Seduluran Yang Sejati

Penulis pakai kopiah (duduk) dan Mas Tikno (berdiri) pencipta istilah CoWas (Konco Lawas). (Foto: CoWasJP.Com)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Sudirman

--------------------------

TAK terasa wadah seduluran Konco Lawas Jawa Pos (CoWas JP) sudah berusia enam bulan lebih. Dalam waktu yang singkat ini banyak manfaat yang saya unduh. Karena itulah, saya mencoba membuat catatan ringan untuk disimak kembali, agar perkembangan CowasJP bisa lebih mantab dan seduluran kita menuju “Seduluran Yang Sejati”. 

CoWasJP Reuni perdana diadakan tanggal 19 Agustus 2015 di RM Mahameru, Jalan Diponegoro, Surabaya. Mantan  pensiunan Jawa Pos yang hadir cukup banyak. Mulai dari jajaran redaksi, pemasaran, percetakan, wartawan dari daerah juga hadir. Rasa Guyub Rukunnya kelihatan. Hampir satu per satu para pensiunan non PNS ini saling menceritakan pengalamannya. Walhasil, malam itu juga terpilih Bapak Arif Afandi, mantan Pemred Jawa Pos dan wakil Walikota Surabaya menjadii Ketua. Pilihan secara spontan ini tepat sekali. Sebab, beliau pernah menjadi pejabat publik di kota Metropolis ini.

Pak Arif memang orangnya kreatif. Pada waktu pertemuan di rumah Pak Koesnan Soekandar (Sang Hendral) beliau membuat semboyan  untuk CoWasJP. ’’Seduluran Sampek Matek." Semboyan bahasa Jawa yang disampaikan Pak Arif Ini memang cespleng. Ibaratnya seperti minum secangkir kopi panas produksi CowasJP di Warkop Tropin 44 milik Pak Suhu. Hehehe.

titip-yo-cak-amunPbCQ.jpg

Abdul Muis sudah menjadi MC sejak reuni perdana CoWas JP 19 Agustus 2015 di RM Mahameru, Surabaya. (Foto: CoWasJP.Com)

Sampai catatan ini saya tulis  CoWasJP sudah berusia enam bulan lebih.  Saya kalau membuka WA (WhatsApp) setiap saat personil CoWasJP selalu japri satu sama lain. Ada yang japri soal guyonan sampai ke bisnis. CowasJP belum setahun perkembangannya luar biasa. Luar biasa! 

Bulan lalu sudah punya media On Line CowasJP.com. Para mantan wartawan yang tergabung dalam paguyuban ini saling berlomba menulis artikel baik di kanal hukum, sosial, kuliner dll. Karya tulis mereka bagus dan mantaab lho. Bahkan ada semboyan lagi bagi penulis cowasjp.com yaitu : ’’Nulis Sampek Tuek’’. Mereka yang mengenal cowasjp.com akan rugi kalau ada waktu tidak membuka media online ini. 

”Teman-teman yang tergabung dalam Cowas tercatat 101 personil” kata Om Thomas, sang admin.

CoWasJP yang kian berkibar ini,  kithohnya hanya mencari Seduluran yang sejati. Tidak ada motif lain. Siapa saja mantan karyawan Jawa Pos dipersilakan bergabung dalam paguyuban ini. 

Nah, bagi mereka yang masih aktif bekerja tidak usah risau  terbentuknya CowasJP. Bener nih. Orang-orang tua yang bergabung di wadah ini hanya mencari dan menjalin persaudaraan.  Selain itu, orang-orang tua di paguyuban hanya mencari wadah sebagai sarana komunikasi/silahturahmi antarteman yang sudah lama tidak “Berjumpo” kata orang  seberang sana.

paket-ketua-arif-afandiwzjX.jpg

Cak Arif Afandi (berdiri) terpilih sebagai Ketua CoWas pertama secara aklamasi. (Foto: CoWasJP.Com)

Alhamdulillah, teman-teman yang sudah purna tugas kini banyak mempunyai kesibukan baru. Ada yang memilih jadi MC (Momong Cucu), bisnis jahe, buka kuliner,  warkop, bisnis minuman berenergi, lTV streaming dll. Saya bangga dengan teman-teman yang makin tua makin maju.  

Bagaikan pepatah mengatakan: “Buah Keladi Makin Tua Makin Jadi’’.   

Sabagai catatan pribadi, saya sewaktu masih bekerja pernah bergabung dengan paguyuban Organisasi Radio Amatir (Orari) Surabaya memakai identitas  YD3 HWF. Saya hampir tiap malam cuap-cuap dengan beberapa personil Orari melalui Frekuensi 668. Sejak menjadi personial radio amatir, saya banyak mempunyai teman. Tiap malam ngobrol ke sana kemari. Satu teman menyalami, teman lain juga menyusul secara bergantian. Dalam obrolan di udara sesama personil saling curhat mengenai berbagai masalah.

Setiap tiga bulan sekali mengadakan acara “Temu Darat”. Ya, kalau di CoWas JP mungkin  pakai istilah Reuni. Menariknya, di paguyuban Orari rasa  peduli sesama personil sangat tinggi. Misalnya, bila malam hari lagi On Air, ada teman yang kesulitan, sakit, kerusakan kendaran di jalan salah satu personil pasti datang memberikan pertolongan. Meski saya sudah lama meninggalkan Orari, persaudaraan masih tetap melekat. Saling silaturahmi masih berjalan sampai sekarang.

cowas-1YUv70.jpg

Foto dan ilustrasi: CoWasJP.com

Tahun 1986 saya bersama sedulurku tercinta Sulaiman Ros (wartawan olahraga di Jakarta) meliput Asian Games, di Seoul, Korea Selatan. Selama saya berada di negeri Ginseng, personil Orari wilayah Tandes ikut membantu mengawasi keluarga di rumah. Bahkan ketika anak saya sakit tidak perlu repot-repot. Mereka saling berebut untuk mengantarkan anak saya ke rumah sakit, tanpa ada pamrih. Seduluran Yang Sejati ini terjalin sampai sekarang. 

Semoga personil CoWasJP menjalin Seduluran Yang Sejati sampai Matek. ***

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda