminar’’.

Biayanya tidak bisa dibilang murah. Antara Rp 600 ribu hingga Rp 2 juta per sesi. Bergantung siapa pembicaranya dan apa topiknya. 

Seminar dengan pembicara dari luar negeri umumnya lebih mahal. Harganya Dolar, dibayar Rupiah!

Webinar menjadi solusi bagi siapa saja yang ingin menambah pengetahuan, namun berada di lokasi yang jauh dari tempat pelaksanaan seminar atau kuliah. 

Misalnya, domisilinya di Jakarta. Sementara lokasi kuliah fisiknya di London, atau di Tokyo.

Tidak perlu jauh-jauh. Seseorang yang tinggal di Jogja atau Surabaya pun merasa kejauhan bila harus mengikuti seminar di Jakarta atau Bandung.

Bukan soal biayanya. Bukan soal waktunya. Tetapi sering kali mereka dihadapkan pada pekerjaan rutin yang sulit ditinggal atau ditangguhkan.

Penyelenggara seperti lembaga pendidikan pun mengalami kesulitan untuk ‘’mendatangi’’ peminat studi yang tinggal di kota lain. Ingin tapi sulit. Sulit tapi ingin.

Berangkat dari kondisi itulah, saya menginisiasi pengembangan teknologi video live streaming yang selama ini digunakan sebagai mesin TV streaming menjadi sarana pendidikan jarak jauh. Tentu saja mesin itu harus ditambah beberapa fitur baru.

Bila untuk menonton TV streaming awalnya tidak perlu mendaftar, nanti harus registrasi lebih dahulu. 

Dengan engine registrasi itu, TV streaming bisa dikembangkan menjadi TV yang gratisan atau TV berbayar. Bisa juga menjadi TV yang bersifat public atau private.

Karena dalam proses seminar harus ada interaksi antara peserta dan pembicara, mesin TV streaming pun ditambah dengan aplikasi ‘’chatting’’.

Peserta nantinya bisa bertanya kepada pembicara dengan mengirim pertanyaan tertulis kepada pembicara. Selanjutnya pembicara bisa menjawab secara tertulis atau menjawab secara langsung.

Saya menyebut aplikasi TV streaming yang dibangun Joint Stream Technology, divisi teknologi PT Jagat Pariwara Media Citra, dengan istilah ‘’Mbah Surip Mobile App’’. Tapi tim developer saya lebih suka dengan nama ‘’Mobile Class Room’’.

Terdengar lebih keren dan modern. Tapi artinya sama saja. Kelas yang bisa digendong kemana-mana. Sebab yang menjadi kelas adalah layar telepon pintar atau tablet PC.

Sebelumnya, aplikasi ‘’Mbah Surip’’ itu menggunakan konsep ‘’video chatting’’. Peserta dan pembicara bisa saling berkomunikasi secara audio visual. Tetapi karena kualitas bandwidth internet yang kurang stabil, ‘’video chatting’’  itu menjadi kurang lancar.

Dalam beberapa kali ujicoba, responden lebih banyak mengeluh. Harap maklum, dalam soal bandwidth internet, operator sangat memanjakan penonton video tetapi menomorduakan pengirim video. Download-nya ‘’jos’’, tapi upload-nya ‘’ngos’’.

Atas saran mereka, aplikasi ‘’Mbah Surip’’ itu diubah dari ‘’video chatting’’ menjadi ‘’text chatting’’. Responden menilai tidak masalah wajahnya tidak nongol di layar.  Toh mereka lebih butuh bisa mengikuti materi yang disampaikan pembicara secara audio visual. Mereka merasa tidak ada masalah kalau wajahnya tidak dikenali pembicara.

Sudah cukup? Ternyata belum. Sebab, ada kalanya pada saat dosen menyampaikan kuliah secara live, peserta yang sudah membeli voucher tidak mengikuti. Bisa karena sakit, lupa, ketiduran atau karena pekerjaannya belum bisa ditinggal.

Agar ‘’mahasiswa’’ itu tetap bisa mengikuti materi kuliah yang sudah lewat itu, aplikasi ‘’Mbah Surip’’ dilengkapi dengan fitur ‘’video on demand’’. Fitur ini memberi kebebasan kepada peserta untuk memilih file video mana saja yang ingin diputar ulang kapan saja.

Setiap siaran langsung kuliah atau seminar akan direkam secara otomatis menggunakan aplikasi ‘’live video recorder’’. Begitu kuliah selesai, saat itu pula file rekaman sudah jadi.  Selanjutnya, tugas admin untuk mengunggahnya ke ‘’video gallery’’. Peserta tinggal pilih file yang diinginkan. Mirip menonton Youtube.

Kelak kalau aplikasi ‘’Mbah Surip’’ ini selesai, tentu akan terbuka peluang bisnis baru. Misalnya, menyewakan aplikasi ‘’Mbah Surip’’ berikut menjual vouchernya untuk berbagai keperluan komunikasi jarak jauh.

Semua solusi komunikasi jarak jauh itu menggunakan mesin yang sama yang bisa bersiaran langsung, bisa menampilkan bahan presentasi dari power point, bisa chatting dan bisa menampilkan galeri video rekaman.

Kalau dulu orang harus datang ke warnet untuk membuka dan mengirim email, nanti orang hanya perlu membeli password kepada Anda untuk membuat perkuliahan jarak jauh, seminar jarak jauh, kursus jarak jauh dan rapat kerja jarak jauh.

Anda tidak perlu membuat studio. Sebab, penyewa jasa siaran langsung menggunakan smart phone atau tabletnya sendiri yang ‘’digendong’’ kemana-mana seperti lagu Mbah Surip. (wan)

Tulisan lain soal media digital: Annual Report Audio Visual

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda